Malam Pembuktian

250 30 2
                                    

******

Hari beranjak malam ketika kami sudah bisa duduk santai di villa, rencananya jam 9 nanti bang Farhan akan membawa kami semua ke Mariana Beach Club, yang berada di bagian lain villa ini.

Deana bahkan batal pulang ke villanya sendiri karena tergiur dengan rencana kami semua.

Sebelum itu, aku mengajak Tere dan Gilang berkumpul, kami bertiga duduk tak jauh dari bangunan villa yang kami tempati.

"gue mau nembak mas Eru malam ini gaes, gue butuh bantuan kalian"

Tere tersenyum cerah,

"akhirnya setelah sekian lama ya Bri, lo berani juga"

"iyalah udah deket-deket gitu mereka" balas Gilang.

"kayaknya perasaan gue gak bertepuk sebelah tangan deh, apalagi hari ini tuh kayak mimpi banget, dia perhatian banget sama gue" laporku pada mereka.

"itu juga gara-gara gue kan?, sungkem lo sama gue Bri" Tere tertawa pongah menyombongkan diri.

"tapi lo yakin Bri??,  orang ganteng tuh kebanyakan brengsek loh Bri, makanya gue gak suka orang ganteng"

"itu sih elo nya aja aneh"gumam Gilang yang dibalas sikutan di perutnya.

"semoga dia yang terbaik buat gue ya Re"

"hmm... gue bisa apa kalo lo udah seyakin ini"

Aku tertawa, iya aku memang yakin banget malam ini, gak  sabar banget rasanya menunggu hari esok dengan status yang baru, aku pasti bakalan jadi perempuan paling bahagia di muka bumi mulai malam ini.

Setelah itu aku menjelaskan pada mereka semua, rencanaku dan bantuan apa yang kubutuhkan dari mereka.

"oke mending langsung aja ke TKP, bentar lagi jam 9" kami semua pergi ke sudut lain agak jauh dari tempat awal kami, di tepi pantai.. di bawah sinar rembulan, aku dan kedua sahabatku memberikan taburan kelopak mawar, menyalakan lilin-lilin aroma terapi, Gilang sampai berdecak keheranan.

"udah kayak mau lamaran aja sih"

"mana cewek nya lagi yang nembak"balas Tere sambil tertawa

"ck.. jangan ngomong aja deh, cepet selesain" decak ku, aku sendiri sedang menuliskan kata demi kata pada beberapa kertas. Ini adalah ide nya Gilang, biar lebih romantis katanya, biar mas Eru terkejut sampai gak bisa berkata-kata. Entah gimana maksudnya.

"Bri, gue ke toilet dulu ya,, kebelet banget dah buset" dia meletakan wadah berisi kelopak bunga mawar yang aku beli.

Kini, tinggal aku dan Gilang disini. Dia begitu fokus menyalakann lilin. Sesekali dia terlihat memainkan hp nya, kemudian menyimpannya lagi.

"lo yakin mau nembak Eru?"

"yaps, yakin banget gue, dan please jangan ngomong apa-apa supaya nyali gue gak kembali ciut"

Gilang terkekeh.

"ya udahh good luck kalau gitu"

"tapi, kalau gak sesuai ekspektasi lo, gue mohon.................. lo jangan  terlalu sedih ya" lanjutnya pelan menimbulkan kernyitan di keningku, namun aku memilih untuk tak membalasnya begitu pekerjaanku selesai.

"udah selesai?" Tanya Gilang.

"udah nih"

Gilang berdiri sambil memutar pandangan ke sekeliling, mungkin ia menerka-nerka mana yang kurang.

Keep It SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang