Sebulan lagi pernikahan William dan Aisyah dimulai. William merasa semakin bersemangat sekaligus sedikit gugup. Dengan persiapan yang semakin mendekati hari H, dia tahu bahwa langkah berikutnya yang penting adalah mencari gedung yang cocok untuk melangsungkan pernikahan mereka.
Di suatu pagi, William duduk di meja kerja dengan laptop di depannya, siap untuk mulai pencarian. Dia membuka berbagai situs penyewaan gedung pernikahan dan memulai pencariannya.
Saat sedang menelusuri berbagai opsi, Aisyah menghubungi William via chat.
"Assalamu'alaikum, Will."
William langsung membalas. "Wa'alaikumussalam, ada apa, Syah?"
"Umi nanyain nih, proses pernikahan kita mau diadakan dimana?"
"Ini aku lagi nyari gedung untuk pernikahan kita nanti. Nanti kalau sudah ketemu Gedung yang menurut aku pas, aku kabarin kamu langsung."
"Baik, Will, langsung aku sampaikan ke umi."
"Iya, Syah."
"Assalamu'alaikum, Will."
"Wa'alaikumussalam, Syah."
William kembali fokus ke layar laptopnya setelah percakapan singkat dengan Aisyah. Dia tahu bahwa menemukan gedung yang tepat adalah langkah krusial untuk memastikan pernikahan mereka berjalan lancar. Sambil menyeruput secangkir kopi, dia melanjutkan pencariannya di berbagai situs penyewaan gedung pernikahan.
Setelah beberapa saat, William menemukan beberapa opsi gedung yang terlihat menarik. Dia membuka beberapa tab dan mulai memeriksa ulasan, fasilitas, harga, dan lokasi masing-masing gedung. Sambil mencatat poin-poin penting, dia juga mempertimbangkan kapasitas dan estetika gedung yang sesuai dengan tema pernikahan yang mereka inginkan. Setelah beberapa jam, William mendapatkan tiga gedung yang menurut dia pas.
"Sepertinya gue harus datang ke gedung yang udah gue catat tadi," gumam William.
William memutuskan untuk mengunjungi gedung pernikahan sendirian agar bisa fokus mengevaluasi setiap detailnya. Pagi itu, setelah sarapan, dia berangkat dengan membawa daftar gedung yang telah dia temukan dan dianggap potensial.
Setelah beberapa saat berkendara, dia tiba di gedung pertama. Gedung ini terletak di pusat kota, dengan arsitektur modern dan fasilitas yang lengkap. William berkeliling, melihat aula utama, ruang ganti, dan area parkir. Meski fasilitasnya memadai, dia merasa kurang nyaman dengan keramaian di sekitarnya.
Kemudian, dia melanjutkan perjalanan ke gedung kedua yang berada di daerah pinggiran kota. Gedung ini memiliki taman yang luas dan asri, suasana yang lebih tenang, dan dekorasi yang lebih hangat. William merasa lebih cocok dengan suasana di sini, namun dia tetap ingin melihat satu gedung lagi sebelum membuat keputusan.
Gedung terakhir yang dia kunjungi berada di dekat danau kecil, dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah. Tempat ini memiliki suasana romantis dan tenang, dengan ruang pernikahan yang elegan dan fasilitas lengkap. William merasa tempat ini sangat cocok untuk pernikahan mereka.
William berdiri di depan gedung terakhir yang dia kunjungi. Pemandangan alam yang indah dan suasana romantis membuatnya merasa yakin bahwa ini adalah tempat yang tepat untuk pernikahan mereka. Dia kemudian berjalan menuju kantor pengelola gedung untuk membahas detail lebih lanjut.
William disambut oleh seorang wanita ramah bernama Ibu Siti, pengelola gedung tersebut.
"Selamat pagi, Pak William. Apa yang bisa saya bantu?" sapa Ibu Siti dengan senyum hangat.
"Pagi, Bu. Saya tertarik dengan gedung ini untuk pernikahan saya. Bisa saya dapatkan informasi lebih lanjut tentang fasilitas dan harga sewanya?" tanya William.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cita cita
Teen FictionIni kisah tentang seorang anak SMK yang ingin mengejar cita-cita nya sebagai programmer dan CEO sekaligus founder di Perusahaan yang ia bikin.