Prat 13

8.9K 900 15
                                    

Atariq terdiam mematung di balik dinding. Badan nya seketika membeku dan terasa sangat kaku untuk bergerak. Mata nya sedikit membola terkejut atas apa yang ia dengarkan barusan.

Apa?

Kenapa?

Apa itu semua benar?

Pikiran Atariq seketika menjadi blank, tidak bisa berpikir dengan jernih. Niat hati ingin ke dapur mengambil air, malah mendengarkan hal yang sangat menyakitkan seperti ini?

Kak Ana itu protagonis bukan? Mengapa? Mengapa alur nya menjadi seperti ini? Harusnya Adeva yang jahat, bukan Ana! Harusnya ia akan baik-baik saja karena Ana menyayangi nya.

Atariq perlahan mundur, hati nya runyam, pikiran nya tidak terkendali, ia berbalik dan berjalan dengan cepat. Ia... Ia harus apa?.....

Kaki kecilnya membawa nya menuju pintu depan mansion. Melewati segerombolan remaja-remaja yang sedang bersantai ria itu. Yang membuat remaja-remaja itu tampak bingung, kenapa bocah kecil itu berlari terburu-buru?

" Dia kenapa tuh?" Tanya salah satu orang, dijawab sontak menggeleng oleh semua orang

Hati dan pikirannya sama sekali tidak tenang, ada...ada yang berbicara lagi di sekelilingnya. Itu ada lagi. Bagaimana?! Bagaimana suara-suara itu hilang?!

Atariq jalan mondar-mandir di depan pintu mansion, sambil mulai menutupi telinga nya agar suara-suara itu tidak terdengar, ini apa sih?! Kenapa suara aneh itu kembali lagi?!

" Woi bocah lo ngapa dah?!" Teriak Rion, karena bingung apa yang dilakukan Atariq di depan pintu

Tapi tak ada sahutan dari Atariq. Malah Atariq makin semakin panik dan terlihat sangat gusar, tangannya sudah tidak bisa diam. Ia gunakan untuk mengacak-acak rambutnya dan mengelupas kulit bibirnya karena tak tenang.

" Apa kalian lihat tuan muda Atariq?" Tanya Dion yang tiba-tiba sampai di ruang tamu

" Oh? Itu disitu, dia kenapa dah? Dari tadi mondar-mandir gitu?" Tanya Rion , Dion mengikuti arah tunjuk yang diberikan Rion, dan melihat tuan muda nya terlihat gusar

Dion berlari dengan cepat, " TUAN MUDA!" Teriak Dion

Dion dengan cepat memeluk tuan muda nya agar tenang, dan mengelus punggung nya. Tapi tangan Atariq malah mulai menjambak rambutnya dengan keras-keras.

" Saya mohon tenang , tuan muda!" Ucap Dion dengan tenang agar Atariq mengikuti nya

" Tidak! Aliq...Aliq.... aghhh!!" Ucap Atariq gusar sambil terus melihat sekeliling dengan linglung

" Tuan muda...saya mohon jangan seperti ini...." Lirih Dion sambil menahan kedua tangan Atariq agar tak menjambak rambutnya lagi

"Atariq...? Dengerin Dion ya, hm?? Jangan kayak gini, okay? Tenang, ada Dion disini..." Ucap Dion lagi menenangkan

Atariq malah semakin memberontak ingin melepaskan pelukan Dion, Dion yang tak siap, terjatuh.

" Kak Ethannn!!! " Teriak Atariq

" Kak Ethann!! Aliq takutt!!!" Teriak Atariq dengan lirih lagi

Semua orang yang berada disitu sontak keluar , karena mendengar teriakan itu, untuk melihat apa yang terjadi

" Atariq!" Panggil Dion lalu mengejar Atariq

Atariq tersandung, " ATARIQ!" Teriak Dion lalu dengan cepat menghampiri tuan muda nya yang sudah tergeletak jatuh

Dion lagi-lagi memeluk Atariq untuk sedikit menenangkan, karena atariq terus menangis sesenggukan dan itu akan sangat sulit untuk bernafas

"ATARIQ!" Teriak seseorang

Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang