"Tadi kakak kan udah jelasin, ini coba kerjain dulu soal – soalnya. Kakak mau ambil cemilan dulu"
"oke kak" Darren mengambil buku yang berisi kumpulan soal tersebut, lalu meletakkannya diantara dirinya dan juga Farren
Chandra bangkit dari duduknya, dan pergi ke dekat kulkas disana terdapat sebuah rak besar dimana fungsinya unuk menyimpan cemilan – cemilan ringan. Evellyn memperhaikan laki – laki itu dengan seksama.
Sudah lima hari ia sering datang ke kediaman Chandra ini, tentu saja tidak serta merta untuk menemui laki – laki itu. Ia harus mengecek kedua adiknya, ia tidak mau jika dua adik kembarnya itu sampai menyusahkan Chandra.
Hari demi hari yang telah mereka lalui, jika di perhatikan Darren juga Farren terlihat sangat cepat akrab dengan Chandra, entah bagaimana caranya Chandra bisa meluluhkan kedua adiknya itu. Dimana mereka tidak mudah bergaul dengan orang baru, oke jika membicarakan Darren ia cukup bisa cepat beradaptasi, berbeda dengan Farren yang sangat sulit bersosialisasi. Tapi seorang Chandra dapat meluluhkan keduanya dengan sangat cepat.
Banyak hal juga yang telah mereka lalui, bersama dengan Chandra kedua anak kembar itu bisa mengekplorasi pengeahuan mereka, mereka jadi lebih banyak tahu. Chandra mengajak keduanya bermain dan belajar, bagaimana cara mengatur waktu, mengajarkan kesabaran, ketelitian jika bermain game. Selain bermain game, mereka menghabiskan liburan dengan cara memasak dan makan bersama, membuat robot mini sederhana, dan masih banyak lagi. Chandra tahu betul cara menyenangkan kedua bocah itu.
"kak odaillllll" Darren berteriak memanggil Chandra dengan nama kesayangannya itu
"Iyaaa Derry??" Balas Chandra, sedikit berteriak juga
" ini momor dua gimana caranya, Derry gak paham"
"yang gimana??"
"yang perkalian"
"ohhhhh.. gampang.. tapi kakak masih cari susu buat kalian" Chandra menjawab tanpa menoleh ia masih sibuk dengan beberapa cemilan di tangannya, ia juga sedang membuka kulkas.
"linnnn tolong jelasin ke Derry bentar" Pinta Chandra pada Evellyn, masih dengan sediki menaikkan volumenya
"gue???" Evellyn menunjuk dirinya sediri
"iyaa elo, bisa kan? perkalian doang?"
Evellyn ternganga "wahhh lo ngeremehin gue??"
Chandra mengernyitkan alisnya lalu menoleh ke arah Evellyn "lo merasa di remehin sama gue?" entah mengapa wajahnya terlihat seperti ingin tertawa
"ya enggak"
"yaudah"
"yaudah sih!!!" balas Evellyn sewot
Gadis itu menghentakkan kakinya membuat Chandra terkekeh, mengapa Evellyn bisa semenggemaskan itu.
Evellyn mendekati kedua adiknya, ia ikut duduk bersila di atas karpet bulu lembut berwarna coklat kelam yang terbuat dari bulu beruang asli. Mereka tidak belajar di perpustakan mini pribadi milik Chandra, karena menurut si kembar akan lebih santai dan nyaman jika mereka belajar dengan cara lesehan di ruang tengah.
Tak lama, mungkin berselang kyrang dari 10 menit Chandra datang dengan membawa beberapa cemilan ringan, ia juga membawa sebuah nampan berisi tiga gelas coklat panas untuk Evellyn dan kedua adiknya. Coklat hangat sangat pas di sajikan di saat hujan turun, cuaca malam ini benar – benar buruk, pasti banyak orang yang menyumpahinya karena begitu deras. Tapi tidak dengan Chandra dan Evellyn, kedua orang berlainan jenis itu sangat menyukai hujan
"nihhhh coklat panas" Laki – laki itu ikut bergabung dan duduk menyilakan kakinya di atas karpet. Ia juga meletakkan nampan dan cemilan itu di sebuah meja lipat yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN (FIVE AND SIX)
FanficEvellyna Amaryllis adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi di kampusnya. Berasal dari keluarga kalangan ekonomi menengah ke atas, tentu saja membuat hidupnya semakin mudah. Memiliki kekasih yang bernama Mike, dan sudah terjalin hingga 4 tahun. K...