PART 16 : RUMIT

213 32 45
                                    

Hoseok memang sudah pernah mengunjungi galeri pribadi milik Taehyung, tapi dia sama sekali tidak menyangka ternyata di belakang galeri pribadi Taehyung yang ada di gedung kebudayaan, masih ada galeri lain.

"Galeri yang ini, semuanya adalah karya yang sangat - sangat aku sukai," kata Taehyung yang mengantarkan Hoseok masuk kedalam galerinya dengan senyuman penuh rasa bangga.

"Pasti harganya mahal - mahal ya hyung... pokoknya kalau aku mulai dekat - dekat, tarik saja aku menjauh hyung," kata Hoseok.

"Aku percaya padamu kok," kata Taehyung, "Mahasiswa seni, tahu bagaimana memperlakukan karya seni dengan seharusnya."

Hoseok yang benar - benar berdiri ditengah galeri dengan puluhan karya seni yang dia tahu pasti sangat mahal. Jika sampai terjadi kebakaran di gedung kebudayaan ini dan Hoseok menjadi yang terakhir diselamatkan, mungkin dia tidak boleh marah.

"Kau lihat - lihat saja dulu, aku ambilkan minuman dan camilan untukmu," kata Taehyung.

Hoseok menolehkan kepala dan menatap panik kearah Taehyung, "Hyung.. beneran ini?? Kau tidak khawatir aku mencuri atau bagaimana?"

"Tidak Hoseok... aku percaya padamu," kata Taehyung yang melambaikan tangan dan melangkah keluar dari galeri.

Hoseok terdiam beberapa saat ditengah galeri. Ia masih disibukkan dengan pemikirannya sendiri yang menyadari jika Taehyung terlalu percaya padanya, sampai kemudian ia menyadari jika ini adalah kesempatan bagus untuknya.

Hoseok melangkah mendekat pada dinding, untuk melihat lukisan walaupun tentu saja dia tetap melihat di jarak aman. Sebuah lukisan harus dinikmati pada jarak pandang khusus, jika terlalu dekat mungkin yang tadinya bagus menjadi kurang.

Hoseok melewati beberapa lukisan yang ia rasa biasa saja, walaupun sebenarnya agak terkejut juga ketika melihat lukisan Monalisa yang seharusnya tidak ada di Korea, tapi setelah di amati lebih lanjut, lukisan Monalisa yang ada di hadapannya ini sepertinya adalah parodi dari lukisan aslinya, karena Monalisa yang ada dihadapan Hoseok jauh terlihat lebih sedih dari Monalisa aslinya. Dia tidak tahu apakah hal seperti ini diperbolehkan? Bukankah termasuk dalam penjiplakan, tapi.... Hoseok melihat pada lukisan Monalisa Sedih dan tidak menemukan nama pelukisnya sama sekali.

Hoseok melanjutkan melihat - lihat, sampai ia berhenti di sebuah lukisan yang langsung membuatnya mengernyitkan kening dan menahan rasa mual di perutnya.

Mata Hoseok menatap pada sebuah lukisan dengan ukuran besar. Di dalam lukisan hanya ada dua tokoh, seorang laki - laki berambut pendek dengan potongan undercut berwarna perak. Dan tokoh lainnya adalah seorang perempuan berambut panjang yang berbaring di atas meja, di depan si laki - laki berambut perak. Jika Hoseok menjelaskan deskripsi lukisan hanya sampai disini maka terlihat sangat biasa saja, sampai tapi Hoseok akan melanjutkan deskripsi yang mungkin akan membuatmu mual. Bersiaplah.

Si tokoh laki - laki berambut perak dengan senyuman lebar dan terlihat begitu menikmati, terlihat tengah mengunyah sesuatu yang Hoseok yakini adalah jantung si perempuan. Jantung yang diambil dari tubuh si perempuan yang terbuka dengan usus terburai keluar. Keadaan diperparah dengan darah si perempuan yang mengalir keluar dari tubuhnya dan menetes dari sisi meja. Dan sesuatu yang membuat Hoseok lebih ngeri lagi adalah ketika gambar si perempuan diberi efek seperti gemetar dengan mata terbelalak lebar. Mana mungkin perempuan di lukisan ini dimakan organ dalamnya dalam keadaan hidup bukan? Walaupun Hoseok tahu jika memang manusia masih bisa bertahan hidup meski ususnya terburai keluar, tapi... bukankah jantung si perempuan sedang di... Hoseok membelalakkan matanya, ia tahu sekarang... jadi si perempuan masih dalam keadaan hidup ketika tubuhnya dibelah, namun kemudian menghadapi sekaratnya saat si laki - laki berambut perak mencabut jantung dan memakannya.

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang