Hembusan angin itu terasa begitu dingin ketika menyapu permukaan kulitnya. Di tambah dengan matahari yang semakin tidak terlihat sinar karena di tutupi oleh awan gelap. Sebentar lagi hujan, suhu akan semakin rendah. Walaupun cuaca begitu kelam, hal itu tidak sampai memudarkan pemandangan disana, Danau itu masih terlihat indah.
Ya Chandra mengajak Evallyn pergi ke salah satu danau yang ada di bandung, danau itu terlihat begitu asri dan luas, beberapa perahu yang terbuat dari kayu juga terparkir di tepiannya. Danau itu tidak terlalu ramai, masih sangat menenangkan. Danau yang tidak berbahaya, tidak terdapat binatang buas dan sangat jernih. Keduanya duduk di tepian danau menatap kearah bendungan air yang sangat luas itu.
"gue pikir lo mau ngajak gue kemana, taunya disini"
"Emang lo pikir gue mau ngajak lo kemana? Hayo, fikiran lo itu kadang emang harus di kuras dan di bersihin" Chandra terkekeh
"ya enggak, gue gak berekspetasi lo bakal ngajak gue kesini. Gue udah sering banget kesini"
"sering?" Chandra menoleh, laki – laki itu memandangi Evellyn sambil tersenyum
"waktu kecil sering sih, tapi terakhir gue kesini waktu SMP dehh. Sekarang Danau ini makin cantik aja" Evellyn terkagum – kagum.
Chandra tersenyum samar
"kalo lo? Ini pertama kalinya??"
Chandra menggeleng masih dengan senyumnya itu ia menatap ke arah danau "ini kedua kalinya. Kayaknya gue udah jatuh cinta sama tempat ini saat pertama kali gue kesini" Candra kembali menoleh ke arah Evellyn "begitu cantik"
Evellyn mengernyitkan alisnya "ee.. okey.. terus kalo lo suka tempat ini, kenapa ini menjadi yang kedua kalinya? Bukankah seharusnya kalo lo emang suka, ya bakal sering dateng gitu?"
Chandra tersenyum simpul "karna gue pengen datang lagi dengan orang yang penting di hidup gue, dan orang itu adalah lo" Chandra menatap gadisnya itu, tentu saja hal itu membuat Evellyn tertegun dan menjadi sedikit kik – kuk dengan wajah yang sedikit memerah.
Chandra mengetahui gadisnya itu salah tingkah lalu terkekeh "gausah salting gitu"
"gue gak salting ya. lagian kata – kata lo juga klasik banget"
Chandra tertawa, gadis ini terlalu menggemaskan. Ialu melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit. Hari terlihat semakin larut dan mulai menggelap belum lagi di tambah dengan awan hitam yang mencoba untuk saling mendekatkan diri dengan yang lainnya.
"naik perahu yuk" Chandra menunjuk sebuah sampan berbahan kayu yang ada di tepian danau.
Evellyn menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Chandra, gadis itu menggigit bibirnya lalu menggeleng dengan pelan "itu gak safety Chandra. Dulu pernah ada yang hampir tenggelam karena perahunya bocor"
"Dulu kan?"
"ya tapi sa – "
"Ayo"
Chandra bangkit dari duduknya lalu menarik tangan Evellyn untuk membantunya bangun. Laki – laki itu benar – benar mengajak gadis itu untuk menaiki salah satu perahu disana.
Perahu – perahu itu terlihat sedikit tidak terawatt, namun masih cukup layak untuk di gunakan. Tidak ada penjaga yang memungut biaya, ketiga perahu yang berjejer itu benar – benar di geletakkan begitu saja disana.
Perlahan – lahan Chandra mulai mendayung mengarahkan perahu lebih ketengah lagi, sedangkan Evellyn, air wajahnya benar – benar terlihat kecemasan disana. ia meremat ujung pakaiannya tidak menoleh ke arah kanan dan kiri.
Tentu saja Chandra mengetahui itu
"lo takut sama air?" Tanya Chandra
Evellyn menggeleng lemah "engga"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanfictionEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...