Seungmin's POV
Selama ini aku memang selalu berusaha untuk diam dan menghindari keributan. Tapi itu semua kulakukan demi jaminan masa depanku yang aman dan damai. Maka jika reputasiku terancam hancur akibat hal yang bahkan tidak pernah ku lakukan, maka aku tanpa ragu akan membela diri.
Tidak ada sedikitpun ketakutan dari dalam diriku untuk membalas hinaan yang sedari tadi Profesor Lassen tujukan padaku. Pertama, karena aku memang tidak salah. Kedua, karena seluruh percakapan kami saat ini tercatat.
“Dasar rakyat jelata tidak tahu diri! Seharusnya kau malu akan perbuatanmu.”
“Kenapa saya harus malu atas perbuatan yang tidak pernah saya perbuat?”
“Sepertinya saat ini kau merasa di atas angin. Tapi kau jelas sadar bahwa yang tercatat hanya berupa percakapan, kan?”
Mataku membulat mendapati Profesor Lassen berjalan mengambil sebilah tongkat kayu. Seseorang yang bertugas mencatat percakapan di antara kami pun hanya diam seolah tidak peduli.
Tepat saat tongkat itu terayun ke arahku, aku hanya mampu memejamkan mata. Sekelebat ingatan kehidupan lampauku melintas. Tak cukup menjadi miskin, itu juga membuat orang tuaku menjadi sosok yang abusive. Ku kira, aku sudah lupa. Nyatanya semua masih terekam jelas dalam ingatan.
“—Apa yang sedang anda lakukan?”
Suara baritone terdengar tepat sebelum tongkat itu mendarat di tubuhku. Kami, yang berada di dalam ruangan lantas menatap sosok yang berdiri tegak di depan pintu.
“Profesor Hewitt? Saya tidak merasa meminta kehadiran anda di sini?”
Sosok itu, dengan tenang berjalan memasuki ruangan sembari menatapku. “Memang tidak, Sean Sweeney yang meminta kehadiranku. Berdasarkan peraturan, murid yang belum memasuki usia dewasa berhak meminta seorang Profesor untuk menjadi walinya.”
“Profesor Lassen, saya dengar anda menuduh Sean melakukan kecurangan saat ujian masuk?” lanjutnya.
“Itu hanya praduga saya berdasarkan kecurangan yang ia lakukan di ujian kemarin. Saya rasa tidak ada alasan bagi anda untuk mendebatkan hal ini?”
“Tentu saja berbeda saat saya sendiri yang mengawasi Sean sewaktu ujian masuk. Itu artinya, kredibilitas saya juga ikut diragukan.”
“Itulah mengapa saya beserta Kepala Sekolah memutuskan untuk tidak mempermasalahkan ujian masuk!”
“Anda bicara seperti itu, tapi anda sudah berkoar perihal ini hingga hampir seisi akademi mengetahuinya.
Saya rasa akan adil untuk menginvestigasi kebenarannya secara menyeluruh. Bagaimana menurutmu, Sean?”
Aku sempat terdiam saat Profesor Lassen dan Profesor Hewitt menatapku. Namun kemudian bangkit berdiri dan berseru lantang, “Saya juga ingin kebenaran sesungguhnya terungkap!”
Setelahnya, Profesor Hewitt berkata akan mengajukan penyelidikan secara menyeluruh selaku waliku dan beliau pun membawaku pergi dari ruangan itu. Di sisi lain, Profesor Lassen tidak bisa banyak protes.
️️️️ ️️
• • •
️️️️ ️️
“Apa dia sempat memukulmu?” tanya Profesor Hewitt setelah kami menjauhi ruangan.“Oh, Profesor Lassen? Untungnya tidak..”
“Meski begitu, ada baiknya kau pergi ke ruang kesehatan.”
“Baik Profesor, lalu terima kasih karena telah bersedia membantu saya.”
“Aku juga melakukannya untuk diriku sendiri. Lagipula, kalaupun benar kau mencontek mustahil kau menggunakan cara murahan seperti itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm just his friends [ 2MIN ]
FanfictionApa yang akan kau lakukan jika tiba-tiba terbangun dan menjadi salah satu tokoh dalam novel yang pernah kau baca? Tidak cukup sampai situ nasib sialku karena ternyata aku menjadi tokoh antagonisnya! Dengan cermat ku susun rencana untuk menjauhi toko...