"Ahh...." Wendy merintih kesakitan sambil memegang perut bagian bawahnya. Sudah seminggu lebih dirinya merasa kesakitan, namun tak ada satu pun dari keluarganya yang mengetahui hal tersebut. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk menahan rasa sakitnya. Ia tak mau suami dan anak anaknya mengetahui kesakitannya.
Setelah merasa baikan, ia keluar dari kamar dan menghampiri suami serta anak anaknya yang sudah menunggu di ruang makan.
"Selamat pagi, Mom," sapa Jaehyun, putra sulungnya.
"Selamat pagi abang," jawab Wendy dengan senyum cantiknya. Ia mencium pipi ketiga putranya itu bergantian dan tak lupa dengan sang suami juga.
"Mom, hari ini Jaehyun pulang telat ya. Jae mau kerja kelompok di rumah Doyie," ucap Jaehyun sambil menikmati makanannya.
"Iya sayang. Tapi janji setelah selesai langsung pulang ke rumah ya?" Jaehyun mengangguk untuk menjawab ibunya itu.
"Sayang, hari ini aku akan cepat pulang." Wendy menatap suaminya itu dengan binar mata yang sangat cantik. Beberapa hari belakangan ini suaminya itu sedikit sibuk, jadi mereka jarang menghabiskan waktu bersama.
"Benarkah? Aku senang mendengarnya. Bisakah aku ikut denganmu ke kantor? Jadi setelah kau selesai bekerja, kita bisa jalan jalan ke taman yang ada di dekat situ." Chanyeol tersenyum dan mengangguk pelan.
"Boleh sayang," jawabnya lembut.
"Mom, kami nitip ya. Kalau Mom dan Daddy pulang nanti, bawa banyak makanan untuk kami," pinta Minhyung.
"Tentu saja sayang, Mom akan bawa banyak makanan untuk kalian." Ketiga putranya itu langsung bersorak kegirangan. Indahnya pagi keluarga kecil ini.
©®©®
"Sayang, apa dia pegawai baru disini?" tanya Wendy saat melihat sosok pria manis dari jendela ruangan suaminya. Chanyeol yang mendengar pertanyaan itu pun langsung mengarahkan pandangannya ke orang yang dimaksud oleh istrinya itu dan mengangguk.
"Ya sayang, sudah satu minggu." Wendy mengangguk.
"Apa dia melamar sebagai OB disini?" tanyanya lagi dan dibalas anggukan oleh suaminya itu.
"Dia terlalu manis kalau cuma sebagai OB, sayang." Chanyeol tersenyum kecil lalu menatap wajah istrinya yang sudah lebih dulu menatapnya.
"Dirinya hanya lulusan SMA, sayang. Posisi apa yang bisa ia tempati disini selain sebagai OB?"
"Kau bisa menguji kemampuannya dulu, kan? Kalau memang dia hanya mampu menjadi OB, berarti kemampuannya hanya sebatas itu. Tapi jika ternyata lebih bagaimana? Apa kamu tak rugi sayang?" tanya Wendy kembali.
"Baiklah sayang, aku akan melihat kemampuannya itu besok, okay?" Wendy langsung mengangguk senang.
Sementara disisi lain, Sehun yang baru saja meletakkan secangkir kopi di meja salah satu pegawai di perusahaan itu terlihat tersenyum.
"Ini kopi milikmu, nona. Selamat menikmati," ucap Sehun dengan lembut.
"Terimakasih Sehun," jawabnya dengan senyum juga. Sehun mengangguk. Ia baru saja ingin kembali ke pantry namun di tahan oleh seseorang.
"Sehun, apakah aku bisa meminta tolong padamu?" tanya pria itu, Kai.
"Tentu saja, Tuan. Apa yang Tuan inginkan?"
"Aku akan menghadiri rapat dewan 15 menit lagi, bisakah kau membantuku untuk memfoto kopi berkas berkas ini? Aku harus mempelajari materi rapat nanti," ucapnya pelan.
Sehun mengangguk cepat. "Tentu saja Tuan, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
Ia mengambil berkas tersebut dan langsung pergi. Pria itu menggeleng pelan sambil tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/328518999-288-k304201.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Sehun (✔)
FanfictionNikmati setiap perjalanan Sehun dalam menaklukkan hati anak anak suaminya Jangan salah lapak. Ini khusus Chanhun Chanyeol Top Sehun Bottom