Chapter 4

327 41 5
                                    

Saat Sean melihat badan Peter yang limbung, ia tak sempat lagi untuk berpikir dan reflek menangkap badannya. Menjadikan dirinya sendiri sebagai bantalan saat Peter terjatuh.

“Astaga! Anda tidak apa-apa??” tanya Peter panik.

“Saya baik-baik saja, anda juga baik-baik saja kan?” ujar Sean berbohong.

Tubuhnya terasa sangat sakit, tapi ia tak mau membuat Peter khawatir. Ia bahkan tidak memiliki tenaga untuk bangkit berdiri. Di tengah kepanikan diantara keduanya, terdengar suara langkah kaki yang mendekat dan muncul lah sosok Liam di hadapan mereka.

“Kenapa baru datang sekarang, sih?!!” Sean tak bisa menghentikan dirinya untuk menggerutu. Keterlambatan Liam membuatnya harus menggantikan posisinya.

Harusnya, Liam datang lebih cepat untuk mencegah Peter terjatuh. Bukan malah datang terlambat dan membiarkan Sean, sang tokoh antagonis ganti menolongnya. Liam sendiri tidak banyak berkata, ia hanya berjalan mendekat lalu berlutut di samping tubuh Sean yang terbaring di lantai.

“Maafkan aku...” kata maaf Liam tertuju pada Sean, yang mana membuat orang yang dituju kebingungan. Sean pikir, sebagai tokoh utama seharusnya kata maaf ditujukan pada Peter, bukan pada dirinya.

Di lain sisi Liam tidak mengerti mengapa ia harus meminta maaf, ia hanya melakukannya karena merasa jika dirinya sedikit saja lebih cepat mungkin Sean tidak harus terluka seperti ini.

“Kau bisa berdiri? Pegang tanganku, kita harus pergi ke ruang kesehatan.” tanya Liam.

“Tidak apa, sepertinya aku masih bisa pergi sendiri.” meskipun tidak yakin, Sean yang berpegangan pada Liam berusaha untuk berdiri dengan gemetar. Namun sepertinya usahanya sia-sia saja karena tubuhnya tidak bisa diajak kerja sama.

Liam menghela napas berat, “Sean Sweeney, saat ini kau pasien yang terluka. Ruang kesehatan terletak cukup jauh dari sini. Guru kesehatan juga sebentar lagi pasti akan meninggalkan pos nya untuk makan malam, apa kau paham?”

“Ah... iya...” itu berarti Sean harus bergegas.

“Syukurlah kalau kau mengerti, kalau begitu aku akan membawamu.”

“M-membawa?”

Tanpa sempat Sean cerna maksud perkataan Liam, tubuhnya diangkat dan digendong dengan sangat mudah oleh Liam.

“EHH!!?!?!”

Sean seharusnya melawan, tapi ia bahkan tidak kuat untuk berdiri sendiri. Seluruh tubuhnya sakit dan sedikit sulit untuk digerakkan. Sehingga ia hanya bisa pasrah digendong oleh Liam.

Namun sebelum Liam melangkah pergi, ia merasa ada yang menarik ujung almamaternya.

“Anu... maaf, karena kecerobohanku...”

Sean melihat wajah Peter yang penuh rasa bersalah, ia tidak menyangka akan dikhawatirkan oleh karakter favoritnya. Rasanya tidak sia-sia merelakan sekujur tubuhnya sakit demi menolong Peter.

“Bisa tolong lepaskan?” Liam tiba-tiba berkata dengan nada amat datar.

“Eh? Oh... iya...” dengan kaku pula, Peter melepaskan genggamannya pada ujung almamater milik Liam.

Lalu tanpa melirik atau berucap satu katapun lagi pada Peter, Liam membawa Sean secepat mungkin menuju ruang kesehatan.

Sean merasa aneh dengan kejadian yang baru saja disaksikan olehnya. Seharusnya, meskipun Liam dan Peter belum menjadi sepasang kekasih, mereka berdua sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama. Tapi tatapan yang Liam berikan pada Peter justru terkesan seperti... tidak suka. Tapi mungkin saja Sean hanya salah paham, bagaimana pun menurutnya pertemuan antara Liam dan Peter adalah hal yang mutlak dan harus terjadi di dunia ini.

I'm just his friends [ 2MIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang