PART 9 : PENYAMARAN

230 37 35
                                    

Namjoon berdiri cukup lama didepan sebuah patung anak kecil yang merangkak keluar dari sebuah gua berwarna merah. Ia mengernyitkan keningnya dan yakin sekali jika maksud dari patung di depannya ini adalah proses melahirkan. Tidak mungkin orang - orang tidak sadar dengan makna dibalik patung ini kan. Atau dia saja yang berpikiran terlalu jauh, mungkin sebenarnya Jungkook hanya ingin menceritakan proses seorang anak yang keluar untuk hidup di masa purbakala.

Namjoon menghela nafas panjang, dia sepertinya memang sedang dihukum karena mendapat tugas menyamar ke pameran ini. Dia tidak suka karya seni, tidak suka pelajaran seni ketika sekolah dan ketika melihat benda - benda seni disekitarnya ini rasanya dia dikelilingi korban kejahatan yang dibuat oleh psikopat gila. Baginya hanya orang gila yang membuat patung proses melahirkan seperti ini bukan. Tapi lagi - lagi... mungkin bukan proses melahirkan.

Namjoon menggelengkan kepala, ia kemudian tidak sengaja menolehkan kepala dan matanya tidak sengaja menatap pada sosok laki - laki dewasa dengan rahang tegas, wajah tampan yang tidak biasa, tubuh tegap dan salah seorang seniman yang ada di daftar kemungkinan tersangka. Namjoon membenarkan letak kacamata minus pura - puranya dan melangkahkan kaki pada sang seniman yang ia tahu bernama lengkap Lee Dongwook - seniman seni lukis dengan aliran ekspresionisme.

Namjoon tersenyum lebar ketika berdiri di hadapan Lee Dongwook.

"Siapa kau? Senyum - senyum tidak jelas," kata Dongwook dengan ucapan yang jelas sekali pedas dan tidak bersahabat.

"Maaf mengganggumu, namaku Kim Namjoon, aku mahasiswa mau bertanya beberapa hal padamu," kata Namjoon sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Dongwook.

Dongwook mengabaikan Namjoon, bahkan memalingkan wajah dan menatap pada patung di hadapannya, "Aku tidak tertarik. Aku datang untuk melihat pameran bukan untuk di wawancara."

"Tidak harus hari ini kok tuan..." Namjoon menghilangkan rasa malunya dengan berdiri didepan Dongwook agar perhatian Dongwook kembali padanya.

Namjoon yang berdiri di hadapan Dongwook dan berdiri tepat membelakangi patung yang dipamerkan tidak sengaja memundurkan tubuhnya.

Dongwook yang melihat kaki Namjoon hampir menyentuh batas langsung menarik tubuh Namjoon dengan memegangi lengan dan menarik keras tubuh Namjoon hingga akhirnya jatuh kedalam pelukannya. Dongwook menatap kearah Namjoon yang terlihat terkejut luar biasa karena apa yang dilakukannya, "Kau hampir melewati pembatas."

Namjoon menolehkan kepalanya kebelakang dan dia melupakan mengenai pembatas yang ada.

"Pembatas di tiap - tiap karya dilapisi oleh sinar infra merah... kalau sampai tersentuh alarm akan berbunyi dan kau akan mengejutkan semua orang," kata Dongwook yang masih belum melepaskan pegangannya pada tubuh Namjoon.

"Terima kasih.." Namjoon melihat tangan Dongwook yang melingkar pada pinggulnya.

Namjoon yang terlalu tidak enak untuk berkata pada Dongwook memang memilih diam, tetapi tiba - tiba saja seseorang berdiri di samping Dongwook dan Namjoon.

"Apa kalian juga mau memamerkan sesuatu di ruang pameran ini?" tanya Gong Yoo yang tersenyum lebar ke arah Namjoon namun langsung mengarahkan tatapan tajam pada Dongwook.

Dongwook menyeringai lebar, ia melepaskan pegangannya, "Kupikir kau tidak akan datang Gong Yoo."

Namjoon menatap kearah Gong Yoo, ia mengirimkan sinyal sebal karena ternyata Gong Yoo kenal dengan Dongwook, kalau tahu seperti ini dia langsung saja minta tolong pada Gong Yoo.

"Aku datang bukan karena undanganmu.. tapi.. bisakah kau bantu kekasihku ini untuk tugas wawancaranya," Gong Yoo melingkarkan tangan pada bahu Namjoon, tersenyum lebar pada Namjoon. Sebuah senyuman lebar yang bukan untuk dibantah.

Namjoon yang menyadari jika apa yang dilakukan oleh Gong Yoo bisa membantunya melakukan penyelidikan tersenyum lebar kearah Dongwook.

"Berapa usiamu anak muda?" tanya Dongwook pada Namjoon.

"20 tahun," jawab Namjoon, usia palsu yang sudah ia persiapkan. Mahasiswa jurusan seni lukis semester 2.

Dongwook menatap tajam kearah Gong Yoo, "Pedofil, kulaporkan kau pada polisi karena memacari anak yang belum legal. Usia kalian beda 23 tahun..."

"Jangan berisik... kapan kau bisa diwawanca..."

"Ternyata kau sudah setua itu ya..." kata Namjoon pada Gong Yoo, karena memang selama ini dia tidak tahu usia Gong Yoo.

Gong Yoo tersenyum lebar, ia melingkarkan tangannya pada pinggul Namjoon dan menarik Namjoon mendekat padanya, "Tapi aku masih kuat di ranjang kan... apa mau mencoba lagi setelah ini?"

"Ehem!!!" Dongwook berdehem cukup keras hingga mendapatkan perhatian dari Gong Yoo dan Namjoon, "Ayo wawancara sekarang. Ada kafe didekat sini yang cake nya enak. Akan kubelikan untukmu Joonie manis."

Gong Yoo mendelik tajam kearah Dongwook, namun yang dilempar tatapan tajam hanya tersenyum lebar saja. Dongwook melangkah lebih dulu, dan Namjoon mengikutinya dengan buru - buru karena tidak mau kehilangan kesempatan.

@@@@@

"Ayo pulang Hoseok..."

Hoseok yang sedang mengobrol dengan Taehyung tiba - tiba saja dikejutkan oleh kehadiran Jungkook yang datang dan menarik tubuhnya menjauh dari Taehyung.

"Eh... eh... kenapa tergesa - gesa seperti ini?" tanya Hoseok.

"Patung utama - ku sudah terjual, jadi mari pulang," Jungkook tersenyum kearah Hoseok, "Aku mau menagih janjimu."

Hoseok menahan tubuhnya sendiri hingga akhirnya Jungkook yang menarik tangannya ikut berhenti melangkah dan menatap ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Jungkook.

"Mau sekarang?" Hoseok balik bertanya.

"Tidak..."

Hoseok bernafas lega.

"Karena kita masih di galeri, tidak mungkin mau melakukan di galeri kan," ucap Jungkook yang kemudian mendekat pada Hoseok, "Karena itu aku mengajakmu pulang.. kau yang meminta melakukan dirumahkan."

Hoseok memaki dirinya sendiri didalam hati. Ia pada akhirnya tidak bisa menolak Jungkook yang benar - benar menariknya pergi dari ruang pameran. Sepertinya Hoseok mulai berpikir jika pengorbanannya terhadap negara terlalu besar. Bahkan meski ia mencintai Jungkook tapi tetap saja ia merasa takut. 

TBC

Lagi banyak kerjaan.. jadi belum sempet balesin komentar.... aku suka balesin komentar sebagai apreasiasiku untuk yang sudah komentar....


terima kasih yg sudah membaca vote dan komentar.... nanti part2 berikutnya...

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang