Prat 16

8.6K 981 42
                                    

Willem, Ethan, juga Ethen sudah datang berkumpul diruang makan, mereka semua bercanda girau bersama. Tinggal menunggu, Agraio saja. Katanya, jalanan macet parah. Yah, sebelumnya Willem juga terjebak macet dibeberapa tempat sih.

Atariq pamit ke kamarnya sebentar untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Rencana nya kali ini, Atariq ingin memberikan suatu hadiah kecil untuk mereka semua. Tidak mahal juga tidak besar, tapi Atariq harap ini bisa memberikan kenangan bagus bagi mereka.

"Daddy, Aliq izin ke kamar untuk mengambil barang ya!" Ucap Atariq pada Aden

"Baiklah, cepat kembali ya! Kak Agra juga akan segera sampai." Atariq mengangguk saja, dan kemudian berlari ke kamarnya

"Jangan lari, Atariq!" Teriak Aden sambil menggelengkan kepala nya

Atariq sibuk membongkar lemari nya untuk mengambil barang yang sudah lama ia simpan. Yah, hanya beberapa kalung juga gelang yang ia buat sendiri, menggunakan pernak-pernik yang ia beli.

Atariq tersenyum melihat hadiah kecilnya, tiap kalung dan gelang memiliki masing-masing nama. Nama mereka semua, juga ia beri inisial AQ untuk mengingat Atariq selalu dimana pun mereka berada.

Setelah selesai, Atariq langsung menutup kamarnya dan kembali menuju ruang makan dengan cepat. Takut mereka menunggu terlalu lama.

"Sudah sayang?" Tanya Alisha lembut, Atariq mengangguk, " Sudah mom."

Alisha menyuruh Atariq untuk segera duduk, Alisha juga mengambilkan makanan untuk Atariq juga yang lainnya.

Alisha - Ethan - Atariq - Ana
Aden
Agra - Willem - Ethen

Mereka memakan hidangan pembuka duluan, karena Agra masih sebentar lagi akan sampai. Jadilah, mereka sekarang hanya makan beberapa camilan pembuka.

"Semuanya baik-baik saja, ketika daddy tidak ada?" Tanya Aden

"Tentu, dad." Sahut Ana dengan cepat, Atariq? Ia diam saja, karena ia tahu, ia tak bisa mengadu atas apa yang terjadi.

"Atariq?" Tanya Aden memandang Atariq dengan sangat lekat

"Eum? Semuanya baik, daddy." Jawab Atariq sambil mengunyah biskuit stroberi kesukaannya

"Hah...baiklah kalau begitu." Ucap Aden menghela nafas panjang

BRAKKKKK

"ANA!" Bentak seseorang yang baru saja datang itu menggelegar seisi mansion

"JALANG! KELUAR KAU, BAJINGAN!" Bentak orang itu lagi

Ana terkesiap, Ana dengan cepat menarik Atariq secara kasar, membuat Atariq yang tak siap itu sedikit kehilangan keseimbangan nya. Ana tahu ini. Ia sudah ketahuan. Atariq, anak ini akan ia jadikan sandera.

Semuanya terkejut atas apa yang dilakukan Ana pada Atariq

"Ana! Apa yang kau lakukan, hah?!" Bentak Aden

Ana tertawa terbahak-bahak seperti orang gila, satu tangannya mencekik Atariq dan satu nya lagi memegang pisau daging kecil yang diarahkan ke leher Atariq

"Sialan! Kau...!" Ujar Ethan lalu segera mendekati Atariq

Tapi buru-buru Ana menodongkan pisau itu pada Ethan, membuat Ethan mundur sedikit, " Kalian maju, aku tusuk bajingan kecil ini!" Ucap Ana mengancam

"Kau lah yang bajingan, sialan! Lepaskan Atariq!" Teriak Ethan

Lagi-lagi Ana tertawa seperti orang hilang akal, " Kalian menyayangi anak pungut seperti dia?" Ucap Ana setengah tertawa

"Kau juga anak pungut!" Sungut Ethan

Agra datang dengan membawa belasan bodyguard dibelakang nya, Agra menatap nyalang Ana yang menyandera Atariq

Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang