BAB 10

90 7 61
                                        

Drttttt!!! Drtt!! Drttt!! Drrtt!!

Ponsel seorang gadis bergetar, gadis itu melihat sebuah nama yang tertera di layar ponselnya 'Varo' ia menghela nafasnya berat. Akhir - akhir ini entah mengapa ia merasa hubungannya dengan Varo semakin tidak ada arah. Bukan Varo yang bermasalah, tentu saja Varo menunjukkan sikap bagaimana laki - laki itu sangat mencintainya, perhatian padanya, selalu menghubunginya. Tapi disini yang salah adalah dirinya. Ia merasa semakin lama ia menjalani semakin menganggap Varo bukanlah laki - laki yang ia cari. Laki - laki itu terlalu santai dalam hidupnya, yang ia tahu hanyalah motor dan balapan tanpa memiliki sebuah prinsip dalam hidup dimasa depan.

Ia akui Varo merupakan laki - laki possessive, yang begitu memperhatikan setiap detail mengenai hubungannya seperti hal - hal sederhana. Laki - laki itu ingat tanggal - tanggal penting untuk mereka, kebiasaan gadis itu, apa yang disuka mau pun tidak disuka. Perhatian? Tentu saja, karena yang laki - laki itu fikirkan hanya tentang hubungan mereka dan apa yang ia sukai, ya balapan. Bagaiamana dengan kuliahnya? Ya, bahkan ia sudah banyak di tinggalkan lulus terlebih dahulu oleh teman - teman seangkatannya.

Namun nama Varo tiba - tiba terhapus begitu saja ketika laki - laki bernama Chandra masuk dalam kehidupannya. Awalnya ia hanya iseng menerima Chandra yang katanya playboy, ia sudah tahu Chandra terkenal dengan track recordnya selama dekat dengan perempuan, banyak gadis sakit hati karenanya, maka dari itu ia menerima hanya karena ingin memberi pelajaran pada laki - laki bernama Chandra itu bahwa tidak semua gadis akan berhasil ia sakiti. Toh ia tidak akan menyukai Chandra karena ada Varo yang selalu ada bersamanya.

Tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya, bahkan laki - laki yang bernama Chandra itu kini perlahan - lahan menghapus nama Varo dalam hatinya. Chandra adalah laki - laki baik, berprinsip, laki - laki yang memiliki humor tinggi yang membuatnya bisa tertawa hanya karena hal - hal kecil. Chandra membuatnya nyaman.

'Sorry .. Varo.. '

Sashilla mendiamkan ponselnya hingga getaran itu selesai. Gadis itu dengan laki - laki bernama Varo sedang tidak baik - baik saja. Selama dua minggu belakangan ini, fikirannya menjadi kacau karena Chandra membuatnya semakin menarik diri untuk menjauh. Hal itu berdampak pada Varo, laki - laki itu tentu saja bertanya - tanya, yang membuat beberapa kali mereka harus beradu argumen dan ribut, seperti sekarang.

Sashilla merasa tenggorokannya kering, ia bergegas untuk menuju dapur di lantai bawah mengambil beberapa minum berukuran besar untuk stok di kamarnya.

PRANGGGG!!!!!

Gadis itu memejamkan mata ketika telinganya mendengar suara pecahan yang sepertinya bukan berasal dari piring atau perabot pecah belah sejenisnya. Salah satu guji keramik milik mamanya kini pecah menjadi beberapa bagian karena satu pukulan menggunakan tongkat baseball. Dari atas Sashilla sempat melihat semuanya.

Mereka ribut lagi?

Padahal sebelumnya tidak terdengar keributan, tapi mengapa tiba - tiba papanya memecahkan guci?

"kamu apaan sihh?!!! Baru dateng udah ngamuk??!!!!" Tanya mamanya sambil mematikan TV, sepertinya mamanya yang tengah menonton Tv juga terkejut karena hal itu

"INI MAKSUNYA APA????!!!!" Papanya melemparkan sebuah map berwarna coklat bertali pada istrinya

"Ya menurut kamu?, bisa baca kan??"

"INI MAU KAMU??!!!!!"

"ya"

BUGH !!!

PRANGGG!!!!!

Papanya kembali mengambil tongkat baseball namun kini tidak guci keramik yang menjadi sasaran namun TV berlayar besar itu, yang sebelumnya di gunakan mamanya untuk menonton TV

ELEVEN (FIVE AND SIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang