Prat 6

11.7K 1K 8
                                    

Saat ini, Atariq terbangun dikamarnya, bisa ia tebak, bahwa Dion lah yang membawa nya kemari. Atariq bangun dan buru-buru menghampiri kamar Agra, ia ingin mengecek keadaan manusia batu itu. Bagaimana keadaan nya sekarang

Atariq tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung masuk begitu saja ke kamar Agra.

"Kak Agla?" Tanya Atariq sambil mata nya menelusuri seisi ruangan

"Kak Agla..? Kak Agla dimana??" Tanya Atariq lagi

Atariq membuka pintu kamar mandi untuk mencari keberadaan Agra, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Agra disana. Saat ingin berbalik, ia dikejutkan oleh suara Agra yang sangat menusuk dan membuat diri nya merinding

"Sudah dua kali kau masuk kamarku tanpa izin." Ucap Agra menatap tajam Atariq, tak lupa dengan aura kekejaman yang terasa kental di ruangan itu

Atariq berbalik, dan langsung menundukkan kepala nya, "M-maaf kak Agla, a-aku hanya ingin cek keadaan kakak." Ucap Atariq pelan dan terbata

"Keluar!" Tekan Agra

"Tapi kak Agla sudah tak apa?" Tanya Atariq yang memiliki nyawa 9 ( author tak habis pikir, keberanian Atariq ini berasal darimana?🗿-author)

"Kubilang keluar, anak pungut!" Bentak Agra lalu menarik Atariq dengan kasar

Atariq tersentak saat Agra mengucapkan hal itu, jujur hati moengil nya tercubit mendengar itu.

"M-maaf ka, Aliq janji gak ngulangin hal itu lagi." Ucap Atariq yang mulai menangis

Atariq terjatuh di depan kamar Agra, karena Agra yang langsung melepaskan cekalan tangannya.

"Sekali hama, tetaplah hama." Setelah mengucapkan kata-kata dingin itu, Agra menutup pintu kamarnya dengan keras

Atariq menangis.

Dion yang sedari tadi panik mencari tuan muda nya karena tidak ada dikamarnya, buru-buru mencari ke seluruh mansion diikuti dengan beberapa bodyguard yang lain. Langsung saja menghampiri Atariq yang terduduk di depan pintu kamar Agra, setelah melihatnya

"Tuan muda!"

Atariq masih menangis sesenggukan. Dion mengelus rambut anak kecil itu lalu dengan cepat menggendong nya

"Tuan muda tidak apa?"

Atariq mengangguk, " Aliq lapal. "

Dion menghela nafas lega, jujur saja ia takut tuan nya yang satu itu akan berbuat yang macam-macam terhadap Atariq. Tapi syukurlah, ternyata tidak terjadi apa-apa.

Atariq makan makanan nya dengan pelan, tidak nafsu makan tapi perutnya keroncongan, jadi ya mau tidak mau ya harus makan.

"Tuan, apa kabar?"

Atariq tersedak, karena sistem yang tiba-tiba berbicara di kepala nya. Sudah berapa hari sistem satu ini tidak muncul batang hidungnya, muncul-muncul langsung mengagetkan, sial.

"Lo bikin gue kaget, sial!" Ucap Atariq

For your information, Atariq sedang makan di dalam kamarnya sendirian, karena Atariq yang meminta Dion seperti itu.

"Hehe, maaf tuan." Atariq memutar bola matanya malas

"Ada apa?" Tanya Atariq sambi menyuap makanan ke dalam mulut kecilnya

" Apa tuan tahu saat Aden dan Alisha pulang nanti, mereka akan membawa apa?" Tanya Sistem

"Tidak tahu." Jawab Atariq sekena nya

"Anastasya Dennysa."

Atariq termenung, secepat itukah datangnya? Dipikir masih ada 2 atau 3 tahun lagi untuk tokoh itu datang. Sejujurnya ia masih menginginkan lebih banyak kasih sayang yang diberikan oleh keluarga ini, tapi mungkin...memang bukan takdirnya?

Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang