Chapter 14

256 37 1
                                    

“Saya tidak dapat mengatakan segalanya. Tapi saya rasa tuan Sweeney cukup pintar untuk menangkap maksud perkataan saya.”

Profesor Hill kembali dalam mode sebagai pengajar, ia juga kembali mengenakan kacamata miliknya lalu berkata.

“Saya harap anda berhati-hati.”

• • •

Sean tidak menyangka bahwa peringkat bisa dimanipulasi seperti itu. Sebenarnya itu bukan hal yang mustahil, hanya saja ia tidak menyangka seseorang seperti Profesor Lassen mampu melakukan hal seperti itu.

Bagaimana tidak jika dalam novel yang Sean tahu, sosok Profesor Lassen adalah sosok ibu peri dengan segala kebaikannya pada Peter.

Dalam perjalanannya kembali menuju asrama, Sean berpapasan dengan Peter yang sepertinya menuju arah luar asrama.

Sean lalu teringat bahwa ia hendak memberi Peter selai stroberi sehingga ia pun memanggilnya.

“Peter!”

Peter sempat berhenti sejenak, menoleh pad Sean namun tanpa sepatah kata apapun kembali melanjutkan langkahnya. Sean berusaha berpikir positif bahwa mungkin Peter sedang buru-buru, karena wajahnya pun tidak terlihat begitu baik.

• • •

“Peter!”

“Kau harus menjadi yang terbaik di Akademi.”

“Aku percaya padamu, kau harapan terakhir keluarga Lafice.”

“Sudah saatnya kau membalas budi, bukan?”

——tok tok

“Permisi, Profesor Lassen?”

Setelah diberikan izin Peter memasuki sebuah ruangan yang tidak lain merupakan ruangan milik Profesor Lassen.

“Aku sudah berada di tempat ini sejak Raja yang menjabat sekarang masihlah seorang putra mahkota.”

“....Saya sudah banyak mendengar tentang kesetiaan anda.”

“Betul. Pada saat itu pun aku tidak menyangka, bahwa Yang Mulia akan tergoda oleh perempuan jelata macam itu.”

Profesor Lassen berbalik menghadap Peter yang menunduk di hadapannya dengan kantung mata begitu tebal juga wajah kelelahan.

“Saat itu, sebagai seorang guru seharusnya aku memberinya peringatan. Bahwa segalanya sudah memiliki posisi masing-masing.”

“Jadi, aku berharap kau juga tidak akan pernah lupa.

Tempat di mana seorang Peter Lafice seharusnya berada.”

• • •

Liam terbangun dari mimpi tentang masa kecilnya. Dulu, Sam pernah membawanya kabur di tengah pesta ulang tahunnya sendiri untuk menemui Sean.

Dia sendiri tidak paham apa maksud dari pengawalnya itu. Sam bilang ia ingin mengajak Liam mencari angin dan kebetulan, ia suka halaman kediaman Sweeney, beserta tuan Sweeney kecil.

Saat Sean bertanya darimana mereka datang, Sam hanya menjawab bahwa mereka baru saja menjelajahi labirin bawah tanah dan menghadapi sebuah monster kue raksasa.

Saat itu Sean terlihat kebingungan, namun ketika Liam hendak mengantarnya kembali masuk ke dalam kediaman Sweeney, Sean menarik lengan bajunya lalu mengucapkan selamat ulang tahun pada Liam.

“Dia sangat pintar dan lucu saat masih kecil dulu.”

Sebenarnya, penilaian Liam terhadap Sean tidak berubah hingga detik ini. Hanya saja, Liam sadar bahwa belakangan Sean menghindarinya. Tapi, di saat bersamaan ia tidak yakin apakah Sean sebegitu berusaha untuk menjauhinya atau malah ia merasa begitu karena dirinya lah yang belakangan terlalu menempeli Sean. Hingga membuat yang lebih muda risih.

I'm just his friends [ 2MIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang