Hari kelulusan SMP telah tiba, dan suasana di lapangan sekolah penuh dengan keceriaan. Siswa-siswi yang baru saja lulus sibuk berfoto-foto bersama teman-teman dan guru-guru mereka untuk mengabadikan momen bersejarah ini. Namun, di tengah euforia tersebut, ada beberapa orang yang langsung pulang setelah acara perpisahan berakhir. Salah satunya adalah William.
William memilih untuk pulang lebih awal karena ada hal penting yang ingin dia lakukan, yaitu belajar. Meskipun baru saja merayakan kelulusannya, William tidak ingin membuang waktu. Dia bertekad untuk melanjutkan belajar agar bisa diterima di SMK favorit di kotanya. Sebenarnya, William memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke SMA, tetapi bapaknya memberikan pilihan yang sangat sulit.
Bapaknya memberikan tiga pilihan, yaitu masuk pesantren, SMK, atau SMA terbaik di kotanya. William tidak mau berada di pesantren, Sementara itu, meskipun dia tertarik untuk masuk ke SMA terbaik di kotanya, dia juga merasa ragu. SMA tersebut terkenal sangat kompetitif, diisi oleh siswa-siswa pintar dari berbagai daerah, dan William khawatir tidak bisa bersaing di sana.
Oleh karena itu, satu-satunya pilihan yang realistis bagi William adalah masuk ke SMK. SMK yang dia pilih bukanlah SMK sembarangan. SMK tersebut merupakan yang terbaik di kotanya, dengan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. William yakin bahwa di SMK ini, dia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan keterampilan yang akan membantunya di masa depan.
Meskipun keputusan ini tidak mudah, William merasa lega karena telah membuat pilihan yang bijaksana.
Di suatu hari, dia sedang kumpul bersama teman teman SMP-nya sebelum tes masuk SMK.
Ketika sedang mengobrol, tiba tiba salah seorang temannya bertanya
"Will, lo mau lanjut kemana?""Gue kemungkinan lanjut ke SMK, Jack," jawab William.
teman temannya pun terkejut kemudian bertanya
"Seriusan lo mau masuk SMK?""Iya soalnya gue dikasih tiga pilihan sama bapak gue antara SMK, Pesantren atau SMA. Sebenernya gue pengen masuk SMA cuma kata bapak gue kalo mau SMA harus SMA 1, kan gak mungkin. Yang masuk kesitu otaknya sekelas Aisyah semua, gue apalah daya," jawab William.
Kemudian jack berkata, "pantesan lo mau masuk SMK, hahahah."
Semua teman-temannya pun ikut tertawa.
"jurusan apa?" tanya Adi (salah seorang teman di tempat nongkrong William).
William menjawab, "Rekayasa perangkat lunak. Mau bikin game gue, hahahhaha."
obrolan pun terus berlanjut hingga mereka bubar.
Setelah pulang dari nongkrong, William langsung masuk kamar kemudian belajar untuk persiapan tes masuk SMK tujuannya. Dia tahu kalau masuk SMK tersebut tidaklah mudah, itu sebabnya dia terus menerus belajar. Ketika William sedang belajar, tiba-tiba hp William ada notifikasi pesan. William segera membuka handphone-nya.
ternyata Aisyah (anak pintar yang pernah satu kelas dengan William) mengirim pesan.
"Assalamu'alaikum, Will, kamu jadi masuk SMA 3?"
William langsung membalas pesan Aisyah.
"Wa'alaikumussalam, Gak jadi, Syah. Soalnya bapak aku cuma kasih 3 pilihan. antara pesantren, SMK, atau SMA 1 yang kamu minat. Kan gak mungkin aku masuk SMA 1, hahahaha."
"Kok gak mungkin? InsyaAllah kamu bisa kok. Aku percaya itu."
"Gak bisa, Syah. Otak aku gak nyampe, hahaha."
"Kamu kok gitu? gaboleh gitu, Will, kamu pasti bisa. If we never try we never know."
"Gak bisa, Syah. Lagi pula aku sudah memutuskan untuk masuk SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Masuk jurusan yang pernah kita rebutin waktu sekelas, hahahaha."
"Hahaha, inget aja. Maaf ya, Will, aku gak bisa masuk SMK untuk berjuang bersama kamu. Semoga kamu berhasil menggapai cita-cita mu, wish u luck."
"Iya, Syah, gapapa lagian juga itu pilihan kamu kan? lakukan yang terbaik, Syah. aku harap aku bisa bertemu dengan kamu di lomba IPA tingkat kota (saat itu William sangat bersemangat untuk mengalahkan Aisyah di lomba). wish u luck too. Janji ya kita bakal bertemu ketika kita sudah diatas (sukses)."
"Hahaha, oke, aku tunggu di lomba. iya aku janji kita nanti bakal ketemu ketika kita sudah diatas (sukses)."
Percakapan mereka pun usai.
Beberapa hari kemudian, hari yang ditunggu-tunggu oleh William pun telah tiba, yaitu tes masuk SMK. William sangat bersemangat di hari itu. Dia datang sangat pagi untuk mengambil nomor tes masuk SMK. Dia mendapatkan nomor urut 10. Dia menunggu ruangan tes dibuka sembari membaca artikel tentang Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak yang ia minati. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ruangan tes dibuka. William segera masuk ke ruangan untuk melakukan pengerjaan tes.
Siapa sangka, ternyata William mengerjakan tes dengan sangat mudah sehingga dia menjadi orang pertama yang keluar dari ruangan tes.
"Huh, Alhamdulillah gampang tes-nya." William menghela napas.
Setelah itu William langsung pulang. Setelah sampai di rumah, dia langsung mencari tahu lebih dalam tentang hal yang dipelajari dijurusan yang dia minati.
Hari pengumuman pun tiba, William mendapatkan email dari SMK. Email tersebut berisi pengumuman siswa yang diterima di SMK tersebut. William diterima di SMK tersebut dan masuk jurusan Rekayasa Perangkat Lunak serta mendapat kabar bahwa dia mendapatkan nilai sempurna dalam tes tersebut.
"Alhamdulillah aku masuk SMK ini," kata William.
dia mulai belajar lebih dalam tentang jurusan yang dia pilih seusai mendapat kabar tersebut.
Hari pertama bersekolah di SMK pun tiba, William sangat bersemangat. William datang pagi hari untuk mencari letak kelasnya yang sudah diberitahu lewat aplikasi Whatsapp. Setelah dia berhasil menemukan kelasnya, dia langsung bergegas menuju kelas tersebut. Ketika sampai diruangan kelas, dia langsung masuk dan langsung duduk di paling depan.
Pelajaran pertama pun dimulai, seperti biasa saat pertama kali belajar pasti disuruh memperkenalkan diri di depan kelas.
"Anak-anak, silahkan kalian memperkenalkan diri kalian terlebih dahulu ya, sebutkan nama, asal sekolah, dan cita-cita kalian. Dimulai dari yang paling depan," suruh Guru.
William menjadi orang pertama yang memperkenalkan diri di depan kelas karena dia duduk dibarisan paling depan.
"Nama saya William, asal sekolah saya SMP 5. Cita cita saya menjadi CEO di perusahaan yang saya buat sendiri."
Setelah William mengatakan cita citanya, seluruh orang dikelas tertuju mata-nya kepada William dan sedikit tertawa karena mereka menganggap cita-cita itu mustahil dicapai. Tetapi William tidak malu karena memang betul cita cita dia itu dan dia percaya dirinya akan menjadi CEO kelak.
Setelah memperkenalkan diri, William pun duduk kembali. itulah hari pertama ia masuk sekolah.
Ketika pulang sekolah, dia merasa ada teman sekelasnya yang sudah lama dia kenal. Setelah dia amati, benar saja, dikelas tersebut ada teman TK dan SD dia. William langsung mengobrol dengan teman SD-nya, tetapi dia belum berani menyapa teman TK-nya karena dia takut temen TK-nya sudah lupa.
Sesampainya dirumah ternyata temen TK-nya mengirim pesan kepada dia.
"William, masih kenal gue gak? gue mela. temen TK lo."
William pun tertawa dan membalas pesan dari temannya.
"Inget kok, hahahha."
dan mereka saling berbalas pesan kurang lebih selama 1 jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cita cita
Teen FictionIni kisah tentang seorang anak SMK yang ingin mengejar cita-cita nya sebagai programmer dan CEO sekaligus founder di Perusahaan yang ia bikin.