Flashback (1)

435 38 7
                                    

Hallo..

Author kembali setelah dapat 30 votes hehe

Part ini adalah Part flashback ke kejadian yang ada di Bali, so.. mungkin akan sedikit lebih panjang.

Okay, guys happy reading!!

******

(Flashback on)

Hari itu, Brigitha terlihat begitu berbeda. Aura bahagia nya terpancar keluar, wajahnya pun selalu menampilkan senyum yang seakan tak pudar.

Beberapa kali perempuan itu melirik ke arah lelaki yang sebenarnya sangat Gilang benci. Kalau bukan karena ajakan Tere dan pancaran mata Brigitha yang seakan penuh harap.. Gilang tak sudi harus ikut berlibur bersama mereka.

Dia selalu berpura-pura semangat karena melihat Brigitha bahagia dengan kegiatan kali ini.

Namun, bukan ini yang ia harapkan, bukan pemandangan romansa murahan seperti ini yang harus ia lihat setiap saat.

Eru bahkan sekarang tidak segan berterus terang memperlihatkan perhatiannya walau sudah ia peringatkan berkali-kali.

Beberapa kali Gilang melihat rona merah di wajah mereka berdua ketika saling berbicara, telinganya sangat gatal mendengar kata 'aku-kamu' keluar dari mulut mereka berdua.

Saat subuh hari Tere dengan panik berkata bahwa Brigitha tidak ada di kamar nya, ia langsung mencari Eru dan dengan pias ia sadar bahwa ia telah kecolongan.

Eru hilang bersama Brigitha, semalaman.

Berbagai pikiran negatif hadir di kepalanya, bagaimana jika mereka berdua saling mengutarakan perasaan, bagaimana jika Eru nekad memberitahu perasaannya, mengabaikan segala ancaman Gilang selama ini.

Yang paling membuatnya takut adalah ketika membayangkan apa yang mungkin dilakukan Eru bersama Brigitha pada waktu tersebut.

Lalu, dia semakin marah ketika melihat dua sejoli itu datang bersamaan. Tertawa tanpa beban dengan aura bahagia yang tidak bisa disembunyikan, keduanya muncul di hadapan mereka semua dengan wajah polos tanpa dosa.

Rasanya, ia tak bisa menahan kepalan tangannya untuk tak menonjok Eru,

"Sorry, gak ijin dulu"

Gilang berdecih, dia merasa Eru mempermainkan perintahnya. Merasa hebat, karena sudah membuat Gilang kalah kali ini.

Pikirannya bahkan tidak bisa jernih ketika melihat mereka berdua datang di tempat makan dengan rambut yang sama-sama basah.

Apa-apaan mereka berdua.

Ia memanggil Brigitha, berbicara dengannya. Tapi susah jika bicara dengan seseorang yang sedang gila, iya.. gila karena cinta. Ia malah kena damprat, seharian Brigitha tidak mau bicara padanya.

Ia tidak tahan melihat kedekatan keduanya yang semakin hari semakin lengket.

Maka, ketika secara kebetulan ia bertemu dengan mantannya di arena arung jeram, sebuah pemikiran gila tiba-tiba muncul begitu saja.

Jelita mengingatkannya pada Deana, dan tawarannya saat itu. Dia menghampiri Jelita, bahkan memisahkannya dengan rombongannya.

"Je, minta nomor Deana dong"

Gadis cantik itu berkerut heran,

"Jangan coba-coba kamu deketin temenku Lang"

"Santai.. gue cuma mau minta tolong sama dia"

Keep It SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang