Beberapa hari ini Chanyeol selalu pulang malam. Salah satu orang yang sudah lama bekerja dengannya melakukan penggelapan dana operasional yang cukup banyak dan hal itu membuat Chanyeol, Kai dan Sehun harus lembur. Sebenarnya Chanyeol bisa saja meminta Kai dan Sehun untuk menyelesaikannya namun istrinya mengatakan jika hal itu adalah tanggung jawabnya dan ia harus menyelesaikannya.
"Bang, kalau kau mau pulang, pulang saja. Aku dan Sehun yang akan melanjutkannya," ucap Kai sambil melihat Sehun yang mengangguk. Namun Chanyeol hanya menggeleng sambil melanjutkan pekerjaannya.
"Tuan, yang dikatakan Tuan Kai itu benar," ucap Sehun pelan. Kai menepuk bibir Sehun pelan dan membuat Sehun jadi bingung.
"Apa aku salah?" tanya Sehun.
"Sudah berapa kali aku katakan, jika kita berdua, panggil namaku saja." Sehun mendengus pelan.
"Aku tau, tapi kita sekarang bertiga. Jadi aku harus memanggilmu Tuan, sudah lanjutkan saja pekerjaanmu," ucap Sehun dengan nada perintahnya.
"Aku masih atasanmu jika kau lupa, Sehun." Sehun terkekeh mendengarnya lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Sudah, lanjut saja. Aku sudah mengabari istriku kalau aku akan lembur lagi hari ini," ucap Chanyeol. Namun setelah mengucapkan hal itu, ia mendapatkan panggilan dari nomor yang ia tak kenal.
"Halo," ucapnya.
"......"
"Saya akan kesana." Chanyeol mematikan ponselnya dan memakai mantel miliknya.
"Ada apa bang? Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Kai.
"Istriku masuk rumah sakit, aku akan ke sana sekarang. Aku percayakan urusan kantor pada kalian." Chanyeol langsung berlari meninggalkan Kai dan Sehun yang terdiam.
"Apa istri Tuan Chanyeol sakit parah, Kai?" tanya Sehun pelan.
"Aku juga tidak tau. Tapi beberapa bulan belakangan ini, kakak ipar memang sering check up ke rumah sakit. Aku pernah menanyakan tentang kondisinya, tapi bang Chanyeol tak pernah mengatakannya," jawab Kai.
"Aku pernah melihat Nyonya Adinata kesakitan di samping pintu toilet kantor," kata Sehun.
"Kapan?"
"7 bulan yang lalu, waktu Nyonya Adinata datang ke kantor bersama Tuan Chanyeol." Kai berusaha mengingat waktu yang dikatakan oleh Sehun dan ya, dia mengingatnya.
"Sepertinya memang ada sesuatu yang terjadi pada kakak ipar, kau ingin ikut denganku ke rumah sakit? Aku takut terjadi apa apa pada kakak ipar," ucap Kai.
"Apa tidak apa apa jika aku ikut?"
"Sudah jangan memikirkan hal yang tidak penting. Sekarang kita rapikan berkas berkas ini lalu segera menyusulnya." Sehun mengangguk dan langsung melakukan apa yang dikatakan oleh Kai tadi.
Sementara di tempat lain, Chanyeol berlari menyusuri rumah sakit untuk menemui istrinya. Setelah sampai di depan pintu ruangan VIP, ia menunggu dengan cemas dokter yang tengah menangani istrinya. Lima belas menit kemudian, seorang dokter keluar dan ia pun langsung menanyakan kondisi istrinya.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter? Dia baik baik saja kan? Tidak terjadi sesuatu padanya kan?" tanya Chanyeol dengan perasaan yang khawatir.
"Maafkan saya Tuan, kanker yang menggerogoti rahim istri Anda kini sudah menyebar ke seluruh tubuhnya. Kemungkinan dirinya untuk tetap hidup sudah tidak ada lagi, Tuan."
Chanyeol menarik kerah baju dokter tersebut dan menatapnya dengan tatapan kejinya. "Tarik kembali ucapanmu itu atau aku akan mencabut izin praktekmu itu si*lan"

KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Sehun (✔)
FanfictionNikmati setiap perjalanan Sehun dalam menaklukkan hati anak anak suaminya Jangan salah lapak. Ini khusus Chanhun Chanyeol Top Sehun Bottom