Hoseok harus selalu mengingat jika dia tengah dalam tugas penyelidikan kasus kematian dan juga menghilangnya beberapa perempuan. Kasus yang tentu saja tidak bisa dianggap sepele, bahkan kasus yang ringan pun memang tidak boleh dianggap sepele. Dia sebagai polisi harus melaksanakan tugasnya dengan baik, dan ten....
Hoseok menolehkan kepala ke arah kiri, melihat sebuah patung tangan dengan jari jemari kecil dengan detail jari tengah yang terbelah menjadi dua. Hoseok segera melangkahkan kaki, sebisa mungkin berada dekat pada patung tangan yang diberi judul 'Big and Little'. Hoseok tidak tahu kapan dia tertarik pada karya seni seperti ini, tapi ketika melihat karya seni milik Jungkook dia merasa seperti menemukan pelabuhan hatinya, menemukan jodohnya. Menemukan ketertarikan aneh pada benda - benda seni tidak bergerak ini.
Hoseok menolehkan kepala ketika melihat Jungkook melangkah mendekat padanya.
"Karyaku memang selalu bagus," kata Jungkook yang mendekat pada Hoseok, melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Hoseok. Jungkook bermaksud mencuri ciuman ketika Hoseok menolehkan kepala hingga akhirnya ia hanya mendapat pipi Hoseok untuk dicium, "Kenapa menolak??"
"Malu tahu," Hoseok menolehkan kepala kekanan dan kekiri, "Banyak tamu dan sebagian besar melihat pada kita... Eh ada Jimin hyung juga!!!"
Hoseok mencari celah untuk kabur dari Jungkook dengan berlari mendekat pada Jimin.
"Jimin hyung..." sapa Hoseok dengan lambaian tangan yang anehnya tidak dibalas oleh Jimin. Hoseok menurunkan tangannya dan tersenyum kecut.
"Kau apa sudah resmi menjadi kekasih Jungkook?" tanya Jimin yang sepertinya memang tidak mau basa basi dan langsung pada pertanyaan inti.
Hoseok terdiam sebentar sampai kemudian ia menggelengkan kepala. Kini di kepalanya berputar banyak pertanyaan, apakah Jimin mencintai Jungkook dan cemburu padanya, atau... Hoseok menatap kearah Jimin yang mendekat padanya.
"Kalau begitu aku boleh mengejarmu kan..."
Mata Hoseok terbelalak lebar mendengar ucapan Jimin, "Maksudmu hyung..."
"Aku mau melihat karya yang lain," kata Jimin dengan senyuman lebar dan melangkah pergi begitu saja dari hadapan Hoseok dengan pertanyaan - pertanyaan yang belum terjawab sama sekali.
Hoseok mengerutkan kening, memikirkan jawaban yang ada sampai kemudian ia tidak sengaja menatap pada Hyunbin yang masuk kedalam galeri pameran dengan petugas catatan sipil yang memang berwajah tampan tapi cukup aneh melihat keduanya bersama.
Ya, semuanya memang demi tugas. Hoseok menganggukkan kepalanya, dia harus fokus pada tugasnya.
@@@@@
Soobin cukup terkejut ketika tiba - tiba saja Hyunbin mengalungkan tangan pada lengannya.
"Jangan kaget begitu, kan tadi sudah kubilang kita hari ini menyamar menjadi sepasang kekasih," bisik Hyunbin pada Soobin.
"Aku ini petugas catatan sipil lho nunna bukan polisi," balas Soobin yang langsung tersenyum lebar melihat tatapan galak dari Hyunbin, "Iya sayangku... kau mau melihat yang mana dulu?? Aku antarkan sampai depan patungnya."
"Itu... aku tertarik dengan yang itu..." Hyunbin menunjuk pada patung perempuan yang dipajang di tengah - tengah galeri dengan dinaikkan pada podium sehingga bisa terlihat lebih jelas.
Hyunbin dan Soobin berhenti di depan patung yang diberi judul 'The Crack Women' - Perempuan yang pecah.
Untuk beberapa menit baik Hyunbin maupun Soobin tidak berkata apapun. Hyunbin mengamati patung di depannya dengan begitu seksama, retakan - retakan yang ada di tubuh patung seperti terlihat begitu alami seakan - akan retakannya karena berasal dari dalam. Hyunbin terus mengamati pada patung hingga tidak sadar jika pegangannya pada lengan Soobin semakin kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-
Fiksi PenggemarJung Hoseok - polisi muda berumur 26 tahun yang tengah dalam tugas,tanpa terduga menawarkan dirinya menyamar menjadi mahasiswa jurusan seni patung untuk mengungkap menghilangnya beberapa perempuan pekerja malam, mengungkap beberapa kematian aneh yan...