Sedari tadi Chandra tak berhenti melirik ke arah ponselnya. Sejak pagi tadi, gadis itu Evellyn bahkan tidak membalas pesannya. Sebenarnya apa yang terjadi ?? mengapa semenjak kejadian tadi pagi gadis itu seperti hilang kabar?? Tidak! mungkin ia yang terlalu berfikir kejauhan, namun jika mengingat terakhir kali Evellyn berbicara dengan Gevan, itu membuatnya frustasi berlebihan.
"sayanggg!!!"
"ahhh ??? apa?? kenapa??" Chandra sedikit tersentak
"yang ini atau yang ini??" tanya Sashilla sambil memperlihatkan dua baju dengan model yang berbeda
"umm.. yang biru bagus dehh sama kamu, kamu keliatan lebih seger aja pake itu"
"seriusan ??? kalo gitu aku pilih ini aja dehhh"
Chandra mengernyitkan alisnya sambil menatap ke arah Sashilla "kamu potong rambut yaaa?"
"lohhh kemana aja sih sayang, setelah satu jam kita jalan dan kamu baru sadar?? Tapi bagus gak??? Ini Ellin yang cutting tau"
Chandra tersenyum samar "bagus kok"
"ohh iyaa, itu Evellyn tadi beneran di tembak Gevan?" tanya Chandra
"aku gak sempet nanya sih tadi, emang kamu gak sempet nanya juga sama Gevan, kankamu sahabatnya dia"
Chandra mengeleng "aku udah tanya, tapi Gevan sialan itu malah rahasia – rahasiaan"
Sashilla terkekeh "sepertinya sekarang akan terjawab, coba kamu lihat ke sana" Sashilla menunjuk dengan Dagunya. Chandra mengikuti arah yang di tunjuk kekasihnya itu.
Rahang Chandra tiba – tiba saja mengeras dengan mata menajam menatap menatap dua orang berlawanan jenis yang tanpak berjalan di luar toko. Itu adalah gadis yang sedari tadi ia hubungin sedang jalan berdua dengan Gevan. Gevan dan Evellyn berada di Mall yang sama dan sepertinya mereka akan menaiki lift.
"tadi mereka ngomong berdua, dan sekarang jalan bareng. Salah gak sih kalo kita mikir mereka udah Jadian?" tanya Sashilla
Chandra tersenyum miring, terdengar sedikit mendecih namun sangat samar. Tidak mungkin! Ia berani berataruh apapun kalau Evellyn mencintainya
Yang menjadi pertanyaan Chandra, sebenarnya ada apa diantara Evellyn dan Gevan??
"sudah selesai???" tanya Chandra, Sashilla mengangguk "aku bayar yaa"
Proses pembayaran telah di lakukan, keduanya lalu keluar dari toko fashion tersebut, dengan banyak hal yang berkecambuk di kepala Chandra.
***
"menurut gue sih lo itu over schedule, lo terlalu aktif ngerjain ini dan itu yang ngebuat lo sulit tidur, stress, kinerja lo juga menurun. Lo perlu me time Gevan" Evellyn menggulung pasta dan memasukannya ke mulut
"me time yang kayak gimana lagi, gue bahkan sering nongkrong, main game bareng sampe pagi sama yang lainnya"
"nahhhh ituu. Di waktu malam lo seharusnya gunain waktu lo itu untuk istirahat, bukannya main game"
"justru karna gue gak bisa istirahat dan tidur dengan nyaman gue milih untuk ngajak yang lain ke rumah dan main game sampe pagi"
Evellyn menggelengkan kepalanya "coba dehh lo ubah dan set ulang daily activity lo itu Van. Jadwal lo bener – bener padet, lo masih aja sibuk di team penyiaran di kampus, padahal lo udah lengser"
"sekarang kan masih liburan Lin, gak ada jadwal juga disana"
"lo lupa seminggu lagi kita udah mulai efektif kuliah ????"
"tadi lo bilang juga sering jadi pemateri di beberapa SMA, sebenernya itu beberapa kegiatan positif ya, cuman lo harus punya porsiannya juga Van. Belum lagi lo udah mulai terjun ke bisnis orang tua lo, ya sebenernya bisnis orang tua lo juga adalah sesuatu hal yang udah lo kuasai dengan baik, lo cakap dalam penyiaran dan pemberitaan" Evellyn menyedot minumannya
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanfictionEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...