"Derry.. Farren.. lanjut main lagi di atas. Kak Ily sama kakak yang lain mau ngobrol dulu sebentar" Emilly mengusap kedua kepala anak kembar itu. Kedua anak itu langsung turun setelah menyapa dari lantai dua. Mereka langsung turun dan memeluk kakak Sepupunya itu.
Emilly dan Sakha bahkan tidak menyangka kalau di rumah Chandra akan seramai ini, ada Evellyn dan kedua adik kembarnya. Sepertinya saat Emilly kepalang emosi tadi ia sampai tidak melihat adanya mobil Evellyn ada di pelataran rumah Chandra, begitu juga dengan Sakha yang tengah sibuk mengejar istrinya.
Darren menggeleng "baru juga turun.. " anak itu memanyukan bibirnya "Kak Sakha, ayo kita main. Time zone di rumah kak Odail seru banget"
Sakha tersenyum "nanti yaa.. nanti kita main sama – sama"
"tapi – "
"Udahlah Derry, ayo kita lanjut main. Masih ada banyak permainan yang belum kita coba"
"hmm... baiklahhh" Kedua anak itu kembali ke atas, disini Farren lah menarik tangan kakak kembarnya itu. Mencoba membujuk kakaknya agar tidak merajuk lagi.
Setelah memastikan kedua bocah kembar itu sudah kembali ke lantai dua. Aura dingin yang sempat terjeda karena adanya si kembar kini kembali mendingin. Chandra dan Evellyn tampak menunduk dan sedikit salah tingkah. Berbeda dengan Emilly yang sedang berdecak pinggang.
"eee... gimana kalo kita duduk???" Chandra menawarkan dengan ragu tangannya mempersilahkan sembari menunjuk sofa di ruang tengah, namun ia jelas langsung mendapat tatapan sinis dari Emilly
"pake dulu baju lo" sinis Emilly
Chandra langsung melihat tubuh bagian atasnya, ia baru sadar jika saat keluar dari ruangan gym itu ia belum mengenakan bajunya. Ini gara – gara Evellyn yang mendorongnya!!!
"Linnnn.. baju gue mana??"
Evellyn yang di tanya seperti itu mendelik menoleh ke arah Chandra yang berdiri di sampingnya
Si bodoh ini!!!!!!
"ya mana gue tau bego!!, lo yang buka" desis Evellyn setengah berbisik agar tidak terdengar oleh Emilly dan Sakha
"Cihh!!" Emilly mendecih, ia lalu berlalu dan duduk di sofa di ikuti oleh Sakha yang menggeleng – gelengkan kepalanya. Evellyn memejamkan matanya sebentar seperti sedang menggerutu karena ulah Chandra lalu mengikuti adik sepepunya itu duduk di sofa.
Tak lama Chandra kembali sudah mengenakan pakaiannya kembali "eee.. gue ambilin minum??" Tanya Chandra ragu
"Gausah!! Duduk lo!!"
"ee.. oke"
Laki – laki iu duduk tepat di samping Evellyn. Entah mengapa kali ini Evellyn dan Chandra begitu tegang menghadapi seorang Emilly, padahal biasanya mereka berdua lah orang yang paling selenggekan jika menghadapi Emilly.
"gausah basa – basi! Jelasin ke gue, kalian tadi ngapain??" ketus Emilly, Sakha yang berada di sebelahnya langsung memegang kedua pundak istrinya mencoba menenangkan
"sabar sayang.. "
Evellyn menggigit bibir bawahnya "ini gak kayak yang lo fikirin lly, tadi gue sama Chandra.. kita.."
"Cuma gue cupangin"
"Chandraaaa!!!!!!" Evellyn kembali menoleh ke arah Chandra dengan tatapan menajam
"cumaaa????" Emilly mengangkat alisnya bahkan laki – laki itu terlalu santai menjawabnya
"Lly.. gue rasa lo udah cukup dewasa untuk mengetahui arti hikey yang ada di lehernya Ellin. Lo gak harus memastikan kayak gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanfictionEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...