2.9 Meet

978 143 50
                                    

Jennie memperbaiki alur nafasnya. Membenahi juga air mukanya supaya terlihat biasa. Jennie tidak mau lagi bersikap terlalu berlebihan. Mungkin itu justru akan membuat Jisoon jengkel padanya.

Jennie memencet bel apartemen milik Jisoo, yang kini berpindah tangan pada Jisoon. Jisoon sendiri yang ingin bertemu Jennie. Jennie harus siap atas apa pun yang akan Jisoon katakan nanti.

Apa pun pernyataan Jisoon sebentar lagi, Jennie akan menerima itu sebagai kebenaran asli. Jika Jisoon sekali lagi mengatakan kalau dirinya memang Ki Jisoon, Jennie akan berhenti mengganggunya dan tidak akan penasaran lagi tentangnya. Jennie akan menerima Jisoon sebagai seseorang yang kebetulan memiliki wajah sama dengan kembarannya.

Jennie melihat pintu itu terbuka. Menampakkan wajah yang selalu dia rindukan. Tidak peduli sekuat apa Jennie berusaha menampik, Jennie tetap berharap gadis itu akan mengatakan bahwa dia adalah Jisoo. Harapan itu sungguh menjulang tinggi di hati Jennie.

"Masuklah, kita bicara di dalam."

Pandangan penuh kesenduan Jennie memudar. Ucapan dingin Jisoo menyadarkan Jennie kembali. Jennie harus membuka mata lebar-lebar. Mengutamakan akal daripada perasaan yang munasabah membutakan.

Jennie memasuki apartemen itu. Menatap sekeliling dengan pikirannya dipenuhi memori bersama kakaknya dulu di sini. Memang tidak ada yang berubah, kecuali bau harum ruangan ini. Jisoo yang Jennie kenal, suka Strawberry. Kini bau pengharum ruangan itu sudah terganti. Mungkin sudah cukup jelas, memang bukan Jisoo gadis ini.

"Duduklah."

Jennie duduk di sofa. Netranya mengikuti langkah Jisoo yang menaiki tangga menuju tempat tidur. Jennie tidak tahu gadis itu mau apa. Jennie juga tidak berminat bertanya. Kehadiran Jennie di sini penuh penantian, menunggu gadis itu mengatakan 'Aku Jisoo, maaf berbohong padamu'. Merasakan suasana saat ini, Jennie pikir itu sedikit tidak mungkin.

Jisoo kembali ke hadapan Jennie. Mengoperkan sebuah buku ke tangan Jennie. Meski bimbang, Jennie tetap menerimanya. Dalam diam Jennie menatap wajah Jisoo. Tidak ingin membuka kata sebelum mendengar penjelasan darinya.

"Itu buku harian Jisoo. Aku memasuki apartemen ini demi mendapatkannya. Aku harus membacanya demi mengetahui siapa diriku. Dan ini..." Jisoo menyerahkan sebuah map cokelat pada Jennie. "Hasil CT-scan kepalaku. Aku mengalami amnesia retrograde. Itu sebabnya aku harus membaca buku harian itu."

Pikiran Jennie sedikit limbung. "Bisa kau jelaskan lebih jelas? Apa yang sedang kita bicarakan?"

"Aku sendiri bingung siapa diriku. Sebuah keluarga menolongku dari kecelakaan itu. Mereka mengatakan bahwa aku putri mereka. Mereka memang punya seorang putri yang memiliki wajah persis denganku. Namanya Ki Jisoon. Tapi bukan karena itu mereka menganggapku putri mereka. Aku mungkin bukan Ki Jisoon, tapi aku tetap putri mereka."

Banyak tanda tanya menusuk pikiran Jennie dari berbagai sisi. Tanpa basa-basi. Orang ini langsung menimpakan begitu banyak informasi, tapi masih terasa ambigu bagi Jennie.

"Jadi, kau ini siapa? Ki Jisoon atau Hwang Jisoo? Sebelumnya kau begitu ngotot kalau kau Ki Jisoon. Sekarang kau mulai membual tentang lupa ingatan, kecelakaan, dan keluargamu di depanku. Sebenarnya apa maumu?"

"Kau tau? Ini juga sulit bagiku, bahkan lebih sulit bagiku. Aku tidak punya bukti kalau aku Hwang Jisoo. Aku juga tidak yakin kalau aku Ki Jisoon. Sejak aku terbangun, ibunya Jisoon memanggilku Jisoon. Sedangkan ayahnya mengatakan hal berlawanan. Ki Tae-yong mengatakan kalau aku Hwang Jisoo."

Senyum Jennie bergetar merasa getir. "Apa kau sedang bermain-main dengan perasaanku? Sekarang kau terdengar sangat ingin diakui sebagai Hwang Jisoo. Karena kau sudah melihat kemewahan rumahku? Kau ingin memanfaatkan wajahmu yang mirip kakakku untuk mendapatkan kemewahan itu?"

Twins 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang