24. Duka dan Akhir

161 8 8
                                    

Saat Ana ingin menyebrang Ana tidak melihat-lihat dari arah Kanan terdapat mobil yang melaju sangat kencang membuat Leon terkejut lalu meneriaki Ana.

"Anaa...." Teriak Leon lalu berlari menuju Ana dan mendorong Ana membuat Ana terkejut.

Brak...

Leon terpental sangat jauh membuat Ana berteriak. "Kak Leonn...." Teriak Ana lalu menghampiri Leon yang sudah berlumuran darah.

Banyak pengendara berhenti dan mengkrumuni mereka berdua, Ana menangis di hadapan Leon.

"Hiks... Hiks... Kak, maafin Ana hiks.. gara-gara aku kakak jadi gini..." Tangis Ana.

Dari arah belakang Derix dan anak-anak lainnya datang dan bertanya ada apa di sana.

"Pak permisi saya mau nanya, itu ada apa ya pak?" Tanya Derix membuat bapak-bapak tersebut memberitahukan.

"Ouh itu mas, ada kecelakaan," ucap Bapak-bapak tersebut.

"Kalau gitu makasih ya pak," kata Delvin lalu di angguki oleh bapak-bapak tersebut.

Mereka menuju kerumunan tersebut dan melihat Apa yang terjadi.

"Leonn....." Teriak Derix lalu berjongkok di hadapan Leon.

"Cepet telpon ambulan dan polisi," ucap El membuat Arsalan menelpon Ambulan terlebih dahulu.

"Hiks.. hiks... Kak Leon, maafin Ana hiks...hiks..." Tangis Ana pecah membuat yang lain ikut menangis.

"Leon, lu harus kuat bentar lagi ambulan dateng lu harus kuat oke." Kata Davian sambil mengeluarkan air mata.

"Abang Leon..." Lirih Inez.

Tanpa terasa ambulans datang lalu segera mengangkat Leon ke bangkar Davian dan Inez berada di dalam Ambulans.

Saat dokter mengecek ternyata Leon sudah meninggal di tempat karena kehabisan darah.

"Mohon maaf pasien sudah meninggal," ucap Suster tersebut membuat Davian menangis dan Inez.

"Enggak, enggak mungkin lu jangan ninggalin kita semua Le," kata Davian lalu memeluk Inez yang sedang menangis juga.

Yang lain menyusul nya dan menggunakan mobil masing-masing. Mereka akhirnya tak lama sampai di rumah sakit lalu suster membawanya masuk bersama lainnya untuk membersihkan jenazah.

Sebelum Derix dan Inez di kabarkan akan menikah akhirnya balik lagi ke Jakarta. Untungnya baru setengah perjalanan.

"Leon udah gak ada," kata Davian membuat seluruh badan Ana lemas dan merosot ke bawah.

"Enggak mungkin, gak mungkin kak Leon meninggal. Ini semua gara-gara aku, gara-gara aku kak Leon meninggal. Kenapa kak Leon gak biarin aku yang ketabrak ajaa....." Teriak Ana sambil menangis lalu memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Hiks...hiks... Ini semua salah aku... Kak Leonn..." Seru Ana membuat yang lain menenangkannya.

"Jangan salahin diri sendiri, ini udah takdir yang ngatur jadi kamu jangan salahin diri sendiri," ungkap Davian sambil berjongkok di depan Ana lalu memeluknya.

"Enggakkk! Ini salah akuu! Aku yang salah!" Bentak Ana sambil menahan isakan.

Setelah sudah siap mereka menuju ruang yang tadi dokter tunjuk lalu Ana segera memeluk jenazah Leon.

"Kak Leon maafin Aku, aku bakalan benci diri aku, ini semua salah aku, kalau kak Leon gak nolongin aku pasti gak begini jadinya," cerocos Ana sambil menangis.

"Udah ya Dek jangan gitu kasian Leonnya nanti," cakap Arsalan lalu membawa kepelukannya.

Davian mengurus administrasi lalu jenazahnya akan segera di makamkan. Orang tua Leon yang sedang di luar negri terkejut mendapat kabar seperti itu akhirnya mereka segera pulang.

"Hiks... Hiks... Kak Leonn..." Lirih Ana sambil terisak.

Akhirnya mereka sudah sampai rumah Leon dan yang lain segera mengikuti ambulans nya untuk segera di makamkan karena sudah di sholati.

Setelah lama perjalan akhirnya mereka sampai makan dan mereka langsung memakamkan jenazah Leon dan setalah itu mereka berdua menurut kepercayaan masing-masing.

Ana masih terus menyalahkan dirinya sendiri. Setelah mengasih bunga mereka memutuskan untuk pulang dan sebelumnya pulang Delvin berkata kepada Anak-anak lain sebelum mereka pada pulang.

"Gue mau ngomong sesuatu sama kalian, gue bakalan pindah sama Ana untuk masa pemulihan Ana." Ucap Delvin.

"Kenapa dadak banget?" Tanya Davian.

"Ini demi kebaikan Ana,"

"Nanti sore gue sama Ana bakalan berangkat ke New York ke tempat Oma Opa gue," ujar Delvin.

"Kak Ana jangan pindah ya," mohon Inez namun Ana menggeleng cepat.

"Gak bisa Nez, kamu di sini masih banyak anak lainnya kamu bisa bareng Anak-anak lainnya." Ucap Ana.

"Na, gue minta maaf, gue bener-bener gak tau semua ini, sekali lagi gue minta maaf ya," ungkap Salsa lalu memeluk Ana dan menangisinya.

Ana melepaskan pelukannya lalu memegang pundak Salsa. "Gak papa ini bukan salah kamu, lagian kamu gak tau juga, jadi jangan ngerasa gak enak. Sekarang kalian udah suami istri jangan sampai ada pertengkaran di antara kalian berdua gara-gara aku, aku udah ikhlasin semuanya," kata Ana membuat Salsa merasa tidak enak hati karena Ana sangat baik bahkan dia tidak memikirkan perasaannya yang benar-benar hancur.

Akhirnya mereka segera pulang ke rumah masing-masing dan Aleta lagi memuji-muji agar Ana tidak pindah namun tetep tidak boleh Renata, karena ini demi kebaikan Ana.

Ana memasukkan barang-barang di kopernya dia akan membuka hidup barunya nanti di sana.

"Lu janji ya harus balik lagi," ucap Aleta di angguki oleh Ana.

"Janji Let," kata Ana sambil memasuki barang-barang.

Tanpa terasa sore tiba, Setalah selesai Ana menyiapkan barang yang akan di bawa Ana memutuskan untuk mandi. Setelah lamanya di kamar mandi akhirnya udah siap semua.

Lalu Aleta membawakan koper milik Ana ke bawah dan mereka sudah siap semua memutuskan langsung ke bandara.

Anak lainnya sudah nunggu di bandara, Ana tengah di perjalanan selama di perjalanan Ana melihat jalan yang sangat macet.

"Hari ini dimana aku akan meninggalkan kota ini, aku tak lupa saat aku berada di kota ini, saat masa-masa sedih, gembira dan masih banyak lagi, Jakarta terimakasih telah menghadirkan orang-orang baik yang selalu ada di sisiku. Aku bakalan rindu dengan kota ini," batin Ana tanpa terasa akhirnya sudah sampai bandara.

Ana segera turun membawa kopernya dan di ikuti oleh Delvin orang tua Delvin ikut mengantar kannya.

Mereka berpelukan untuk perpisahan ini.

"Jaga diri baik-baik kalian semua, suatu hari nanti aku bakalan balik lagi ke sini, buat kak Davian dan Salsa selamat menjalankan hidup baru," ungkap Ana lalu akhirnya Delvin dan Ana berjalan meninggalkan mereka karena bentar lagi take off.

"Terima kasih Tuhan telah menghadirkan orang baik seperti dia tanpa adanya rasa dendam apapun walaupun kita kadang banyak salah," batin Davian.

"Selamat menjalankan hidup baru Ana, dan hari ini kita akan tutup cerita ini, terimakasih buat kamu yang udah pernah ada di hidup aku bahkan kamu udah anggap aku sebagai rumah sendiri, terima kasih Tuhan. Kali ini aku benar-benar ikhlas kan dia buat yang lain, semoga bahagia semesta ku yang dulu pernah singgah," batin Ana.

Malam ini tepat hari Minggu tanggal  11 bulan Desember 2022 pukul 23.07 WIB

Cerita ini di nyatakan telah selesai terimakasih buat kalian yang sudah mau membaca cerita konyol ini dan membuat kalian merasa sangat kesal dengan tingkah laku tokoh-tokohnya.

Dan saya akan membuka lembaran baru nanti di cerita selanjutnya, buat kamu iya kamu udah mau hadir di cerita aku dan akhirnya aku bisa melewati masa-masa ini dengan rasa takut yang menghantuiku akhirnya aku bisa menyelesaikannya.

Terimakasih buat kalian semua sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, sampai bertemu lagi nanti

Maaf jika ada ketikan yang membuat perasaan kalian kesal mohon di maafkan ya gaess

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIA KEMBALI (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang