Bab 7

1.3K 126 21
                                    

"Selamat pagi jagoannya Daddy," sapa Chanyeol saat melihat ketiga anaknya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Selamat pagi, Dad," jawab ketiganya bersamaan. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu dan Chanyeol yang langsung meminta maaf pada mereka, hubungan mereka kini membaik meski mereka belum bisa menerima kehadiran Sehun sepenuhnya.

"Hari ini Papa kalian masak makanan kesukaan kalian, kita makan bersama ya?" tanya Chanyeol yang berharap mereka akan menjawab "ya".

"Maaf Daddy, tapi kami tidak lapar. Kami akan makan di kantin saja," jawab Jaehyun dan di angguki oleh Mark.

"Tapi kalian tidak terbiasa tanpa sarapan, kids. Atau kalian ingin makan sereal saja? Atau minum susu?" tanya Chanyeol kembali. Ia ingin memastikan perut anak anaknya itu terisi walau cuma sedikit. Namun anak anaknya itu menggeleng pelan.

"Haechan mau makan." Ucapan bungsu keluarga Adinata itu membuat dua orang dewasa dan kedua kakaknya itu menatap dirinya. Mereka tak percaya dengan apa yang di dengar oleh mereka. Sehun yang tersadar pun langsung mendekati Haechan.

"Echan mau makan apa? Mau Uncle ambilkan?" tanya Sehun lembut. Ia ingin mengelus kepala anaknya itu tapi ia tidak ingin merusak moodnya.

"Echan?" tanyanya memastikan. Sehun mengangguk dan tersenyum kecil.

"Bolehkan Uncle panggil begitu?" Haechan hanya mengangguk.

"Lalu, Echan mau makan apa? Uncle akan ambilkan," tanya Sehun.

"Uhm Echan mau makan nasi goreng pakai sosis panggang dan telur," jawabnya. Sehun pun langsung mengambil makanan yang diminta oleh Haechan dan meletakkan piringnya di depan Haechan.

"Selamat makan tampan," ucap Sehun.

"Haechan tampan?" tanya Haechan. Sehun mengangguk.

"Lebih tampan dari abang Jaehyun dan abang Mark?" Lagi lagi Sehun mengangguk menanggapinya.

"Lebih tampan dari Daddy?" Sehun tampak berpikir sementara Haechan menatapnya dan menunggu jawaban dari Sehun.

"Tentu saja, Haechan yang paling tampan disini," jawab Sehun dan membuat Haechan berbinar.

"Daddy jelek, Haechan yang paling tampan di rumah ini," ucap Haechan dengan bangga.

"Kau itu tidak tampan, Uncle Sehun mengatakan itu biar dirimu memakan masakan buatan dirinya," kata Mark.

"Benarkah Uncle?" tanya Haechan.

Sehun terkekeh. "Tentu saja tidak. Haechan itu tampan dari lahir. Kemarin Daddy menunjukkan foto Haechan saat lahir dan kau terlihat sangat manis."

"Dengar abang. Bilang saja kalau abang itu tidak terima karena Haechan bisa mengalahkan ketampanan abang." Mark hanya mendengus mendengarnya.

"Sudah sudah, sekarang ayo kita makan. Setelah ini, Daddy akan mengantar kalian ke sekolah." Jaehyun mengangkat alisnya setelah mendengar ucapan sang ayah.

"Mengantar kami? Sebelumnya Daddy tidak pernah mengantar kami? Apa Daddy tidak bekerja? Apa Daddy sudah mulai melupakan tanggung jawab Daddy dan memilih untuk bersantai dirumah dengan Uncle Sehun? Wah, sepertinya Uncle Sehun membawa pengaruh buruk untuk Daddy," ujar Jaehyun lalu menatap sinis ke arah Sehun.

"Jae, jaga ucapanmu. Kau semakin tidak bisa mengatur lidahmu itu," tegur Chanyeol.

"Jangan memarahinya, ayo lanjutkan saja sarapannya." Sehun mengambil sarapan untuk Chanyeol.

"Tak perlu bersikap baik seperti itu. Ular akan menunjukkan warna aslinya jika ia sudah menunjukkan sifat aslinya." Sehun tersenyum mendengarnya.

"Aku tak perlu berpura pura baik untuk mendapatkan perhatian banyak orang. Aku hanya bersikap seperti apa yang aku inginkan saja," jawab Sehun. Jaehyun mendecih mendengarnya.

Papa Sehun (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang