Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana seluruh siswa dapat mengembuskan napas lega setelah tujuh hari bergelut dengan soal-soal. Ulangan Akhir Semester sekaligus kenaikan kelas telah resmi selesai. Di pagi yang cerah ini tidak ada aktivitas belajar mengajar karena besok sekolah akan mengadakan classmeeting.
"Kalau rapotan kapan Bu?" Salah satu siswa berambut kribo bertanya.
Mungkin pertanyaan itu terdengar sederhana, namun berhasil membuat Crystal tegang. di bangkunya.
"Beberapa hari setelah classmeeting. Soalnya guru-guru akan merekap nilai kalian," jawab Bu Ranti.
"Oh iya anak-anak, untuk classmeetingnya terdiri dari bebeerapa lomba yaitu basket, volli, dan futsal. Jadi di kelas ini harus ada yang mewakili," lanjutnya lagi.
"Baik Bu," jawab mereka serentak.
"Ya sudah kalau gitu kalian boleh istirahat."
Crystal merapikan alat tulisnya, mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas, lalu beranjak. Namun langkahnya terhenti ketika menyadari ponselnya tidak ada dalam genggamannya. Gadis itu menelan ludah, berusaha tenang.
Tangannya kemudian bergerak merogoh tasnya, membuka retsleting satu demi satu, mengecek kolong meja. Nihil. Ponselnya tidak ada di sini. Dia yakin tertinggal di toilet atau mungkin terjatuh?
Cepat-cepat Crystal berjalan menuju toilet. Langkahnya cukup tergesa namun sama sekali tidak ada sorot panik di wajahnya, kecuali perihal video itu. Begitu sampai di pertikungan koridor tubuhnya seperti menghantam sesuatu yang keras.
"Akh!" Crystal memegangi kening nya. Netranya melirik cowok di depannya. Ia kemudian meloloskan napas gusarnya.
Sialan.
"Sorry. Are you okay? Gue nggak sengaja." Sama seperti kali pertama pertemuannya dengan Crystal, Jeandra tak sengaja menabrak gadis itu untuk kedua kalinya.
Crystal tidak menjawab. Ia hanya menatap Jeandra tajam. Kemudian hendak berlalu sebelum tangan Jeandra mencekalnya.
"Nyari ini?" Jeandra mengeluarkan ponsel berlogo apel itu dari dalam sakunya. Lebih tepatnya ponsel Crystal.
Crystal tidak terkejut mengingat adu cekcok antara Jeandra dan Anna di toilet. Dan dia sangat yakin kalau cowok itu menemukan ponselnya di toilet.
"Ngapain lo di toilet cewek?" Pertanyaan yang sebenarnya sudah Crystal ketahui jawabannya.
Jeandra mengangkat alis. "Lo nggak berpikir kalo gue nemu hape lo di toilet cewek, kan?"
Crystal bersedekap dada, masih membiarkan ponselnya berada dalam genggaman Jeandra—ia kelewat yakin kalau Jeandra tidak akan menyerahkannya semudah itu. "Why not?"
"Lo sendiri ngapain di sana ngebiarin kran nyala lama banget?"
Sialan.
"Nggak etis banget cowok masuk ke toilet cewek demi ngemis balikan."
Double kill. Jeandra diam. Cukup lama. Namun setelahnya ia terkekeh lantas berujar, "Hp lo, gak gue balikin."
Dugaan Crystal benar. "Shit! Fuck off, Jeandra! Give me my phone i told you!"
Jeandra terkekeh sekali lagi. Dia berlalu dari hadapan Crystal.
"Hey? What the fuck are you doing?!" Crystal mengikuti Jeandra dari belakang. Kalau bukan karena keberadaan video itu di ponselnya, maka ia tidak akan membuang tenaganya hanya untuk mengejar Jeandra seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna
Teen FictionIni tentang Sea, anak perempuan yang menyaksikan kematian misterius papanya di hari ulang tahunnya. Ini tentang Sea, gadis yang kehilangan kekasihnya saat kencan pertama. Tujuan Sea pindah ke Jakarta demi mencari pembunuh papa justru membuatnya dipe...