2.16 Heart and Mind

529 99 18
                                    

Hyunjin membuka pintu rumahnya dan mendapati Jennie di sana. Bukan itu kejutan besarnya. Mata Hyunjin terbuka agak tak percaya dapat melihat kembali wajah Jisoo. Jisoo berdiri tegak di samping Jennie, kakinya menempel di tanah, dan Hyunjin dapat memegangnya.

"Apa kau sungguh Jisoo?"

Senyum Jisoo merekah tulus bersama dengan anggukan pelannya. Menerima pelukan Hyunjin dengan hati lebih lapang. Tidak tahu mengapa hatinya bisa selapang ini, tapi Hyunjin kelihatannya sangat menyayanginya.

Pelukan Hyunjin terlepas, beralih menatap Jennie dengan siratan makna tatapan bangga. Hyunjin memegang pipi Jennie lembut. "Terima kasih, Jennie-ya. Kau sudah menemukan Jisoo. Kalian berdua... memang ditakdirkan bersama."

Jennie hanya mampu tersenyum. Di balik senyum itu tersimpan artian kekecewaan yang dalam. Jennie tahu kedekatan antara dirinya dan Jisoo bukanlah kepalsuan. Namun, sangat disayangkan ternyata nama hubungan mereka yang palsu. Padahal Jennie sangat bersyukur bisa kembar dengan Jisoo.

"Ayo masuk. Sudah sangat lama sejak terakhir kali kalian datang ke sini."

Mansion ini, tentu saja lebih besar dari mansion Hwang. Hyunjin sebagai putri pertama sudah pasti mendapat tanggung jawab lebih besar. Apalagi perilakunya tidak pernah menyimpang.

"Jadi, apa yang membawa kalian kemari? Jisoo sudah ditemukan. Bukankah itu seharusnya menjadi berita besar?"

Hyunjin belum tahu ada drama sedikit besar hingga akhirnya Jennie bisa yakin siapa orang yang duduk di sampingnya kini. Meski terkesan Jisoo yang memang sengaja menciptakan drama itu.

"Apa tidak ada hal yang ingin Imo sampaikan pada kami berdua? Pernikahan Seo young eomma dan Jeewon appa itu tidak seharusnya terlaksana, kan?"

"Apa maksudmu, Jisoo?" Reaksi pertama Hyunjin tentu terkejut. Lalu dilanjut dengan menyangkal selama itu memungkinkan. Sebab meski itu benar adanya, tidak seharusnya Jisoo mengetahuinya.

"Imo, usia kami hampir dua puluh lima tahun. Bukankah kebenaran itu sudah terlalu lama dipendam?" Jennie turut bersuara. Betapa sempurnanya kerja sama keluarga mereka. Bahkan Hyunjin masih pura-pura tak mengerti tentang maksud Jisoo.

Hyunjin bimbang bagaimana cara tepat untuk mengatakannya. Dia takut Jisoo dan Jennie terlalu terguncang. Tanpa tahu guncangan besar itu sudah mereka berdua lewati sebelum datang ke sini.

"Entah bagaimana cara kalian mengetahuinya. Tapi... Jeewon bukanlah ayah kandung kalian berdua. Hanya keluarga inti yang mengetahuinya, bahkan Dara tidak tau mengenai hal ini."

"Imo, apa hidup kami seperti lelucon bagi kalian para orang tua? Apa-apaan semua ini? Apa sedikit saja kalian tidak pernah berpikir tentang kami?"

"Jennie-ya..." Jisoo mengusap-usap tangan Jennie supaya bertindak lebih tenang. Jisoo memahami, kemarahan Jennie itu wajar. Hidup mereka telah dipermainkan. Sudah sewajarnya mereka merasa marah.

"Imo, apa di antara keluarga Seo tidak ada yang sadar bahwa salah satu bayi kembar Seo young eomma telah ditukar?"

"Jisoo-ya, jangan mengada-ada hal yang tidak ada. Apa maksud perkataanmu? Siapa yang ditukar? Kau dan Jennie adalah anak kembar yang dilahirkan Seo young."

"Berarti Imo memang benar tidak tau. Bagaimana kalau ternyata aku dan Jennie tidak pernah kembar? Bagaimana kalau aku punya kembaran lain yang memiliki wajah persis denganku?"

Hyunjin tahu Jisoo baru beberapa bulan lalu mengalami kecelakaan. Meski kecelakaan itu melukai kepala Jisoo pun, seharusnya cedera itu tidak menjadi penyebab Jisoo mengucapkan hal tak masuk akal ini.

Twins 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang