Ruangan berbentuk persegi panjang yang cukup luas itu menyimpan berbagai macam barang - barang yang biasa digunakan untuk membuat karya seni. Bongkahan kayu yang masih berbentuk setengah lingkaran, berbagai macam pisau untuk memahat, berbagai warna cat, berbagai macam lilin. Ruangan yang dibagian tengahnya terdapat sebuah meja besar yang digunakan untuk membuat karya - karya seni yang nantinya akan dipamerkan.
Sang seniman - Jeon Jungkook - dengan tangan yang sudah kotor karena lilin lembut yang digunakannya untuk membuat sebuah patung berhenti melakukan semua pergerakannya. Kepalanya kemudian menatap ke arah bagian atas, di bagian kepala patung yang belum sepenuhnya selesai ia buat. Kepala patung yang sebagian masih menampilkan sosok perempuan cantik dengan mata terbelalak lebar yang tersembunyi di balik lilin panas yang telah di bekukan oleh Jungkook.
Jungkook menatap ke arah tubuh si patung yang bergerak - gerak, meski pergerakannya tidak terlalu kencang karena efek telah terkurung oleh lilin namun tetap saja pergerakannya membuat patung lilin yang ia buat sedari berjam - jam tadi retak karena pergerakan. Jungkook tidak berbuat apapun untuk mencegah retakan yang ada, ia justru menatap ke arah tubuh patung yang retakannya semakin rata. Tangan Jungkook terjulur mengambil sejumput lilin berwarna putih yang kemudian ia tempelkan pada wajah si perempuan yang tadinya belum tertutup. Jungkook dengan sengaja menekankan tangannya dengan begitu keras pada wajah si perempuan. Ia menambah lagi lilin lembek ditangannya dan menutupi wajah si perempuan yang sudah tertutup. Ia tutupi lagi dan lagi hingga akhirnya tidak ada pergerakan sama sekali dari si perempuan.
Jungkook berhenti beberapa detik, memastikan jika si perempuan sudah tidak bergerak dan ketika ia merasa jika si perempuan benar - benar telah mati, ia menegakkan tubuhnya, memundurkan langkah kakinya beberapa langkah dan tersenyum lebar. Puas dengan karya seni yang baru saja ia selesaikan. Seorang perempuan cantik dengan tubuh retak karena hawa nafsu yang merusak dirinya dari dalam.
Jungkook tersenyum semakin lebar, ia selalu puas dengan hasil karyanya.
Senyuman Jungkook menghilang dengan cepat, ketika suara dering handphone berbunyi nyaring dari atas meja. Ia melangkah menuju meja dan melihat sebuah nomor asing yang tidak dikenalnya meneleponnya. Jungkook mengabaikan telepon yang masuk, dia tidak pernah mengubris seseorang yang tidak jelas. Jungkook melangkah mencuci tangannya, ia kemudian mengambil beberapa pisau berukuran kecil untuk digunakan memahat wajah si patung. Menyempurnakan hasil karya seninya.
@@@@@
Jung Hoseok - seorang polisi berusia 26 tahun dengan rambut cokelat kemerahan dan dengan mata bulatnya itu menatap kecewa pada panggilan teleponnya yang diabaikan oleh seorang pematung terkenal bernama Jungkook. Ia menatap kearah atasannya yang hanya menghela nafas panjang.
"Tenang saja hyung, besok aku akan datang ke galerinya dan mencari informasi mengenainya," kata Hoseok menawarkan dirinya sendiri untuk mendapatkan informasi mengenai Jungkook. Dia sudah lama menjadi penggemar dari karya - karya milik Jungkook.
"Aku rasa walau kau bertemu dengan Jungkook, dia tidak akan membuka mulut jika tahu kau adalah polisi," sahut atasan Hoseok - Shin Hyunbin - kapten tim divisi kriminal berat berusia 38 tahun, berambut pendek hitam pekat sepekat matanya yang begitu tegas.
"Aku bisa menyamar," kata Hoseok, "Aku akan bilang padanya jika aku ini mahasiswa seni yang sedang mempelajari seni patung."
Hyunbin dan beberapa polisi lainnya menatap kearah Hoseok.
"Hoseok hyung, kau sudah berusia 26 tahun lho, memangnya kau yakin masih akan ada yang percaya jika kau ini mahasiswa..."
"Jangan menghinaku Namjoon..." Hoseok mengambil cermin dan melihat pantulan dirinya sendiri, "Aku manis.. aku tampan.. aku mempesona... dia pasti akan percaya jika aku ini masih mahasiswa. Sepertinya masih percaya jika aku bilang aku ini masih murid SMA."
Ketika kepercayaan diri Hoseok meningkat dengan begitu pesat seperti saat ini, Hyunbin dan Namjoon akan memilih diam dan tidak berkomentar apapun. Namun sebagai kapten dan pimpinan Hyunbin harus tetap mengatur dan mengendalikan anak buahnya ini agar tidak kebablasan dan melupakan tugasnya.
"Ingat Hoseok tugasmu adalah menyamar untuk mendapatkan informasi," kata Hyunbin, "Kita tidak bisa bergerak melakukan penangkapan jika tidak ada bukti sama sekali karena itu usahakan kau benar - benar bisa masuk mengenal Jungkook ini bahkan kalau bisa kau masuk kedalam rumahnya, kedalam studionya untuk membuat patung."
Hoseok menatap penuh keyakinan tinggi pada Hyunbin, ia menjadi polisi bukan untuk bermain - main, niatnya adalah menangkap semua orang jahat yang ada di dunia ini. Kepala Hoseok mengangguk dengan penuh keyakinan akan sumpah setianya menjadi polisi yang akan selalu ia pegang teguh.
@@@@@
Jungkook merelakan diri bangun pagi - pagi, mengangkut patung perempuan dengan wajah yang selesai ia ukir pada pukul 12 malam tadi. Diangkutnya patung perempuan terbaru dengan tubuh retak menuju pada galeri yang berada di pusat kota dan terdapat di salah satu ruang gedung kebudayaan yang memang disediakan oleh pengusaha kaya raya yang mencintai seni. Jungkook turun dari mobilnya dan memerintahkan pada beberapa orang untuk mengangkut patung menuju ruang galerinya.
"Jungkook - ssi!!!!!"
Jungkook menolehkan kepalanya dengan sangat terkejut, begitu pula beberapa pegawai yang langsung menghentikan semua pergerakan mereka. Mata Jungkook menatap pada seorang laki - laki yang berlari penuh semangat kearahnya.
Jungkook tidak berkata apapun, ia hanya memperhatikan sosok dihadapannya yang terengah - engah mengatur nafas yang sepertinya kelelahan karena berlarian.
Jungkook memundurkan tubuhnya dengan cepat ketika laki - laki dihadapannya ini menegakkan tubuh dan tersenyum sangat lebar padanya.
"Perkenalkan namaku Jung Hoseok, aku seorang mahasiswa dan aku ingin mewawancaraimu meng..."
"Tidak tertarik..." ucap Jungkook dengan cepat memotong ucapan Hoseok. Ia membalikkan badan dan memberikan kode para pegawai agar melanjutkan jalannya.
"Aaa... apa itu karya barumu?? Kapan akan mulai dipamerkan??" Hoseok masih bersikeras mengekor pada Jungkook, "Apa karya kali ini akan meledak juga seperti patung Aphrodite Korea yang pernah kau buat?"
Jungkook menghentikan langkah kakinya, menatap kesal kearah Hoseok yang terus menganggunya, "AKu akan panggil satpam dan mengusirmu jika kau masih ribut dan membuatku bad mood."
"Maaf... maaf.." Hoseok memundurkan tubuhnya, "Aku akan menunggu di depan sini sampai urusanmu selesai, siapa tahu kau berkenan di wawancara setelah itu."
"Tidak tertarik.." Jungkook kali ini benar - benar melangkah masuk kedalam gedung, meninggalkan mahasiswa berisik yang bahkan masih meneriakkan namanya dari belakang. Dia tidak suka pemujaan yang berlebihan, karena itu dia memilih menjadi seniman yang misterius daripada anggota boyband yang memamerkan wajah dan tubuh setiap saat. Tapi ternyata tetap saja ada yang memujanya seperti saat ini.
"Jungkook - ssi saranghae!!!"
Jungkook menghentikan langkah kakinya lagi. Ia tidak menanggapi teriakan Hoseok namun cukup terganggu ketika melihat resepsionis dan beberapa pekerja yang tersenyum atau bahkan menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-
Fiksi PenggemarJung Hoseok - polisi muda berumur 26 tahun yang tengah dalam tugas,tanpa terduga menawarkan dirinya menyamar menjadi mahasiswa jurusan seni patung untuk mengungkap menghilangnya beberapa perempuan pekerja malam, mengungkap beberapa kematian aneh yan...