Terdapat seorang anak laki-laki kecil sedang bersandar pada sebuah kursi yang bergetar, sebut saja kursi itu adalah kursi pijat berlapis emas.
Anak laki-laki itu berjemur dibawah teriknya matahari pagi dengan segelas jus jeruk serta kacamata hitam yang bertengger di mata bulat kecilnya. Oh jangan lupa, pacifier yang selalu menggantung di lehernya
Anak laki-laki itu merupakan definisi dari anak pengangguran kaya raya😺😎. Tidak. Lupakan. Itu adalah Atariq. Yang kini jadwalnya adalah berjemur di pagi hari guna untuk meningkatkan kesehatannya.
" Kak Dion!" Panggil Atariq
"Ya, tuan?"
"Beljemul nya sudahan ya? Aliq panas dan lelah." Ucap Atariq dengan puppy eyes andalannya
" Tapi waktu anda berjemur masih 15 menit lagi, dan juga...." Atariq menunggu Dion melanjutkan ucapannya
" Kali ini saya tidak akan terjebak pada akal-akalan anda, tuan muda." Lanjut Dion
Atariq mendengus, itu kan bukan salahnya, salah kan Dion yang tak mengetahui kejahilannya.
"Tapi kali ini aku sungguh melasa panas, kak!"
" Sistem!"
"Ya, tuan?"
"Buat badanku menjadi panas untuk sebental!"
"Baik."
Suhu panas di terapkan dalam
5
4
3
2
1
...
Selesai di terapkan
"Kak Dion..." Lemah Atariq dengan mata kaca-kaca nya
Dion dengan sigap menangkup pipi Atariq dan mengecek dahi nya, panas. Perasaan tadi baik-baik saja. Dion langsung membawa Atariq masuk ke dalam kamarnya dan membawa kompresan.
Atariq? Dia mah santai kayak di pantai. Menikmati segala kenikmatan duniawi. Kapan lagi ia bisa menyuruh-nyuruh orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan? Ya meskipun badannya memang terasa panas, cuma ya bisalah ia tahan.
" Kak Dion, sekalian tolong bawain biskuit stlobeli Aliq dikulkas dong!" Teriak Atariq
" Jangan teriak-teriak, tuan muda! Kalau tenggorokan nya sakit, jangan nyalahin saya!" Teriak Dion juga dari luar
' Wah si Dion mulai kurang ajar pada majikan 🗿 '
Setelah menaruh kompresan pada dahi Atariq dan menaruh biskuit juga susu kesukaannya, Dion pamit untuk berjaga di gerbang depan.
" Tuan muda kalau ada yang diperlukan jangan lupa pencet tombol, jangan teriak, oke?" Ucap Dion, Atariq hanya mengangguk sambil fokus pada tontonan di layar lebar didepannya ini.
Kini Atariq tinggal sendiri dalam kamar luasnya. Atariq berhenti mengunyah.
" Sistem! "
"Ya, tuan?"
" Apa hukuman itu tidak bisa diganti? Misal pengulangan point? Atau pengulangan uang tunai gue sekalang ?" Tanya Atariq polos
Seketika muka sistem menjadi datar mendengar pertanyaan Atariq yang kelewat bodoh atau ah sudahlah.
" Tidak bisa. "
" Mengapa?"
" Karena pengurangan yang seperti itu sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi pembuatan sistem ini. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Random[END] [JANLUP VOTE NYA NGAB, SANKYUU] [JUST BROTHERSHIP NOT BL] Atariq, namanya. Tiba-tiba saja ia bertransmigrasi ke dalam novel yang ia pungut dijalan. Ia membacanya dan ujung-ujungnya kesal dengan isi novelnya. Pantas saja ada dipinggir jalan...