PART 5 : NEGOSIASI

254 39 35
                                    

Hoseok sama sekali tidak menyangka jika konsep restoran Jimin ternyata berbeda dengan restoran lain. Begitu masuk dan duduk untuk memesan, tidak ada buku menu yang ada hanya daftar bahan mentah yang tersedia hari ini. Dan Hoseok tinggal memilih bahan mentah yang akan diolah menjadi makanan. Masalahnya ketika Hoseok melihat bahan mentah tadi, tidak ada yang murah sama sekali. Daging domba hitam yang satu kilonya sampai 3 juta won, walaupun tentu saja dia tidak akan sanggup makan satu kilo tapi tetap saja mahal. Abalon yang satu gramnya juga sampai jutaan won. Daging sapi kualitas nomor satu yang juga sama mahalnya. Dan beberapa makhluk laut yang bahkan sulit untuk disebutkan namanya. Hoseok yang kebingungan dan tidak enak kalau pesan mahal - mahal akhirnya ikut saja dengan apa yang dipesan oleh Jungkook. Dan ternyata Jungkook memesan abalone super dengan daging domba hitam. Para seniman ini memang memiliki uang banyak, tentu saja berbeda dengan Hoseok yang hanya pegawai negeri dengan gaji dibawah 5 juta per bulannya.

Hoseok duduk di salah satu meja yang berada di dalam ruang privat yang ada di bagian belakang restoran. terpisah dari bangunan gedung utama restoran. Memang konsep restoran yang cukup aneh, apalagi ketika Hoseok menyadari di gedung kedua ini hanya ada sekitar 4 ruang privat yang berukuran cukup besar, mungkin bisa untuk makan malam sekitar 30 - 40 orang dan Jungkook malah memesan tempat makan sebesar ini padahal hanya makan berdua dengan Hoseok.

Hoseok yang sendirian di ruang privat dan hanya memainkan handphonenya dikejutkan ketika beberapa pelayan datang dan membawakan berbagai makanan. Yang pertama disajikan di depan Hoseok adalah steak yang jelas dari daging domba hitam dengan saus berwarna merah muda yang sepertinya enak. Satu steak diletakkan tepat di bagian depan Hoseok - untuk Jungkook tentu saja, walaupun entah dimana laki - laki itu sedari tadi. Kemudian dua orang meletakkan sebuah panci besar diatas kompor yang menyala kecil. Panci besar yang berisi abalone rebus dengan berbagai macam sayuran dan makanan laut lainnya, kuah kali ini berwarna merah menyala, sepertinya pedas tapi tidak masalah dia suka pedas.

"Ini compliment dari Jimin - ssi untuk anda..."

Hoseok menatap pada sebuah piring kecil yang diletakkan oleh salah seorang pelayan. Piring kecil yang berisi beberapa potongan daging yang sepertinya juga dipanggang namun tanpa ada saus sama sekali, "Daging apa ini?"

Pelayan menggelengkan kepala dengan senyuman lebar, "Kami juga tidak tahu, tapi Jimin - ssi menjamin jika ini adalah daging paling enak. Mungkin daging angsa hitam yang sudah hampir punah."

Hoseok yang tidak begitu mengerti hanya menganggukkan kepala saja. Ia masih melihat pada beberapa pelayan yang meletakkan makanan - makanan lain. Di meja yang memang berukuran cukup besar ini bahkan diletakkan makanan tradisional yang pada zaman dulu hanya bisa dimakan oleh raja - ganjang gejang - lobster besar yang tentunya sangat mahal - di marinasi dengan bumbu - bumbu tradisional khas Korea. Hoseok juga melihat ada sepiring japchae yang semakin membuatnya lapar. Dan tentu saja tidak lupa berbagai macam kimchi, dan juga berbagai makanan makanan pendamping ala Korea yang di keadaan normal pada keluarga normal tidak akan dihidangkan seluruhnya.

"Silahkan dinikmati..."

Hoseok mengambil sumpit namun belum mengambil apapun, ia menatap kearah pintu ketika Jungkook masuk dan duduk di hadapannya.

"Kenapa belum dimakan?" tanya Jungkook.

"Kau duluan hyung, tidak baik mendahului yang tua," kata Hoseok yang tetap ingat dalam mode penyamarannya.

Jungkook mengiris steak di hadapannya dan memakannya, ia menatap pada Hoseok seperti memberi kode agar Hoseok juga segera makan.

Melihat Jungkook yang sudah makan, Hoseok menatap pada steak di hadapannya namun ia teringat pada makanan istimewa yang diberikan gratis dari Jimin. Hoseok memilih memakan compliment terlebih dahulu dari Jimin. Ketika daging yang ia makan masuk kedalam mulutnya, daging yang begitu lembut langsung lumer di mulutnya, menyebarkan rasa nikmat yang bergitu aneh.

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang