PART 13 : RENCANA - 2

215 30 35
                                    

Hoseok bersumpah jika dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis. Dia ini laki - laki dewasa dan tidak boleh menangis, apalagi dia adalah polisi yang tengah bertugas dalam penyamaran tapi...

"Huwaaaa... sakit sekali rasanya... Hyunbin nunna... Mino hyung.. Jongin hyung.. Namjoonie...." tangis Hoseok meledak hebat, "Masa... hiks... masa aku dikatain pelacur."

"Seok, kalau kau memakai perasaan di tugas menyamar malah nanti akan kacau," kata Hyunbin.

"Huwaaaaa... jangan samakan aku dengan nunna yang tidak punya perasaan, keturunan Lucifer, dedengkot dajjal dan anak buah firaun," Hoseok melanjutkan tangisannya.

"Kau agak keterlaluan ya.. masa aku keturunan Lucifer," Hyunbin menghela nafas panjang.

"Akan kubunuh Jungkook itu!!! Berani - beraninya dia menyakiti uri Hoseok yang manis!!!!" Jongin kembali berapi - api karena amarahnya.

"Jangan hyung!!! Kau mau ditangkap polisi kalau membunuh Jungkook," Namjoon berusaha mencegah Jongin yang benar - benar bangkit berdiri dengan membawa senjata apinya. Paham kan sekarang kenapa perlunya tes psikologi yang ketat untuk anggota kepolisian. Seorang aparat yang memiliki senjata dan wewenang lebih, jika tidak bisa menjaga amarahnya maka yang terjadi adalah ketidakadilan dan kesewenang - wenangan. Bayangkan betapa mengerikannya jika Jongin sampai lepas kendali dan menembaki Jungkook hingga mati. Menembaki Jungkook hingga isi otaknya berpindah ke perut. Menembaki Jungkook dan mengambil nyawa seniman itu, lalu berpura - pura dihadapan semua orang jika sedang membela diri. Skenario yang buruk, memangnya ada jaksa, hakim dan petugas penyidik dan penyelidikan yang akan mempercayai skenario murahan seperti itu?? Mungkin ada... jika Jongin hyung yang kalap berusaha menutupi kejahatannya dengan tumpukan uang yang nantinya akan menimbulkan kejahatan lain dan akhirnya menjebak Jongin hyung dan komplotannya di lingkaran setan kejahatan yang sulit diputus.

"Tapi aku kan polisi Namjoon... masa aku menangkap diriku sendiri," kata Jongin.

"Huwaaaaa!!!! mana pantatku masih sakit lagi!!! Jungkook brengsek!!!" ruangan divisi kriminal berat semakin ramai dan kacau dengan tangisan dan keluhan Hoseok.

Hyunbin menghela nafas dengan mata menatap pada layar handphonenya. Menatap pada puluhan pesan yang dikirim oleh Soobin... setelah sekian lama bertugas, baru kali ini Hyunbin ingin mengundurkan diri.

"Kita jadi bahas rencana berikutnya tidak ini?" tanya Mino yang masih tenang diantara teman - temannya.

Hoseok menghapus air matanya dan menganggukkan kepala. Hyunbin meletakkan handphonenya dalam keadaan terbalik. Jongin dan Namjoon kembali duduk di tempat mereka.

@@@@@

Waktu mungkin telah berlalu beberapa menit.. tidak.... mungkin sudah lebih dari 1 jam Jungkook duduk diam diatas meja tempat dia biasa membuat patung. Kepalanya yang terasa sakit karena dipenuhi oleh Hoseok.. Hoseok.. Hoseok... tidak ada karya yang bisa terpikirkan sama sekali ketika dirinya dalam keadaan seperti ini, karena itulah dia benci dengan cinta. Cinta merusaknya. Cinta merusak imajinasinya. Cinta menghalanginya dalam berkarya.

Suara langkah kaki yang begitu halus, membuat Jungkook mendongak pelan. Melihat siapa yang datang ia langsung melompat turun dari atas meja. Tatap mata Jungkook menatap kearah laki - laki berambut merah maroon gelap yang bertubuh lebih pendek darinya. Laki - laki yang tersenyum lembut padanya namun kemudian melangkah menuju salah satu lemari yang menyimpan alat - alatnya untuk mengukir - seperangkat pisau dimana Hoseok tadi malam berdiri cukup lama di depannya. Jantung Jungkook berpacu cepat, dia sudah curiga jika kemunculan Hoseok pasti sudah tercium oleh orang di hadapannya ini. Dan kini ia takut jika Hoseok akan dihilangkan karena dianggap mengganggu proses seni mereka yang agung.

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang