PART 2 : MAYAT

365 44 51
                                    

WARNING!! TIDAK DISARANKAN MEMBACA FF INI SAMBIL MAKAN.

Hoseok masih bertahan di depan gedung kebudayaan bernama Kim Art ini, duduk di bangku taman sambil makan camilan dan snack ringan yang ia beli di supermarket terdekat, tidak lupa dengan sprite kesukaannya. Hoseok menunggu dengan sabar sampai Jungkook keluar dan dia bisa meminta wawancara kembali. Jika Jungkook menolak dia akan datang lagi besok pagi dan besoknya lagi dia akan datang jika masih ditolak. Hoseok pantang menyerah dan tidak akan menyerah, apalagi setelah melihat Jungkook dari dekat dan ternyata seniman misterius itu benar - benar tampan. Tentu saja dia harus mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak jatuh hati pada Jungkook. Dia sedang bertugas dan tidak boleh jatuh hati pada seseorang yang bahkan ada kemungkinan menjadi tersangka. Selain akan menganggu jalannya penyelidikan, Hoseok juga akan menyulitkan dirinya sendiri.

Hoseok sejenak menatap kearah handphonenya yang ia letakkan di atas bangku, melihat nama Namjoon ia segera menerima telepon.

"Ada apa Joonie?" tanya Hoseok dengan nada begitu ceria.

'Kau masih di gedung kebudayaan?' Namjoon balik bertanya dari balik telepon.

"Masih... aku akan menunggu Jungkook keluar dari gedung dan mencoba untuk mewawancarainya lagi," jawab Hoseok.

'Jika tidak memungkinkan hari ini lanjutkan besok saja. Mayat dari perempuan yang dilaporkan menghilang 3 bulan lalu ditemukan,' kata Namjoon.

Hoseok menoleh kekanan dan kiri, meski tidak ada orang disekitarnya tapi dia tidak bisa membahas mengenai masalah mayat di tempat terbuka seperti ini. Hoseok sedang dalam penyamaran.

"Aku akan menunggu sampai jam makan siang, kalau ternyata Jungkook masih belum keluar aku akan segera ke tempatmu," kata Hoseok.

'Okey mahasiswa Jung... semangat...'

"Semangat!!! Mahasiswa Kim!!!" teriak Hoseok penuh semangat.

"Apa kau sedang memanggilku???"

Hoseok terlonjak kaget, ia menatap pada seorang laki - laki dengan rambut klimis tertata rapi berwarna hitam, dengan kemeja berwarna biru muda dengan celana bahan yang begitu rapi dan tidak lupa sebuah sabuk yang melingkar di celana si laki - laki Hoseok yakin jika laki - laki yang mendadak muncul di hadapannya ini adalah seorang pengusaha muda, bukan seniman seperti Jungkook yang penampilannya memang lebih sembarangan dan tidak rapi.

"Aku tidak memanggilmu tuan.. kenapa kau merasa terpanggil?" tanya Hoseok.

"Karena margaku Kim... Kim Taehyung..."

Hoseok terdiam sejenak sampai kemudian ia bangkit berdiri dan membulatkan mata, "Kau pemilik tempat ini."

Taehyung tersenyum lebar menganggukkan kepala menatap pada Hoseok, "Kulihat kau disini sudah sejak lama, sedang apa sebenarnya?"

"Aku ingin mewawancarai Jungkook - ssi tapi dia.. menolakku dengan kejam 2 kali," kata Hoseok.

"Memang seperti itu Jungkook, kalau ramah pada orang lain namanya bukan Jeon Jungkook," kata Taehyung tersenyum lebar ke arah Hoseok, "Bagaimana kalau melihat - lihat kedalam? Aku punya galeri pribadi di gedung ini, menyimpan berbagai karya dari berbagai seniman yang aku yakin akan membuatmu tertarik juga."

"Bolehkah?" tanya Hoseok.

"Tentu... kalau tidak boleh, aku tidak akan mengajakmu kan," kata Taehyung.

"Sebentar Taehyung - ssi... aku mau membereskan dulu barang - barangku..." Hoseok terburu - buru memasukkan cemilan, minuman dan snack - snack nya kedalam kantong belanjaan. Ketika sudah siap ia berdiri tegak menatap pada Taehyung dengan senyuman lebar.

Dead Art -Ketika Kematian Dijadikan Sebuah Karya Seni-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang