Bertemu

371 35 4
                                    

********

"Udah beres belum dek?" Tanya mama di tepi pintu, aku masih merapikan beberapa baju pada salah satu koper yang masih berserakan.

"Bentar nih Ma, dikit lagi"

Hari ini aku akan mulai pindah, ke sebuah apartemen di sekitar area tempatku bekerja.

Apartemen tersebut milik anak teman papi yang saat ini tinggal di luar negeri bersama suaminya, sehingga mereka menawarkan tempat tersebut untuk ditempati dengan harga sewa lebih murah.

Mereka hanya minta aku dapat mengurus apartemen tersebut dengan baik.

Untuk memudahkan aku dalam bekerja, akhirnya aku meminta ijin mama untuk menempati apartemen tersebut.

Awalnya ia menolak, mama bilang rumah pasti sepi karena aku malah pergi.

Namun aku akhirnya bisa meyakinkan mama bahwa setiap weekend aku pasti pulang ke rumah.

Sebelumnya aku sudah beberapa kali berkunjung untuk melihat-lihat apartemen ini, lalu memindahkan barang-barangku dari rumah sedikit demi sedikit.

Dan disinilah aku, setelah drama panjang dengan mama, kami pun sampai di apartemen yang ku tempati, mama tidak mau pulang pada awalnya namun akhirnya papi Helmi bisa membujuk mama untuk pulang ke rumah mereka.

Aku bisa bernafas lega, setelah seharian telingaku pengang mendengarkan nasihat mama yang diulang-ulang terus. Aku tertawa kecil mengingatnya.

Setelah libur selama beberapa minggu akhirnya aku bisa mulai bekerja esok pagi, aku sangat bersemangat sekali.

Aku lihat sekeliling, segala perabotan penghuni lama masih tertata apik di tempatnya, sehingga aku tidak perlu membeli banyak barang, barang-barangku dari rumah pun sudah tertata rapi sore tadi.

Aku memegang perutku yang tiba-tiba saja mengeluarkan bunyi.

Baru ingat kalau terkahir kali makan itu tadi siang bersama mama dan papi.

Akhirnya aku beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri,

Mengenakan hoodie berwarna putih tulang dengan midi skirt berwarna mocca.

Rambutku cepol agak tinggi sambil membawa dompet dan handphone aku menuju lift untuk mencari makanan ke lantai bawah yang terdapat cafetaria.

Aku menunggu lift sambil memainkan handphone, membalas rentetan pesan dari Gilang yang membuat aku sesekali tertawa.

Bocah itu merengek ingin segera pulang, ia bilang bahwa Jerman sepi tanpa kehadiranku, benar-benar penggombal ulung.

Gilang

Serius deh yang... ini nunggu seminggu aja lama banget tauuu..


Brigitha

Sabar donggg... bentar lagi kok


Gilang

Kangen banget tauuu...

Keep It SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang