"Aku salah Apa sama kalian, sampai-sampai aku di jadikan seperti bahan mainan yang di sukai banyak orang?" -Greta Ana Adora.
Ana heran dengan semua orang yang ada di kelas dan seluruh kelas lainnya, perasaan ia tidak mempunyai masalah apa-apa namun kenapa semua orang menatapnya tidak bisa di diekspresikan.
"Huu, Orang gila ke lu itu gak pantes Sekolah di sini huu....." Ungkap Cewek yang tengah melempar Ana menggunakan kertas.
"Iya huu bener, nyampahin sekolahan Aja, udah gila, penyakitan lagi. Mau-maunya dulu Davian suka sama cewek gila ke lu," ketus Anak berambut sebahu membuat seluruh badan Ana bergetar dan menangis lalu menutupi wajahnya menggunakan sikutnya.
"Orang gila... Orang gila....," Seru seluruh murid yang ada di kelas membuat Ana menangis di semua orang yang menertawai dan mengejeknya. Ana menutup telinganya lalu dari Arah depan Aleta dan El menuju ke situ dan terkejut apa yang terjadi.
"Diam! Lu pada bisa diam gak sih anj! Mulut lu gak pernah di sekolahin hah?! Sampai lu ngatai kata-kata sampai ke gitu ke teman lu sendiri?! Otak kalian dimana hah?" Marah Aleta dengan nada tinggi membuat mereka semua diam.
"Dia bukan temen gue asal lu tau! Gue gak mau kelas kita ada orang gila ke dia!" Teriak cewek tersebut sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Ana.
El ia memeluk Ana dari samping sambil menenangkan Ana yang masih menangis dan badannya bergetar hebat.
"Lu yang gila semua! Yang gila lu bukan dia! Lu belum tau rasanya ngelewati masa-masa traumanya dengan menampilkan senyum palsu di depan kalian semua. Bahkan dia gak pernah marah ataupun ngusik hidup kalian, lalu dengan seenak jidat dia baru masuk dan lu pada langsung ngusik dia bahkan lu hina dia! Otak kalian di mana hah?! Bahkan lu belum tau kebenarannya langsung mengatakan hal bodoh seperti itu?! Gila lu pada," Teriak Aleta lalu membawa Ana keluar dari kelas dan masih banyak ejekan dari murid lainnya di koridor.
"Huu orang gila jangan sekolah di sini,"
"Udah gila sok-sok an masih sekolah," sahut Laki-laki tersebut sambil melempat kertas dan plastik yang berisi Air.
"Minggir bangsat!" Murka Aleta yang menghalangi jalan mereka bertiga.
"Pergi lu dari sekolah ini! Gak Nerima sekolah ini punya murid gila ke lu huu....." Teriak salah satu dari mereka.
Akhirnya El langsung memasuki Ana ke dalam mobil dan di ikuti oleh Aleta lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dan menuju rumah Ana.
Ana terus ketakutan bahkan menutup telinganya sambil menangis dan badannya masih bergetar.
"Hiks... Hiks ... Aku gak gila.. aku gak gilaa" teriak Ana membuat Aleta berusaha menenangkan Ana.
"Iya kamu gak gila, mereka yang gila bukan kamu," ungkap Aleta.
Dan akhirnya sampai di rumah Delvin lalu Aleta membuka pintu dan menyuruh Ana untuk turun namun Ana tidak mau.
"Gak mau, aku takut, pasti di dalam sana banyak orang yang bakalan ngejek aku hiks... Hiks.... Aku gak mau di sinii...." Tangis Ana membuat Aleta dan El kalang kabur akhirnya El memutuskan memanggil Renata.
"Tante... Tante... Tolong Ana Tante....." Teriak El tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu membuat Renata yang sedang di dalam kamar terkejut lalu berlari menuju keluar.
"Ada apa El?" Kata Renata sedikit panik.
"Ana Tan, Ana gak mau masuk gara-gara di bully habis-habisan sama semua murid jadi ketakutan Ana nya di depan sambil teriak-teriak." Ungkap El sambil nafasnya tersengal-sengal.
"Apa?!" Seru Renata lalu langsung menuju ke depan dan melihat Ana yang tengah menangis sambil teriak-teriak dan tengah di tenang kan oleh Aleta.
"Sayang, dengerin ini bunda, ini bunda. Di dalam gak ada siapa-siapa selain bunda, ayok Ana masuk ya," ucap Renata dengan nada lembut namun di hiraukan oleh Ana
"Gak mau, di dalam banyak orang pasti, nanti ngatain Ana gila lagi, gak mau, Ana gak mau masukk! Haaaaa..... Aku gak gilaa...... Aku baikk baikkk ajaa ....." Teriak Ana membuat akhirnya Ana jatuh dan ternyata pingsan.
Renata meminta tolong kepada satpam penjaga rumah lalu meminta untuk mengangkat Ana ke dalam.
Renata yang melihat keadaan Ana seperti itu ia harus melakukan sesuatu kepada sekolahan Ana.
Akhirnya Ana sudah berada di kamarnya lalu satpam tersebut keluar dan melihat Yona yang tengah lari-lari menuju rumah.
"Pak tadi ada apa ya teriak-teriak?" Tanya Yona membuat pak Dodi menjawabnya.
"Ouh itu den Ana dateng-dateng teriak-teriak gak jelas suaranya sambil nangis abis itu pingsan," jawab Dodi membuat Yona membulatkan matanya lalu Yona segera menuju kamar atas.
"Ya Allah kenapa bisa begini? Kenapa bajunya bisa kotor banget?" Cerocos Yona membuat El menjawab.
"Di bully Tan,"
"Apa? Gak bisa di biarin ini, kita harus bertindak sesuatu." Kata Yona lalu di setujui semuanya.
"Bener Tan, ini udah bener-bener keterlaluan." Ungkap El.
Yona mengambil handphone laku menghubungi Arsalan agar mencari tau siapa dalang dari semua ini.
Anak durhaka
"Halo kamu cari tau sekarang siapa dalang dari penyebabnya Ana di bully di sekolahan." Ucap Yona dengan nada seru.
"Hah? Ana di bully? Terus sekarang giman Bund keadaannya?" Panik dari sebrang sana.
"Dia pingsan, kamu cepetan bilang Ayah sama Om Ari suruh cari tau siapa dalang dari semua ini!" Tegas Yona.
"Iya Bund, Alan langsung ke kantor Ayah, nanti Alan telponin dokter juga buat meriksa keadaan Ana." Ungkap Arsalan lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Sekarang kita bolos, lalu lu ke kantor Ayah lu dan gue ke kantor Ayah gue buat cari tau siapa dalang dari semua ini." Ungkap Arsalan membuat Delvin mengangguk.
"Goblok gue gak bawa mobil, kita ke kantor Ayah lu aja sekarang, Jan lupa kirim pesan ke dokter buat periksa Ana." Kata Delvin lalu mengetik sesuatu di handphone nya dan segera masuk ke mobil di ikuti oleh Arsalan.
Delvin mentancap gas lalu berjalan dengan kecepatan tinggi, sekarang ia sedang sangat emosi, jika terjadi apa-apa sama Ana ia tak akan mengampuni orang tersebut.
Haloo
Tanggung gaess
Jan lupa vote dan komen ya gaessss
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA KEMBALI (Selesai)
Teen FictionSeorang cowok yang berjuang agar mendapatkan hati seorang gadis yang masih teringat dengan masalalunya dia bernama Greta Ana Adora ya Ana masih terus teringat dengan Davian. Namun datanglah seorang yang memiliki wajah persis dengan Davian membuat An...