Beberapa bulan pun berlalu sejak kejadian berita hoaks tersebar, dan jumlah pengunjung situs web HAREC pun meningkat pesat. Hal ini membuat William berpikir untuk mendirikan kantor HAREC. Dengan penuh semangat, William segera mengirim pesan ke grup HAREC:
"Guyss, pengunjung web kita meningkat pesat setelah video klarifikasi kita viral. Gue pikir ini saat yang tepat untuk mempertimbangkan langkah berikutnya: mendirikan kantor HAREC. Dengan adanya kantor, kita bisa bekerja lebih efektif dan nunjukin keseriusan kita kepada public. Gimana menurut kalian?"
William menunggu dengan antusias tanggapan dari timnya. Ide mendirikan kantor bukan hanya tentang tempat fisik, tetapi juga simbol komitmen dan profesionalisme mereka dalam mengembangkan HAREC.
"Gue setuju, soalnya gue butuh ruangan untuk menganalisis. Kalo dirumah analisis sesuatu tuh gak fokus, sering diganggu sama adek," respon Sofia
"iya gue juga harus promosiin HAREC ke luar negeri, biar pasar kita semakin luas. Kalo gue ngelakuin itu dirumah suka gak fokus karena berisik," kata Laila.
"Iya, will, sama saya juga. Kalo ngurus server dirumah suka tergoda dengan kasur, bawaanya pengen tidur mulu. Dan lagi, Server kita udah mau habis penyimpanannya, harus beli server eksternal dan butuh ruang untuk taruh mesin servernya," kata Mela.
"Oke setuju ya, kita mulai dengan kantor kecil kecilan dulu aja. Kita beli rumah untuk dijadikan kantor," kata William.
"Oke, setuju!!" Laila, Mela, dan Sofia setuju.
William pun bergegas mencari rumah yang cocok untuk dijadikan kantor. William mencari rumah yang lumayan besar karena HAREC butuh banyak ruangan.
Setelah beberapa hari mencari, akhirnya William menemukan rumah yang cocok untuk dijadikan Kantor HAREC. William pun langsung menghubungi penjual rumah untuk bernegoisasi sekaligus melihat-lihat ruangan dalam rumahnya.
Negoisasi pun berjalan hingga William merasa harga nya sudah pas dengan sejumlah budget yang HAREC sediakan untuk membeli rumah. William membeli rumah tersebut secara cash dan memberi tahu anggota team HAREC kalau rumah sudah dibeli.
Anggota team HAREC pun merasa senang karena mempunyai kantor pertama, mereka menangis terharu. Akhirnya HAREC mempunyai kantornya sendiri.
Setelah membeli rumah, William pun membeli sejumlah alat alat yang dibutuhkan oleh kantor, seperti meja dan lain lain. Setelah membeli alat alat, William dan anggota HAREC segera bersih-bersih di kantornya supaya nyaman untuk ditempati.
Akhirnya, HAREC pun memiliki kantor pertamanya. Ini merupakan langkah yang sangat baik menuju kesuksesan HAREC karena dengan adanya kantor, mereka bisa lebih mudah berkomunikasi antaranggota.
Seminggu kemudian, William meresmikan kantor pertama HAREC dengan acara pemotongan pita yang meriah. Acara tersebut dihadiri oleh wali kota yang diundang khusus oleh William. Para anggota tim HAREC, bersama dengan beberapa tamu undangan lainnya, berkumpul dengan penuh antusiasme. Peresmian kantor ini menandai babak baru dalam perjalanan HAREC, memberikan harapan dan semangat baru bagi seluruh tim untuk terus berkembang dan mencapai kesuksesan yang lebih besar. Dengan adanya kantor ini, mereka kini dapat bekerja lebih efisien dan berkolaborasi dengan lebih baik untuk mewujudkan visi dan misi HAREC.
Setelah pemotongan pita, wali kota naik ke panggung yang sudah disediakan oleh William untuk memberikan pidato.
"Hadirin sekalian, hari ini kita berkumpul untuk merayakan pencapaian luar biasa dari sebuah tim yang berdedikasi dan penuh inovasi. HAREC, sebuah platform media sosial yang sedang naik daun, telah menarik perhatian banyak orang karena fitur-fitur canggihnya. Saya merasa terhormat bisa hadir di sini untuk meresmikan kantor pertama HAREC. Platform ini tidak hanya menawarkan teknologi terbaru, tetapi juga memberikan wadah bagi komunitas untuk berinteraksi dengan cara yang baru dan bermakna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cita cita
Novela JuvenilIni kisah tentang seorang anak SMK yang ingin mengejar cita-cita nya sebagai programmer dan CEO sekaligus founder di Perusahaan yang ia bikin.