Setahun sudah pernikahan Chanyeol dan Sehun berjalan. Keduanya semakin terlihat saling mencintai, anak anak Chanyeol pun semakin dekat dengan Sehun. Namun itu tidak berlaku dengan Jaehyun, ia terlihat semakin membenci Sehun karena merasa ia telah meracuni pikiran adik adiknya.
"Selamat pagi Papa," sapa Haechan pada Sehun yang tengah sibuk dengan kegiatan memasaknya.
"Selamat pagi, sayang. Dimana kedua abangmu huum? Apa mereka belum selesai juga?" tanya Sehun pada Haechan sambil meletakkan masakan diatas meja.
"Mark disini, Papa," ucap Mark lalu mencium pipi adiknya itu dan langsung duduk di samping Haechan. Sehun tersenyum melihat hal tersebut.
"Abangmu dimana Mark?" tanya Sehun pada Mark. Mark mengendikkan bahunya, tanda bahwa ia tidak tahu dimana keberadaan abangnya itu. Saat ini Mark berada di tahun pertama sekolah menengah pertamanya. Ia satu sekolah dengan Jaehyun. Sebenarnya ia ingin di sekolah yang berbeda dari abangnya itu, tapi Sehun mengatakan akan lebih baik jika ia bisa bersama dengan Jaehyun. Jadi kalau ada masalah atau keperluan, ia bisa minta tolong pada Jaehyun.
"Yasudah, Papa akan memanggil abang kalian dulu, okay?" ucap Sehun pada Mark dan Haechan.
"No Papa, Papa panggil Daddy saja. Biar Mark yang panggil abang." Mark tidak mau jika Sehun harus mendengar ucapan sarkas yang keluar dari bibir milik Jaehyun lagi. Sudah cukup satu tahun ini ia mendengar kalimat yang merendahkan papanya itu dari Jaehyun.
"Baiklah sayang, cepat okay? Papa tak mau kalian terlambat pergi ke sekolah nantinya." Mark mengangguk dan memanggil Jaehyun ke kamarnya.
"Abang, ayo sarapan. Daddy sudah menunggu di bawah," panggil Mark setelah membuka pintu kamar tersebut.
"Kalian sarapan saja, aku akan sarapan di sekolah nanti," jawab Jaehyun tanpa menoleh untuk melihat Mark.
"Ayolah bang, Papa sudah masak untuk kita. Setidaknya abang makan sedikit untuk menghargai usahanya Papa," bujuk Mark kembali.
"Aku bilang tidak ya tidak. Jangan membantahku, Mark." Jaehyun berdiri dari kasurnya dan menatap adik pertamanya itu.
"Kau berubah, bang. Dulu kau tak pernah semudah ini untuk marah." Jaehyun menyipitkan matanya dan menatap tak suka pada Mark.
"Aku seperti ini karena Daddy. Jika saja Daddy tidak berselingkuh dengan laki laki itu, Mommy pasti masih disini bersama kita," ucap Jaehyun menggebu gebu. Mendengar suara keras dari kamar Jaehyun, Sehun dan Chanyeol menghampiri kamar putra sulung mereka itu.
"Karena laki laki itu, Mommy ninggalin kita. Mommy pergi jauh dari kita. Aku benci laki laki itu sampai kapan pun. Aku tidak akan pernah menerimanya sebagai pengganti Mommy. Aku tidak sudi memanggilnya Papa." Sehun yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam. Ia tidak tahu jika Jaehyun begitu membencinya.
"Jaehyun!" panggil Chanyeol. Ia tidak pernah menyangka, anak yang selama ini dididik dengan baik oleh Wendy akan mengeluarkan kata kata pedas seperti itu diusianya yang terbilang masih sangat muda. Chanyeol mengakui jika ia bukan ayah yang baik, tapi ia tau jika mendiang istrinya adalah wanita baik dan bertutur kata yang santun.
"Dari mana kau belajar kata kata tidak pantas seperti itu? Siapa yang mengajarimu seperti itu Jaehyun Adinata." Jaehyun menatap tak suka pada Chanyeol. Mark yang melihat Papanya yang ingin menangis langsung membawanya keluar dari kamar.
"Papa minum dulu ya, Mark ambil sebentar." Mark langsung mengambil minum untuk Sehun yang sudah ditemani oleh Haechan.
"Papa kenapa menangis? Haechan nakal? Maafin Haechan Papa." Haechan langsung memeluk Sehun. Sehun yang merasakan pelukan Haechan langsung mengusap kepala putranya itu.
"Papa baik baik saja, sayang. Kita sarapan dulu okay? Setelah itu Papa akan mengantar kalian ke sekolah." Haechan mengangguk pelan.
"Papa, ini minum untuk Papa." Mark memberikan segelas air pada Sehun. Sehun mengambilnya dan langsung menghabiskan minum tersebut.
"Sekarang kita sarapan dulu, okay? Papa akan antar kalian ke sekolah." Mark dan Haechan mengangguk dan mengikuti Sehun dari belakang.
Disisi lain, tepatnya di kamar Jaehyun. Chanyeol masih beradu pandang dengan Jaehyun. Ia ingin sekali menghajar putranya itu karena sudah bersikap tidak sopan dengan Sehun namun ia tak bisa. Sehun mengancam akan meninggalkan dirinya jika ia berani main tangan dengan anak anaknya.
"Sekarang katakan pada Daddy, siapa yang mengajarimu berkata kasar seperti itu? Daddy tidak ingat kalau Daddy mengajarimu menjadi anak yang pembangkang seperti ini," ucap Chanyeol. Jaehyun masih saja diam. Jujur, ia takut pada Daddy-nya. Dia lebih memilih bertemu banyak hantu daripada harus berhadapan langsung dengan Daddy-nya seperti ini.
"Sebelum memutuskan untuk menikah, Daddy sudah meminta izin padamu dan kedua adikmu kan? Kalian tidak ada yang mengajukan keberatan untuk pernikahan Daddy. Lalu kenapa kau bertingkah seperti ini?" tanya Chanyeol lagi.
"Jae hanya tidak suka sama Uncle Sehun. Sebelum Mommy pergi, Mommy bilang kalau Daddy selingkuh dan membuat Daddy sibuk di kantor. Daddy jadi lupa sama Mommy dan membiarkan Mommy kesakitan," ucap Jaehyun dengan suara pelan. Chanyeol menaikkan sebelah alis matanya. Wendy? Menuduh dirinya selingkuh? Chanyeol menghela nafasnya lalu berjalan mendekati Jaehyun.
"Daddy sangat mencintai Mommy kalian, kau juga pasti merasakannya. Daddy tidak mungkin bermain di belakang Mommy seperti yang kau katakan tadi. Kau bahkan tahu kalau Daddy memilih untuk cuti dan menemani Mommy dirumah. Kau tak mungkin melupakannya kan?" tanya Chanyeol pada Jaehyun dan dibalas anggukan oleh anaknya itu.
"Daddy tidak akan memaksamu untuk menyukai Sehun karena Sehun juga melarang Daddy untuk melakukannya. Daddy cuma minta, jangan terlalu kasar padanya okay? Adik adikmu menyukainya, kau tidak mau kedua adikmu membencimu karena berkata seperti tadi pada Sehun kan?" tanya Chanyeol dan lagi lagi dibalas anggukan oleh Jaehyun.
"Sekarang ayo sarapan, Daddy akan mengantarmu ke sekolah." Chanyeol berjalan keluar, namun sebelum benar benar keluar dari kamar, Jaehyun menahannya.
"Daddy tidak benar berselingkuh dengan Uncle Sehun kan?" tanyanya memastikan. Chanyeol terkekeh.
"Daddy benci yang namanya perselingkuhan, jadi jangan berpikir seperti itu lagi, boy." Chanyeol keluar dari kamar itu.
©®©®
"Kalian baik baik belajarnya, okay? Dengarkan apa yang dibilang sama guru okay?" Ia merapikan pakaian Haechan dan Mark. By the way, sekolah Mark dan Haechan itu masih satu kawasan.
"Okay Papa," jawab Haechan dengan lucu. Sehun terkekeh dan mencium pipi kedua anaknya itu. Keduanya langsung berlari meninggalkan Sehun.
"Daddy, Jae masuk dulu." Chanyeol mengusak rambut Jaehyun. Jae pun meninggalkan kedua orang dewasa itu untuk berbicara.
"Kenapa tidak menungguku? Aku bisa mengantar kalian sayang," tanya Chanyeol.
"Aku hanya tak mau Jae semakin marah padaku." Chanyeol menghela nafasnya.
"Hari ini aku tidak pergi ke kantor, aku akan di rumah untuk menemanimu," ucap Chanyeol. Sehun menggeleng.
"Kau mengatakan kalau hari ini kau ada rapat dengan salah satu client-mu dari Amerika. Pergilah, aku akan menunggumu di rumah nanti."
"Tapi sayang....." Sehun menggeleng.
"Aku baik baik saja. Aku akan menghubungimu jika aku membutuhkan sesuatu," ucap Sehun. Chanyeol menghela nafas lalu mengecup dahi suami manisnya itu.
"Baiklah, aku berangkat sekarang okay? Aku mencintaimu sayang." Sehun tersenyum dan mengecup pipi Chanyeol. Ia menatap mobil suaminya itu yang semakin menjauh.
"Aku juga sangat mencintaimu bahkan saat mendiang istrimu masih mendampingimu," ucap Sehun pelan dan langsung memasuki mobilnya.
©®©®
Selamat membaca, semoga kalian suka. Sampai bertemu di bab selanjutnya
Updated on January 06th, 2023
(ChristXav)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Sehun (✔)
FanfictionNikmati setiap perjalanan Sehun dalam menaklukkan hati anak anak suaminya Jangan salah lapak. Ini khusus Chanhun Chanyeol Top Sehun Bottom