"Tuan tidak ingin kembali?"
"Apa? Mengapa halus begitu?"
"Tuan sudah seminggu disini dan mengacak-acak tempat saya."
"Kau tidak telima?"
"......☺️" Sistem hanya bisa pasrah akan kelakuan tuan-nya ini. Sudah seminggu tubuhnya terbaring dirumah sakit, sedangkan jiwa nya bersantai di sini seperti tidak memiliki masalah hidup
Atariq sibuk dengan urusannya sendiri, seperti tak peduli dengan dunia nyata.
"Ayolah, tuan!" Ucap sistem dengan kesal
"Kau kesal kalena aku mengganggumu disini?"
"Iyalah."
"Okeh."
Ting!
Dalam sekejap, Atariq mulai membuka mata nya dengan perlahan. Ia mengedarkan pandangannya, dan tatapannya tertuju pada infus ditangan kirinya. Ia mencabut itu dengan perlahan, tapi kenapa ia sudah mencoba cabut perlahan malah nambah sakit anying.
Ia membuka infus itu dengan cepat, god damn. Malah berdarah kan. Ia berjalan menuruni brankar dengan langkah gontai menuju kamar mandi diruangan itu.
Ia membersihkan darahnya lalu membasuh wajahnya dengan air. Karena wajah sebelumnya seperti mayat dekil.
Atariq menjadi lebih segar sedikit, lalu ia buang air besar, karena tiba-tiba saja perutnya sakit. Lagi enak-enak ngeden biar tai nya keluar, tiba-tiba saja pintu kamar mandi ter gebrak
Brakkk
"Anak any- KELUALLL!!!!" Teriak Atariq karena malu ia sedang buang air besar anjim
Tai yang udah susah-susah mau gue keluarin, malah masuk ke dalam lagi asw!
"Maaf, ak-.."
"KELUAL!" Teriak Atariq sambil menahan malu
Seseorang itu kembali menutup pintu kamar mandi dengan perlahan, dan Atariq yang segera menyelesaikan buang airnya.
"Gak bisa ngetok dulu kalo mau masuk?!" Desis Atariq dengan mata tajam tapi sayangnya malah siapapun akan gemas melihatnya
"Maaf, tadi kakak hanya khawatir kamu tidak ada di brankarmu." Sesal nya pura2 karna tak tahan dengan keimutan bocil didepannya ini
Hening. Atariq berjalan kembali menuju brankarnya, lalu menghela nafas mencoba melupakan apa yang sudah terjadi.
"Bagaimana keadaanmu? apa ada yang sakit? Lalu kenapa infusnya dicabut?" Tanya nya
"Aku baik, dan tidak ada yang sakit. Kucabut kalena sakit dan ingin ke toilet." Ucap Atariq
"Emmm ngomong-ngomong makasii banyak ka...?"
"Ethan."
"Telimakasih banyak ka ethan udah nolongin Ataliq."
"Iya...." Ucap Ethan sambil senyum mengelus rambut halus Atariq
"Untuk biaya lumah sakitnya, nanti aku ganti, tapi nyicil hehe.."
"Gak perlu, tapi sebagai ganti nya kamu jadi adik kakak mau?"
"Gak mau, Ataliq gak mau nyusahin." Ujar Atariq
"Kamu gak nyusahin. Mau ya?" Pinta Ethan
"Eemm eem kayaknya ngg--"
"Pokoknya harus, kakak gak nerima penolakan."
"Tapi...."
"Gak ada tapi-tapian, Ataliq. Sekarang kamu tidur lagi, kamu belum sembuh total. Nanti infusnya kakak suruh suster buat pasang lagi." Ucap Ethan kemudian ia ingin berlalu dari kamar itu untuk memanggil suster, tetapi suara Atariq menghentikan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Boy
Random[END] [JANLUP VOTE NYA NGAB, SANKYUU] [JUST BROTHERSHIP NOT BL] Atariq, namanya. Tiba-tiba saja ia bertransmigrasi ke dalam novel yang ia pungut dijalan. Ia membacanya dan ujung-ujungnya kesal dengan isi novelnya. Pantas saja ada dipinggir jalan...