TEK!
TEK!
TEK!
Suara gunting pemotong batang itu terdengar begitu teratur, di iringi dengan musik bernuansa segar, dari salah satu ost drama korea Full House yang Evellyn sukai dengan judul I think I love you. Liriknya sangat manis dengan alunan – alunan nada yang lembut membuatnya terhanyut dalam setiap baitnya.
Gadis itu tak berhenti tersenyum dengan tetap melakukan aktivitasnya. Kedua karyawan yang sedang membatu Evellyn memilah bunga terlihat saling pandang, ada yang berbeda dengan bosnya kali ini. Putri Bosnya itu yang biasanya sangat cekatan mengerjakan apapun kini malah terlihat lebih lambat seolah ia menikmati lagu yang sedang di putar di outlet itu. Terlebih lagi lagu – lagu yang bosnya tambahkan sedari kemarin hanya lagu – lagu yang serupa saja.
Bukankah Mba Evellyn sedang patah hati???
Tentang kisah percintaan atasannya dengan mantan kekasihnya itu, kini sudah menjadi rahasia umum. Tentang kandasnya hubungan mereka yang bahkan telah terjalin selama kurang lebih empat tahun. Mike ?? tentu semua karyawan di outlet itu mengetahuinya, Mike bahkan sering datang dan akrab dengan para karyawan itu.
berakhirnya hubungan Evellyn dengan Mike tentu baru mereka ketahui saat mereka mendapatkan orderan dekorasi untuk sebuah pernikahan di salah satu hotel mewah beberapa hari yang lalu, bahkan atasannya itu ikut datang untuk membantu mendekorasi yang ternyata adalah pernikahan Mike dengan gadis lainnya. Mereka melihat bagaimana seorang wanita menangis dan meminta maaf pada Mba Evellyn karena kelakuan putranya. Alasan wanita itu minta maaf hingga pernikahan itu terjadi karena putranya telah menghamili gadis lain dan melakukan perselingkuhan selama 2 tahun.
Tentu saja hal itu akan menjadi pukulan yang sangat menyakitkan bagi Evellyn, mengingat satu bulan terakhir ini mood atasnyanya itu sering berubah – ubah. Mereka pernah melihat atasannya itu datang dengan wajah super pucat, mereka juga pernah melihat air wajah yang sendu, bahkan sempat sakit selama dua minggu setelah kegiatan kampus yang diadakan di Bali.
Namun kini, ah tidak! sejak kemarin atasannya itu mendadak tak berheni tersenyum, padahal pernikahan mantan kekasihnya itu baru saja dilaksanakan lusa kemarin. Bukankah seharusnya atasannya itu bersedih??
"mba Ellin, tentang pesanan buket bunga dari mas Anton – "
"sudah, sudah saya rendam. Mungkin besok sudah sudah terlihat warnanya jika belum sempurna bisa langsung di spray"
Karyawan itu terdiam sebentar lalu mengangguk
"mba stok bunga tulip, bunga – " karyawan lainnya juga ikut bertanya
"sunflower, lily, sama hydrangea.. udah koku dah saya bilang ke mama, mungkin besok lusa udah sampai disini"
"buket bunga peony mix baby's baby breath – "
"udah siap kok, sudah saya taro di lemari pendingin"
Kedua karyawan itu hanya bisa ternganga, bagaimana bisa atasannya yang terlihat begitu lambat, namun benar – benar menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum sempat mereka handle.
TING!!
Pandangan ketiganya langsung teralihkan ketika pintu kaca terbuka, nenampakkan seorang laki – laki menggunakan jaket hitam yang tengah menenteng dua kantong plastik, laki – laki itu terlihat sangat tanpan dengan pakaiannya yang kasual berjalan perlahan ke arah mereka. Laki – laki itu meletakkan dua kantong pelastik itu di atas meja lalu membenarkan rambutnya, lalu mendekati Evellyn dan tersenyum
"jadi??" tanya laki – laki itu pada atasannya
Kedua karyawan itu mengkerutkan keningnya
"sekarang?" tanya Evellyn

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanfictionEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...