BAB 14

73 7 33
                                    

"dok gimana keadaannya dok???" Chandra langsung menyanyai pria berjas putih tersebut setelah baru saja pria itu memerika keadaan Evellyn yang sedang terbaring lemah di tempat tidur.

Ya, Chandra langsung memanggil dokter pribadinya ke rumah, dokter yang selama ini mengurusnya jika ia sedang sakit. Walaupun pria itu bisa memasuki rumah Chandra, namun pria itu tetaplah dokter biasa yang tidak mencurigai sedikitpun mengenai keluarga Chandra. Ia hanya berfikir Chandra adalah seorang anak pengusaha dimana ia hidup mandiri dan terpisah dengan kedua orang tuanya lantaran urusan pekerjaan, Itu saja.

"dia punya riwayat maag??"

Chandra mengernyitkan alisnya, lalu mengangguk pasti "ya dok, dia punya maag"

"ahhh pantas saja.. sepertinya teman kamu ini maagnya kambuh, selain itu tekanan darahnya begitu rendah itu yang membuatnya pingsan"

"jadi gimana dok, gimana caranya supaya dia bisa pulih kembali?"

"ya dia harus makan setidaknya 5 suap saja. Jangan terlalu banyak, secukupnya saja"

Dokter itu mengambil sebotol cairan dengan wadah bening lalu mulai menghubungkannya dengan tangan gadis itu

"Disamping itu saya akan pasang infus, Paling tidak sampai besok pagi di infus agar stamina dan tenaganya bisa pulih kembali. Saya akan berikan obat dan juga besok pagi saya akan datang kembali melepaskan infusannya"

"tapi dia akan baik – baik aja kan dok?" tanya Chandra khawatir

"untungnya saja dia tepat waktu untuk mendapatkan penanganan, jika lebih lama pasti keadaannya akan semakin parah" Dokter itu melihat Evellyn dengan miris "kamu hanya perlu menjaganya saja, pastikan ia makan dengan teratur"

Chandra mengangguk mengerti

"kalau begitu saya permisi dulu"

"terima kasih ya dok"

Chandra mengantar pria itu hingga di depan. Setelah memastikan bahwa dokter itu sudah pergi, Chandra langsung berlari menuju lantai dua, dimana kamar yang di gunakan adalah kamarnya yang berada di lantai dua. Kamar yang orang lain tau saat berkunjung ke rumahnya.

Chandra perlahan memasuki kamar tersebut, lalu duduk di tepian ranjang, menaikkan selimut gadis itu yang sedang tertidur dengan sangat tenang disana. Mata gadis itu sembab bahkan membuat sedikit guratan dari kantong matanya terlihat. Gadis itu pasti telah menangis terlalu banyak.

'I hate you'

"you kissed her in front of my eyes"

Erangan gadis itu masih terdengar jelas di telinganya, bagaimana gadis itu melirihkannya dengan tangisan yang begitu menyesakkan. Evellyn melihatnya! Evellyn melihat ia melakukannya dengan gadis lain. Ia bahkan selam ia berpacaran dengan Sashilla, ia tak pernah menyentuhnya sama sekali. Namun saat ia menyentuhnya benar – benar langsung di saksikan oleh gadis yang mengikat hatinya.

Chandra mengusap kepala gadis itu yang tertidur dengan nyaman, di rambutnya memang terdapat jepit bunga aster berwarna merah seperti yang di katakan bundanya, yang artinya gadis itu benar – benar mengikutinya. Chandra mendesah berarti gadis itu mendengar segala percakapan mereka bagaimana ia memperkenalkan Sashilla dengan sangat baik kepada bundanya, yang padahal itu harusnya ia lakukan pada Evellyn.

'dia beli kue coklat persis yang bunda beliin kamu tadi. Gimana bisa dia gak suka sama kamu. Bahkan dia bilang ke bunda kalo dia suka sama kamu'

Chandra menoleh ke arah plastic hitam yang sempat ia taruh di meja. Laki – laki itu tersenyum miris, mungkin seharusnya ia malam ini ia bisa menikmati kue itu bersama dengan Evellyn. Tapi kue itu malah berakhir seperti itu. Namun matanya menyipit ketika ia melihat sebuah amplop polos berwarna baby pink yang sudah terlihat sangat lecek, sepertinya Evellyn meremasnya dengan sangat kuat.

ELEVEN (FIVE AND SIX)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang