"Atariq, ke rumah sakit, oke?" Ucap Aden, Atariq menggeleng keras
"Tak mau, dad. Aliq gapapa, lihat?" Ucap Atariq sambil memutar-mutarkan tubuhnya depan belakang
Aden menghela nafas kasar, susah sekali membujuk Atariq untuk pergi kerumah sakit untuk menjalani pengobatan. Lengannya tertembak, sudah diobati oleh Willem sih, cuma tetap saja mereka semua khawatir.
Sial, ternyata si jalang itu membawa penyusup yang lain masuk kerumah dan menembak Atariq. Untung saja hanya tergores peluru. Tapi tetap saja kan mereka sangat khawatir pada si baby boy ini.
Mereka semua sudah tahu perlakuan Ana, oh atau bahkan semua kelakuan orang-orang dalam mansion. Hei man, kita sedang membicarakan soal mansion kebanggaan Devilion.
Setiap dinding pasti memiliki telinga.
Bukan sengaja membiarkan Atariq tersiksa melainkan hanya mencoba sampai sejauh mana Ana bertindak. Toh, ini juga sebenarnya permintaan Atariq sendiri. Dari beberapa tahun yang lalu.
Atariq menunggu momen yang pas untuk menangkap basah sang protagonis dalam novel itu. Dan yep, kini adalah saatnya meskipun ada beberapa kendala yang diluar kendali, tapi sudah teratasi dengan baik.
"Ih kak, aku gak mau! Aku baik-baik aja." Ucap Atariq sebal karena kakak-kakak nya selalu saja mengganggu dirinya untuk pergi kerumah sakit
"Kamu harus ke rumah sakit, Atariq!" Ucap Ethan lelah membujuk Atariq
Atariq malah sibuk sendiri dengan urusannya, sedangkan kakak-kakak nya lelah membujuk diri nya untuk pergi ke rumah sakit.
Ceklekk
Tiba-tiba, Agra masuk dengan tampang yang selalu ia tampakkan diwajahnya, yaitu raut datar yang menyempurnakan penampilan nya.
Agra mendekat ke arah Atariq yang terbaring dikasur, sambil memakan cemilan dan menonton tv. Beserta Ethan juga Ethen yang berada di masing-masing sisi.
"Kemari." Ucap Agra pada Atariq, Atariq yang bingung kakaknya satu ini mau ngapain, menuruti ucapannya
Dengan gerakan cepat Agra membuat pergerakan yang tak bisa Atariq cegah
"K-kakak jahat." Ucap Atariq kemudian pandangan nya mulai mengabur lalu tidak sadarkan diri.
"Haruskah begini, kak?" Tanya Ethan pada Agra
Agra menjawab , " Kalau tidak seperti ini, dia tidak akan menurut."
******
Atariq mengerjapkan matanya, dinding putih lagi yang ia lihat. Ia tahu dimana sekarang, dirumah sakit. Sial, kakaknya itu benar-benar menyebalkan, ia sama sekali tak menyukai jika Agra melakukan hal ini ketika ia membantah.
Dilepasnya selang infus pada tangan kiri nya, dan Atariq dengan perlahan menuju kamar mandi.
"Sistem, lo denger gue kan?"
Tittt tittt (btw Atariq ngomong sama sistem didalam pikiran ya!)
"Ya, tuan."
Atariq mengangguk, "Sekarang apa yang harus gue lakuin?"
"Masa depan sudah berubah, tuan. Sekarang, tuan bebas ingin melakukan apapun yang tuan inginkan." Ucap sistem
"Apa membunuh salah satu tokoh tidak masalah?" Tanya Atariq
Sistem terdiam sejenak, "Tidak apa-apa, tuan. Karena ini sudah bukan lagi dunia novel yang bisa berubah karena adanya alur. Melainkan ini sudah menjadi dunia asli yang lain." Jelas sistem
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Random[END] [JANLUP VOTE NYA NGAB, SANKYUU] [JUST BROTHERSHIP NOT BL] Atariq, namanya. Tiba-tiba saja ia bertransmigrasi ke dalam novel yang ia pungut dijalan. Ia membacanya dan ujung-ujungnya kesal dengan isi novelnya. Pantas saja ada dipinggir jalan...