Beberapa tahun kemudian, hari yang ditunggu-tunggu oleh William akhirnya tiba: hari wisudanya. Setelah berjuang keras dalam dunia perkuliahan, William berhasil lulus dan kini dapat lebih fokus pada project HAREC. Setelah pulang dari acara wisudanya, William membuka email dan menemukan tawaran yang mengejutkan. Sebuah perusahaan raksasa luar negeri menawarkan untuk membeli Web HAREC dengan harga fantastis, yaitu $600.000 USD.
Tawaran ini segera diberitahukan William kepada tim HAREC. Kabar tersebut segera memicu perdebatan di antara anggota tim. Restu dan Rahayu termasuk dalam kelompok yang setuju untuk menjual web ini. Mereka beralasan bahwa penjualan tersebut akan membuat mereka kaya raya. Namun, anggota lainnya merasa berbeda. Mereka yakin bahwa Web HAREC memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi platform raksasa di dunia, sehingga menolak penjualan tersebut.
William menghadapi dilema besar. Tawaran itu sangat menggiurkan, namun ada keyakinan kuat di dalam dirinya bahwa HAREC masih bisa berkembang lebih jauh. Setelah merenung selama beberapa hari dan mempertimbangkan berbagai aspek, William akhirnya membuat keputusan penting. Dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk tidak menjual Web HAREC, percaya bahwa masa depan platform ini masih sangat cerah dan penuh dengan potensi yang belum tergali.
Keputusan ini diambil demi visi jangka panjang, dengan harapan bahwa kerja keras dan dedikasi mereka pada akhirnya akan membuahkan hasil yang jauh lebih besar dari tawaran yang diberikan. Akan tetapi, Restu dan Rahayu tetap ingin Web itu dijual.
"Lo gila, Will? uang gede itu will, enam ratus ribu dollar Will!!" Kata Restu.
"Iya, Will. masa lo tolak, Will." Kata Rahayu.
"Itu emang uang yang besar, cuma ini web masih punya kesempatan besar untuk berkembang, makanya gue memutuskan untuk tidak menjualnya." Jawab William.
"Gue keluar dari projek ini!," kata Restu.
"Gue juga, Will," Rahayu pun ikut keluar.
"Hei, kalian gak percaya sama gue kalau ini projek bisa berkembang?" tanya Willam.
"Gue gak percaya kalau duit sebesar itu lo tolak, dasar gila." jawab Restu.
"Iya tuh bener," sambung Rahayu.
"Kalian yakin mau keluar? kalo kalian mau keluar silahkan, gue gak ada hak untuk menahan kalian. Cuma gue minta kalian pikirkan dulu baik baik." respon William.
"tekad gue udah bulat, gue mau keluar dari project ini. Dasar projek sampah!!" jawab Restu.
"Will, udah biarin aja mereka keluar. Mereka udah keterlaluan sama lo, Will" kata Laila.
"iya tuh, Will, bener apa kata Laila. Attitude nomor 1, Will," sambung Sofia.
"Yaudah kalau kalian mau keluar gapapa, terimakasih ya udah nyelesain project ini bareng bareng." kata William.
"BULLSHIT," kata Restu dan Rahayu.
Restu dan Rahayu pun keluar dari projek, William merasa sedih karena dua anggota penting tim HAREC keluar.
"Udah Will gak usah sedih," kata Laila
"Iya, orang seperti itu ngapain lo sedihin" sambung Mela.
"Makasih ya semuanya," jawab William sambil menangis
Lima bulan kemudian, jumlah pengunjung web HAREC menurun drastis tanpa alasan yang jelas. William merasa khawatir, dia meminta Sofia untuk menganalisis penyebab penurunan drastis ini. Setelah melakukan analisis secara menyeluruh, Sofia sangat terkejut dengan hasil temuannya: ternyata penyebab penurunan jumlah pengunjung web HAREC adalah karena tindakan Restu dan Rahayu.
Menyadari seriusnya situasi ini, William segera mengadakan pertemuan penting di rumahnya untuk membahas temuan tersebut bersama seluruh anggota tim HAREC.
"Sof apa hubungannya Restu dan Rahayu dengan kejadian ini?" tanya William.
"Jadi gini, Will. Ada rumor yang beredar di masyarakat kalau web HAREC penghasilannya dikasih ke komunitas terorisme, dan masyarakat pun semakin percaya karena Restu dan Rahayu membuat statement palsu tentang kita. Kata mereka, mereka keluar karena ini," jelas Sofia.
"Aduh gimana ini?" Mela dan Laila panik.
"gimana kalau kita lapor polisi tentang ini?. Mereka bisa kena Pasal 45 ayat (3) UUITE 2016 tentang pencemaran nama baik dan bisa dihukum penjara paling lama 4 tahun" kata Sofia.
"Jangan, kasian mereka," respon William.
"Kenapa, Will? mereka udah keterlaluan," jawab Sofia dan didukung Laila dan Mela
"Kita selesaikan ini secara baik baik. Kita buat statement kalau itu bohong. Jangan dilaporin ke polisi, kasian keluarga mereka," respon William.
"Will, mereka aja gak mikirin kita, Will. Mereka itu jahat," jawab Laila.
"bukankah ada yang bilang 'bila ada yang berbuat jahat kepadamu balaslah dengan yang lebih baik'?," kata William.
"Tapi, Will, ini udah keterlaluan," kata Mela.
William pun meyakinkan mereka untuk tidak membawa masalah ini ke meja hijau. Setelah meyakinkan mereka selama lebih dari 30 menit, akhirnya mereka pun mengerti dan menyutujui untuk tidak melaporkan Restu dan Rahayu ke polisi.
"Yaudah, sekarang kita mau buat statement seperti apa?" tanya Laila.
"Gini aja, kita bikin sebuah video untuk menjelaskan kalau ini itu hoaks, kita tunjukkan seluruh data penghasilan kita, dan kita berusaha untuk meyakinkan user untuk Kembali. Nanti videonya kita sebar di seluruh platform yang ada," kata William.
"Oke gue setuju. Lo tuh terlalu baik, Will" kata Mela.
"yaudah, gue ikut aja," respon Laila.
"Iya, gue juga," kata Sofia.
Mereka pun membuat video yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut adalah hoaks, serta memberitahu bahwa Rahayu dan Restu keluar bukan karena hal tersebut, melainkan karena mereka tidak setuju dengan keputusan untuk tidak menjual HAREC kepada perusahaan besar yang menawarkan uang dalam jumlah besar. Dalam video tersebut, William memutuskan untuk menunjukkan email dari perusahaan tersebut kepada publik untuk membuktikan bahwa tawaran itu benar-benar ada.
Video tersebut disusun dengan hati-hati untuk memberikan penjelasan yang jelas dan meyakinkan kepada pengguna web HAREC. William dan timnya berharap bahwa dengan memberikan penjelasan ini, mereka dapat mengembalikan kepercayaan dan minat pengguna terhadap HAREC, serta menjelaskan alasan di balik kepergian Rahayu dan Restu secara transparan.
Langkah ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran dan kebingungan di kalangan pengunjung web HAREC, serta membantu memperbaiki citra dan reputasi platform tersebut di mata publik.
Setelah beberapa hari, video tersebut pun viral dan masyarakat banyak yang percaya kembali kepada HAREC, walaupun masih ada sebagian yang belum percaya.
"Alhamdulillah, berhasil rencana ini dan kita mendapatkan kepercayaan lagi oleh masyarakat," kata William.
"iya, Alhamdulillah. Mampus tuh mereka sekarang dihujat," kata Mela.
"hush, gak boleh berbahagia diatas penderitaan orang lain," kata William.
"Astaghfirullah, lagian sih mereka cari masalah," kata Mela.
"Yaudah, sekarang kita maafkan saja perbuatan mereka, walau bagaimanapun mereka tetap salah satu dari penemu website ini," kata William.
"Udah kita mafin kok, yakan Sofia? Laila?" kata Mela, Sofia dan Laila pun mengangguk
"cuma saya masih heran aja, bisa bisa nya mereka kayak gitu padahal kita gak salah apa apa. Kita cuma beda pendapat doang," kata Mela.
"Karakter orang beda beda, Mel, kita harus tau itu," kata William.
"baik pak!!" respon Mela sambil bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cita cita
Novela JuvenilIni kisah tentang seorang anak SMK yang ingin mengejar cita-cita nya sebagai programmer dan CEO sekaligus founder di Perusahaan yang ia bikin.