MASTER CHEF 🍽 : III

908 111 2
                                    

"Apa kau berminat bergabung ke restoran kami?" Tanyanya. Minho benar-benar terkejut melihatnya.

Ini kan restoran bintang lima yang paling terkenal di kotanya.

"Apa anda tidak salah orang? Bagaimana saya bisa bekerja di sana?" Tanya Minho yang tidak yakin. Dia menggeleng pelan.

"Aku melihat kemampuan anda, sepertinya anda bisa bekerja dengan baik di sana. Apalagi masakan yang anda buat sangat enak" katanya. Minho tersenyum sambil terkekeh mendengarnya.

"Sup jamur itu adalah ide yang sangat bagus, tapi sepertinya kurang dihaluskan lagi idenya" kata pria itu. Minho bahagia mendengar itu.

"Jadi apa anda akan bergabung?" Tanyanya kemudian. Minho sebenarnya agak rabu, tapi di tempat itu dia bisa lebih banyak belajar. Ada banyak Chef yang terkenal juga bekerja di sana.

"Jika anda berminat, anda bisa menghubungi saya" katanya. Minho mengangguk sambil mengucapkan terima kasih sambil menatap kartu nama itu.

"Apa aku bisa ya?" Gumam Minho sambil menatap kartu itu berjalan di lorong. Dia sangat ingin bekerja di sana, tapi dia takut tidak bisa bekerja dengan baik. Setahu dirinya yang bekerja di sana adalah koki dan Chef yang sangat berpengalaman dan berkemampuan di atas rata-rata.

"Apa orang yang amatir seperti ku bisa bergabung di sana ya?" Gumam Minho.

"Aww" tiba-tiba dia terjatuh saat menabrak seseorang. Minho menganga melihat kartu nama itu diinjak olehnya.

"Hai" kata Minho bangun dan berusaha mengambilnya.

Pria itu langsung berbalik saat Minho meneriakinya. Tatapan dingin dan menusuk itu Minho dapatkan saat ini.

"Mana etika mu?" Tanya pria itu. Minho terdiam sambil meneguk salivanya.

"Chef anda menginjak kartu saya" katanya. Pria itu menaikan salah satu alisnya dan memeriksa sepatunya.

"Ini" kata pria itu pada Minho. Minho menunduk dia masih sangat trauma dengan pria itu. Tanpa mengatakan apapun dia langsung pergi dari sana meninggalkan Minho.

"Kenapa Chef itu sangat galak?" Gumam Minho seketika kesal dan ingin menjambak rambut pirang itu.





***




"Hiks aku dieliminasi" kata Minho sambil menangis mengobrol dengan orang tuanya lewat ponsel.

"Tidak masalah sayang, kau anak ibu yang terbaik" kata sang ibu yang juga ikut menangis.

"Minho belilah kue lapis kesukaan mu dan susu hangat agar hati mu menjadi senang" kata sang ayah pada anak kesayangannya.

"Aku sudah makan hiks" katanya lagi. Mereka bertiga menangis bersama saat itu.

"Ibu dan Ayah akan pergi ke luar negeri ya?" Tanyanya. Mereka mengangguk sedih.

"Apa kau tidak masalah sendirian Minho?" Tanyanya. Minho sebenarnya agak kesepian, teman saja dia tidak punya banyak.

"Tidak masalah, aku kan sudah besar" kata Minho sambil mengusap matanya.

"Anak kami sudah dewasa ya, baiklah cari kegiatan positif yang membuat mu senang ya" kata sang ayah lagi. Minho terlihat mengancungkan jempol pada kedua orang tuanya.


"Aku harus menerima ini" kata Minho sambil membawa CV dan surat lamaran pekerjaannya. Sejak lulus kuliah sampai tiga tahun ini dia sama sekali tidak bekerja. Bukannya Minho malas, tapi kedua orang tuanya selalu menolak jika Minho ingin bekerja.

"Aku akan memberitahu ayah dan ibu nanti saja" kata Minho. Dia lalu masuk ke restoran bintang lima itu dengan penuh semangat.

Minho menganga melihat tempat itu, ini adalah restoran modern yang bergaya traditional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho menganga melihat tempat itu, ini adalah restoran modern yang bergaya traditional. Minho melihat tamu-tamu di sana adalah semua kaum elite di negaranya.

"Wahh aku jadi minder" kata Minho sambil memeluk map yang dia bawa.

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pelayan di sana. Minho tersenyum ramah dan menunduk memberi hormat.

"Saya mencari manager Park Jinyoung" kata Minho.

Minho tersenyum ramah saat masuk ke ruangan itu. Dia melihat pria yang waktu itu lagi.

"Akhirnya kau mau bergabung" katanya. Minho tersenyum dan memberikan map nya.

"Kita butuh ini hanya untuk formalitas, kau
kami terima" kata Manager Park. Minho menunduk mengucapkan terima kasih.

"Jika boleh saya tahu, kenapa kalian dengan cepat menerima saya?" Tanya Minho berusaha menaikan salah satu alisnya.

"Aku melihat bakat mu, kau orang yang pekerja keras. Walaupun kau tidak tahu cara memasak jamur tapi kau berusaha semampu mu. Aku suka pekerja seperti mu" katanya. Minho tersenyum mendengar itu, akhir ada yang menghargai kerja kerasnya selain kedua orang tua Minho.

"Ayo aku akan mengajak ku tour dulu" katanya.

Minho sangat terkesima melihat mereka memasak di sana. Benar-benar Chef terkenal dan ternama.

"Bukan hanya di dalam negeri, kadang kami memanggil Chef dari luar negeri juga" katanya. Minho semakin bersemangat.

"Tapi kau mungkin akan menjadi asisten Chef dulu ya Minho" kata Manager Park. Minho mengangguk, itu juga tidak masalah baginya. Di terima di sana saja minho sudah sangat bersyukur.

"Ini pakaian mu, mulai besok kau datang lagi ya. Besok aku akan memberitahu karyawan lain jika mereka akan punya rekan kerja baru" katanya. Minho pun mengangguk pelan mendengar itu.





***






Minho benar-benar sangat gugup melihat aktivitas dapur yang sangat padat itu.

"Ini Lee Minho, dia akan menjadi rekan baru kalian" kata sang manager membawa Minho ke sana.

Mereka terlihat ramah dan melambai pada Minho.

"Mohon bantuannya" kata Minho menunduk memberikan hormat pada mereka.

"Tentu Ayo Minho" kata salah satu senior Minho di sana.









TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang