25 : tidak rela

856 140 31
                                    

Alda keluar dari mobil abinya setelah tiba di pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alda keluar dari mobil abinya setelah tiba di pekarangan rumah. Sekarang masih pagi, jadi belum banyak orang yang datang ke sekolah. Setelah melambaikan tangan pada abinya yang berada di dalam mobil, Alda melangkah menuju gedung sekolah.

Melangkah tenang di sepinya koridor, Alda dikejutkan oleh kehadiran Taha yang berjalan di sebelahnya. Dengan raut terkejut, Alda berhenti.

“Taha, kamu ngagetin aja.” Alda kemudian mengedarkan pandangan. “Kamu dateng sepagi ini?” tanyanya pada Taha.

Taha tersenyum dan mengangguk. “Lagi pengen berangkat pagi soalnya bangun lebih awal juga,” jawabnya kemudian. Alda hanya mengangguk paham, kemudian menjadi canggung.

“Aku ke kelas dulu,” ujar Alda agar bisa pergi meninggalkan Taha.

“Kan, searah. Mau bareng?” Taha menawarkan.

Belum sempat Alda membalas, kedatangan seseorang membuatnya menoleh. Dilihatnya Jiyad yang berjalan mendekat.

Assalamu'alaikum,” ucap Jiyad.

Wa'alaikumussalam.” Taha dan Alda menyahut bersamaan. Melihat kehadiran Jiyad diantara dia dan Alda, membuat Taha tidak senang.

Jiyad tersenyum simpul. "Selamat pagi," sapanya kemudian. Taha dan Alda membalas secara bersama. "Kamu kenapa, Taha? Keliatan gak suka gitu pas saya dateng."

"Gue biasa aja, kok," balas Taha. "Al, gue duluan, deh. Sampe ketemu nanti," pamit Taha pada Alda sambil menyunggingkan senyum. Alda mengangguk dan membalas.

Setelah Taha melangkah pergi, Alda menoleh pada Jiyad yang tengah memandangi Taha. Menyadari bahwa dia sedang diperhatikan, membuat Jiyad balas menoleh.

"Kenapa liatin saya?" tanya Jiyad.

"Eh, enggak kenapa-napa." Alda langsung menundukkan kepalanya karena malu. Jiyad yang melihat itu pun tak bisa menahan senyumnya. Lantas, tangannya mengelus kepala Alda yang berkerudung setelah sebelumnya memeriksa keadaan sekitar.

"Ayo ke kelas," ajak Jiyad.

Alda mendongak setelah beberapa saat membatu karena terkejut setelah kepalanya dielus Jiyad.

"Silakan jalan duluan," kata Jiyad.

"Kamu aja yang duluan," balas Alda dengan malu-malu.

"Kok, saya? Kamu, kan, perempuan, jadi harus di depan."

"Emang kalo kamu duluan gak boleh?"

"Boleh-boleh aja, tapi saya mau kamu yang duluan."

"Kenapa?" tanya Alda sambil menahan senyum.

"Karena kamu istri saya," jawab Jiyad dengan bisikan.

• • •

[✓] JIYADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang