2.26 Unbearable

471 86 11
                                    

Chaeyoung dan Lisa sampai di Pusat Medis Kwangju. Tebakan mereka sangat besar meyakini Jennie sudah ada di dalam, bersama Jisoo asli yang akhirnya Jennie temukan.

Mereka menuju meja resepsionis. Dengan sedikit rasa was-was karena mereka pun sangat ingin segera bertemu Jisoo. Mengapa Jennie menyimpulkan semua ini sendirian? Seharusnya Jennie mengatakannya terus terang, sehingga mereka bisa bersama-sama bertemu kakak mereka. Jennie justru mengajak mereka main tebak-tebakan.

Tanpa mereka tahu, Jennie tidak berniat melakukan itu. Jennie memberikan obat itu supaya Chaeyoung dan Lisa tahu alasan Jennie tidak ingin bukti-bukti itu ditunjukkan, karena yang bersama mereka itu bukan Jisoo. Juga untuk berjaga-jaga, karena Jennie pun mengira Jisoo sedang berada di Pusat Medis Kwangju.

"Permisi, pasien bernama Hwang Jisoo, ada di ruangan mana?" tanya Lisa dengan tempo cepat.

Resepsionis itu sedang mengeceknya. Tangan Lisa bergerak menggenggam lebih erat tangan Chaeyoung.

"Kenapa?"

Lisa tersenyum begitu lebar. "Aku tidak sabar bertemu Jisoo unnie. Saat Jisoo unnie kembali, semua pasti akan kembali normal."

Chaeyoung setuju. Saat Jisoo kembali, mereka bisa mengungkap bahwa Jisoon hanya penipu yang ingin mengelabuhi mereka. Jennie juga pasti tidak akan pernah menghilangkan senyumnya.

Lisa sampai melupakan kata-katanya sendiri, bahwa ketika sesuatu terlalu indah untuk mungkin terjadi, mungkin itu memang tidak mungkin.

"Maaf, tidak ada pasien dengan nama Hwang Jisoo di sini."

Senyum di wajah Chaeyoung dan Lisa berubah menjadi kebimbangan. Chaeyoung segera ingat, mungkin mereka salah menyebutkan nama.

"Maksud kami Ki Jisoo. D-dia mengalami kecelakaan sekitar enam bulan lalu."

Resepsionis itu kembali mengeceknya. Chaeyoung menatap Lisa berusaha meyakinkan.

"Tidak ada."

Sepertinya ada yang salah. Tidak mungkin Jisoo tidak ada di sini. Setidaknya seharusnya mereka mendapatkan satu petunjuk tentang obat yang Jennie berikan.

"K-kalau Ki Jisoon?"

Sekarang ganti resepsionis itu yang menatap mereka agak terkejut. Chaeyoung dan Lisa jadi curiga ketika resepsionis itu membelakangi mereka untuk menghubungi seseorang.

Mereka ingin segera pergi, merasakan aura berbeda. Namun, urung karena resepsionis itu telah menyelesaikan panggilannya dan kembali menghadap mereka.

"Silahkan menunggu di kursi tunggu."

Chaeyoung dan Lisa menunggu beberapa saat di kursi tunggu sesuai permintaan resepsionis. Hingga seseorang yang mereka kenal mendekat.

Yoo-jin menangkap sesuatu yang aneh. Chaeyoung dan Lisa ada di sini tanpa Jisoon dan Jennie. Jisoon juga tidak memberi kabar apa pun tentang hasil sidangnya, dan seharusnya sekarang Jennie, Chaeyoung, dan Lisa sudah tahu bahwa Jisoo sudah meninggal. Sebab sesuai perkataan Jisoon malam itu, mereka akan mengadakan piknik di taman belakang yang artinya Jisoon akan menunjukkan langsung makam Jisoo.

"Ahjumma bekerja di sini?"

Yoo-jin segera mengendalikan pikirannya supaya fokus hanya pada keadaan saat ini. Dia tersenyum lembut seperti biasanya. "Bisa dibilang begitu. Ini rumah sakit ayahku."

"Woahh, sungguh tidak terduga." Chaeyoung sungguh kagum dan tidak menyangka.

Lisa menyenggol siku Chaeyoung agar ingat tujuan mereka datang kemari. Alih-alih ikut merasa kagum, Lisa justru curiga. Bukankah artinya justru semakin mudah memalsukan surat-suratnya? Yoo-jin pun pernah mengatakan bahwa keluarganya bukanlah keluarga yang terlalu baik.

Twins 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang