"Channnnnnnnnnnn..."
Chandra tidak melanjutkan kalimatnya, ia mendadak membeku ketika mendengar suara yang sangat ia kenali tengah memanggilnya ..
"nanti gue telfon lagi" ucap Chandra pelan, ia sedikit mengulum bibirnya sembari memasukkan ponselnya
'Apa dia mendengar semuanya?'
Chandra sedikit menarik nafas untuk mengontrol dirinya. Jika ia mendengar semuanya, bukankah ia hanya tinggal menjelaskan apa yang terjadi?
Chandra membalikkan tubuhnya, melihat seseorang yang tengah menatapnya dengan wajah sedikit kebingungan
"Vann??" Chandra menggantungkan kalimatnya
"Shilla???" tanya Gevan "yaudah lo lanjut nelfon dulu" Gevan duduk di sofa
Chandra menggeleng "ohhh .. udah kelar, kok.. kkok gak ngabarin gue dulu lo kesini??"
Laki - laki itu yang tak lain adalah Gevan mengernyitkan alisnya "biasanya juga bebas aja gue kesini. wait... kenapa mereka.." Gevan menunjuk Darren dan Farren dengan dagunya "ada disini?"
"eee me-mereka.. "
"wehhhhh brooooo" Daniel tiba - tiba membuka pintu membuat keduanya menoleh, laki - laki itu datang bersama Adrian dan Sakha "widihhhhh rameeee"
Gevan terdiam, ia mencoba untuk menormalkan air wajahnya
"wehhh ngapain dua curut itu ada disini?" Adrian langsung menghampiri Darrem dan Farren "Hehhhhh bocilll lo berdua ngapain disiniii??"
"Farren, si menyebalkan ini datang lagi" Dengus Darren, sedangkan Farren hanya tersenyum miring
"idihhhh" Adrian menatap julid "kok bisa ada mereka disini??" Tanya Adrian lagi "Ellin sama adeknya tau rumah lo?"
Tentu saja pertanyaan itu membuat semuanya menoleh ke arah Chandra, kecuali Darren dan Farren yang tetap melanjutkan permainannya. Karena bagaimana pun yang mereka tahu, hanya mereka - mereka saja yang mengetahui tempat tinggal Chandra. Sedangkan Sakha ia memperhatikan mimik wajah Chandra dan Gevan bergantian. Terlihat keduanya tampak menegang.
"tau, tadi gue, Milly sama Ellin kesini mampir.. mereka berdua ikut" Sakha ikut duduk di sebelah Gevan, ia menjawab dengan wajah datarnya ia menoleh ke arah Chandra, Chandra dapat menangkap sinyal itu.
"ahhh yaa.. mereka dateng sama sakha tadi" Chandra membenarkan
Detik itu juga Darren sama Farren mendadak terdiam sesaat mereka saling menoleh. Sepertinya ada yang salah. Sedangkan Gevan hanya menyipitkan matanya
"wahhhh di cancel dong acara kita?" tanya Daniel
Chandra mengernyitkan alisnya "acara apaan?, lu pada mendadak kesini dalam rangka apa nih???"
"ultah lo bego!, HBD ya njingg" Daniel menyalami Chandra
"telat banget, udah mau lewat kali" Chandra berdengus, menerima uluran tangan itu
"masi syukur gue inget setan" Daniel memutar bola matanya
Adrian menggelengkjan kepalanya sembari terkekeh "niatnya clubbing sampe subuh, malah ada dua bocah ini"
Chandra mendecih "gegayaan lo clubbing di tegur om Andra lagi mampus lo"
"njirr, gue bahkan mempertaruhkan karir gue, Cuma buat have fun di club lo pada, di ultah lo njing"
Chandra menyipitkan alisnya menatap Adrian dan Daniel bergantian 'drink???'
Chandra mencoba berkomunikasi dengan kedua temannya tanpa suara. Mau bagaimana pun para sahabatnya sudah datang berniat untuk merayakan ulang tahunnya dengan mengajaknya ke club. Tetapi karena situasi dan kondisi, dimana ada dua anak kecil yang berada diantara mereka. Sebagai ganinya bukankah sebaiknya ia memberi penawaran lain, dengan mengajak minum sampai subuh misalnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanfictionEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...