High Hopes

197 23 1
                                    


*****

Kami tiba di sebuah tempat yang berisi kios-kios yang menjajakan berbagai macam pernak-pernik dan aksesoris. Ada juga baju bertuliskan nama-nama pantai atau tempat wisata di Bali, pernak-pernik dari kerang, kerajinan dari kayu atau rotan, berbagai miniatur, lukisan, atau kerajinan berbahan keramik.


Aku dengan semangat berkeliling sampai-sampai sepertinya mas Eru kewalahan mengikuti kemana kaki ku melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dengan semangat berkeliling sampai-sampai sepertinya mas Eru kewalahan mengikuti kemana kaki ku melangkah. Aku akan menoleh padanya jika menemukan barang-barang yang menarik perhatianku, meminta pendapatnya, lalu dia akan balas bertanya " Kamu mau yang ini?", manis sekali.


Ia akan berbicara pada penjual dengan bahasa bali, lalu mrnyuruh penjual membungkus barang tersebut sambil mengeluarkan uang, kemudian aku akan berusaha dengan keras mencegahnya membayar dengan uangnya walau akhirnya sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia akan berbicara pada penjual dengan bahasa bali, lalu mrnyuruh penjual membungkus barang tersebut sambil mengeluarkan uang, kemudian aku akan berusaha dengan keras mencegahnya membayar dengan uangnya walau akhirnya sia-sia. Selalu seperti itu.

Sehingga sebisa mungkin aku menahan diri, tak mau melihat mas Eru terus-terusan menghabiskan uangnya untuk barang-barang yang aku mau.

Aku memintanya mengajariku bagaimana caranya menawar dengan harga yang rendah tanpa merendahkan penjual, tentunya aku ingin berbicara dengan bahasa Bali. Ternyata sangat asyik dan seru, aku jadi banyak berinteraksi dengan orang-orang, mendengarkan mereka menceritakan makna dari barang-barang yang dijajakannya.

Seperti saat ini, langkahku terhenti ketika melihat seorang pedagang aksesoris. Berbeda dengan pedagang lain yang menjual dagangan dalam kios-kios kecil, pedagang yang sudah berusia lanjut ini hanya menggunakan satu buah meja kecil yang di atasnya terdapat aksesoris yang tidak terlalu banyak.

Sepesrtinya barang-barang yang ia jual adalah hasil buatan sendiri, karena saat ini pun pedagang tersebut tengah sibuk mengamplas sebuah liontin dari tembaga.

Dibanding kios-kios di sekitarnya yang Nampak ramai, tempat pedagang tersebut berjualan terlihat sepi, hanya dilewati orang-orang berlalu lalang.

Aku melihat ke belakang dimana mas Eru terlihat berhenti di sebuah kios kerajinan berbahan kayu, ia sedang mengobrol dengan penjual sambil sesekali membidik suatu objek dengan kamera nya.

Keep It SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang