Insiden Saat Hujan

319 34 7
                                    

Hallo gaessssssss..!!!!

Makasih yang udah baca KIS, lope lope buat kaleaan😘😘

******

Semenjak pembicaraanku dengan Tere, aku sebisa mungkin menghindari mas Eru.

Tere benar, ada baiknya aku tidak terlalu dekat dengan mas Eru, mengingat dulu aku begitu tergila-gila padanya, dan masa lalu ku itu diketahui oleh pacarku yang sekarang, Gilang.

Jadi, aku bisa bayangkan bagaimana reaksinya kalau dia mengetahui fakta bahwa aku akrab dan dekat kembali dengan mas Eru.

Segala bentuk ajakan untuk berangkat dan pulang kerja atau ajakan untuk makan malam bersama aku tolak dengan berbagai alasan.

Ketika di kantor atau apartemen pun aku berusaha seminimal mungkin untuk berpapasan dengan mas Eru.

Namun sepertinya, ketidakberuntungan sedang berada di pihak ku kali ini.

Aku dikejutkan oleh tubuh jangkung mas Eru yang sudah memakai setelan kerja rapi, rupanya ia berdiri bersender di balik tembok dekat pintu masuk lobby apartemen.

Sehingga ketika aku sudah berdiri di luar lobby, suaranya yang berat dari belakangku berhasil mengejutkanku dan membuat tengkuk ku meremang. Aku berbalik menghadapnya ketika ia mengernyitkan dahi.

"Aku selalu penasaran, jam berapa kamu berangkat kerja.., ternyata sepagi ini? Bri?" Aku menelan ludah, ia berbicara sambil berjalan menghampiriku.

Tangannya terangkat, ia melihat jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya,

"Jam 6 pagi? Kamu mau ngapain disana sepagi ini?"tanya nya heran.

"M-mas??.. ngapain disitu?"

"Nunggu kamu"jawabnya lugas.

"Loh, ngapain nungguin aku" aku terkekeh berusaha menormalkan ekspresi ku yang seperti maling tertangkap basah

"Kamu menghindari aku" ia memberikan sebuah pernyataan alih-alih pertanyaan, tatapnya menusuk sampai ke bagian dalam mataku.

"Kenapa?, aku membuat kamu gak nyaman Bri?"

Aku menggeleng, berusaha mengelak pertanyaan mas Eru.

"Kita baik-baik aja sebelumnya, tapi kenapa Bri? Aku melakukan kesalahan ya sama kamu?"

"Engga mas engga, sumpah.. kamu teman yang baik yang aku kenal selama mulai bekerja disini"

"Terus apa alasan kamu menghindari aku? Karena Tere? Dia ngomong apa sama kamu?" Aku terperangah, aku tahu sikapku membuatnya bingung, tapi aku tak terima ia menyalahkan Tere atas sikapku, walaupun memang benar nyatanya.

"Kenapa mas Eru sepengen itu bareng sama aku? Aku baru sadar mas, gak seharusnya aku kayak gini, aku gak mau Gilang salah paham.. Please mas ngerti in aku"

"Jadi karena Gilang?" dia bergumam pelan sekali namun aku masih bisa mendengarnya.

Aku memilih tak menjawabnya karena aku yakin mas Eru dapat menyimpulkan nya hanya dari raut wajahku.

"Kalau gitu aku permisi mas" aku baru saja akan berbalik namun ucapannya menghentikan langkahku.

"Gak bisa kita kayak biasanya Bri? Gak perlu kayak gini.. aku gak memiliki maksud lain selain ingin berteman sama kamu" harusnya aku lega mendengar penuturan mas Eru kan? Namun, entah mengapa hatiku terasa nyeri.

Keep It SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang