PART 19 : MALAM YANG ANEH

232 34 38
                                    

Hyunbin bergerak dengan begitu pelan, menyelimuti tubuh Jongin dan Mino yang tertidur pulas di sofa yang ada di dalam ruang kerja divisi berat. Ia tersenyum tipis menatap pada dua anak buahnya, masih berusia muda namun sudah begitu berdedikasi untuk tugas - tugas yang diberikan. Menjadi bagian dari divisi berat tentu saja tidak akan mudah. Ada alasan dibalik penamaan 'divisi berat', karena tugas yang ada memang benar - benar berat.

Hyunbin mendengar suara ketukan di pintu, kepalanya menoleh dan menatap pada sosok Soobin yang tersenyum ke arahnya sambil mengangkat kantong belanjaan.

"Aku tahu kau belum makan nunna.. ayo makan..." kata Soobin yang masih bertahan dengan senyuman lebarnya.

Hyunbin tidak menolak kali ini. Ia memang lapar dan rasanya akan sangat tidak sopan menolak penawaran dari orang yang sudah menolongnya.

@@@@@

Hoseok memakan dengan lahap makanan yang tersedia di hadapannya. Ia bahkan tidak memikirkan adanya kemungkinan makanannya diracuni, ia makan saja dengan penuh semangat.

"Kau sepertinya lapar sekali Hoseok," kata Taeil, "Apa dari tadi belum makan?"

Hoseok melanjutkan mengunyah makanannya dan menatap pada Taeil yang makan dengan lebih lembut dan mungkin terlihat lebih anggun, "Apa ada yang ingin kau tanyakan padaku, Taeil - ssi?"

"Apa kau ingat sejak umur berapa kau sudah tidak tinggal dengan ayahmu?"

Hoseok menelan makanan di mulutnya, ia mengusap bibirnya dengan lap yang tersedia. Kepalanya menoleh dan menatap pada Chulyong. Laki - laki yang ia tatap hanya menganggukkan kepala saja tanpa berkata apapun.

"Aku memiliki ingatan ketika di TK, aku sudah jarang bertemu dengan ayahku," kata Hoseok, "Kemudian saat SD aku pindah ke Jepang, berganti identitas beberapa kali. SMP aku pindah ke Rusia. Karena pekerjaan ayahku yang saat itu tidak aku pahami, aku memang berpindah beberapa kali dari satu rumah ke rumah lain. Tahun lalu aku menjadi anak dari Shim Changmin. 3 tahun lalu aku menjadi anak dari Lee Donghae."

Taeil menganggukkan kepala, ia kemudian menatap kearah Chulyong, "Aku mau disini dulu ya chagi. Aku ingin mengenal lebih dekat dengan Hoseok."

Hoseok terkekeh dengan suara yang semakin keras hingga akhirnya Taeil menatap kearahnya, "Ingin mengenal lebih dekat atau kau masih curiga padaku?"

Taeil tersenyum lebar, "Aku sudah menjadi kekasih Chulyong lebih dari setahun. Dan banyak yang datang mengaku - aku sebagai anak hanya untuk meminta uang."

"Aku sudah menjadi anak Bang Chulyong selama 20 tahun. Banyak yang gagal menjadi pendamping hidup ayahku hanya karena curiga," Hoseok menatap tajam pada Taeil. Meski dia tidak tahu apa kejahatan yang pernah dilakukan Taeil, tapi laki - laki dihadapannya ini sangat - sangat menyebalkan, "Apalagi curiga padaku... anaknya... anak kandung Bang Chulyong."

Hoseok cukup puas ketika melihat reaksi Taeil yang tidak begitu bagus. Ia melanjutkan makannya, melahap makanan enak yang sebenar nya terasa tidak begitu enak. Ia memikirkan nasib teman - temannya diluar sana. Perasaannya sama sekali tidak bisa tenang semenjak ia mengira penangkapan Dongwook adalah hal baik, tapi ternyata malah bisa menjadi gerbang pengacau dari semua rencana yang ada.

@@@@@

Hyunbin sudah menduga akan mendapat reaksi terkejut dari Soobin yang baru saja mendengar ceritanya.

"Usiamu dengan Yeonjun memang berbeda jauh tapi... kok bisa orang tua Yeonjun begitu percaya diri jika kau mencintainya," kata Soobin dengan suara tawa lirih yang sepertinya ditujukan untuk mengejek orang tua Yeonjun.

"Firasat orang tua memang tidak pernah salah," Hyunbin meminum cola dingin di tangannya.

Soobin menatap kearah Hyunbin, "Apa maksudmu nunna?"

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang