Bab 3

1.4K 121 9
                                    

Hari ini genap sudah satu bulan Chanyeol menemani Wendy di rumah. Ia tak mengalihkan pandangan dari Wendy sampai wanita cantik itu sedikit kesal dengan suaminya itu.

"Sayang, apa kau tak bosan hanya melihatku sepanjang hari?" tanya Wendy dan Chanyeol menjawabnya dengan gelengan.

"Aku suka melihat dirimu, sayang," jawab Chanyeol dengan kekehan. Wendy hanya menggeleng pelan dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

Chanyeol melanjutkan kegiatannya sampai suara deringan ponselnya mengalihkan pandangannya. Kai. Ia langsung mengangkatnya.

"Ada apa?

"Apa kau berniat ingin menjual perusahaanmu ini ke orang lain?"

"To the point saja, ada apa?" tanya Chanyeol kembali.

"Datang ke kantor hari ini dan hadiri rapat. Aku tidak bisa menghadirinya karena aku harus keluar kota hari ini."

"Batalkan dan gantikan aku,"ucap Chanyeol dengan nada perintahnya.

"Aku bilang aku tak bisa, bang. Tolonglah," ucap Kai memohon.

"Aku tak bisa ke kantor hari ini, jadi kau yang akan mengurusnya."

"Kau selalu mengatakan hal itu dari hari pertama kali kau memutuskan untuk cuti, tapi bang maaf, aku menolaknya. Terserah padamu, kau mau datang atau tidak, aku tidak akan peduli kali ini." Kai mematikan ponselnya dan langsung bersiap untuk pergi mengurus pekerjaannya.

Sementara di tempat lain, Chanyeol menghela pelan nafasnya. Ia bingung. Ia harus pergi ke kantor sekarang namun disisi lain ia juga harus memastikan kalau istrinya itu akan baik baik saja jika ia tinggalkan.

Wendy yang melihat keresahan suaminya itu langsung memeluknya dari belakang. "Aku baik baik saja sayang, aku akan menjaga diriku dengan baik. Aku tau aku tengah sakit, tapi aku mohon jangan buat aku seperti orang yang penyakitan. Itu membuatku sedih sayang."

"Sayang, aku tak bermaksud membuatmu merasa seperti itu. Aku hanya ingin memastikan kalau kau akan baik baik saja."

"Aku tau maksudmu baik sayang tapi tolong jangan hanya berfokus padaku. Kau punya tanggung jawab jadi kau harus bisa membagi perhatianmu." Chanyeol menghela nafasnya kembali.

"Kau harus pastikan kalau dirimu akan baik baik saja sayang, jika terjadi sesuatu, kau harus langsung menghubungiku, okay?" ucap Chanyeol dan Wendy langsung mengangguk cepat.

"Janji," ucap Wendy dengan cepat.

"Baiklah kalau begitu, aku akan bersiap dulu." Chanyeol beranjak dari tempatnya dan langsung masuk kedalam kamar. Wendy menatap punggung suaminya itu dengan tatapan sendu. Pikiran aneh mulai menghantuinya. Bagaimana jika ia tidak bisa menemani suami dan anak anaknya? Bagaimana jika hidupnya tidak akan lama lagi? Siapa yang akan menjaga keempat orang yang paling ia cintai itu?

Terlalu lama melamun, ia pun sampai tidak sadar jika suaminya sudah selesai bersiap.

"Sayang, hei," panggil Chanyeol sambil mengusap bahu istrinya itu. Wendy langsung tersadar dari lamunannya.

"Kenapa melamun huum? Kau memikirkan sesuatu?" tanya Chanyeol. Wendy menggeleng.

"Tak ada sayang, kay sudah mau pergi? Ayo, aku akan mengantarmu." Wendy langsung mengapit lengan suaminya itu. Keduanya pun berjalan ke arah pintu depan.

"Ingat, jika terjadi sesuatu kau harus langsung menghubungiku. Jangan memendamnya sendirian sayang, okay?" Wendy mengangguk mengiyakan permintaan suaminya itu.

"Hati hati di jalan ya dan cepat pulang," ucap Wendy. Chanyeol mengangguk dan mengecup dahinya singkat sebelum memasuki mobilnya.

©®©®

Papa Sehun (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang