Minho pulang dengan sangat lega, sepertinya dia memang perlu untuk pindah ke sana.
"Tapi Ayu belum menghubungi ku" katanya lagi. Tiba-tiba pria manis itu memegang perutnya.
"Sebaiknya aku makan sebentar sebelum pulang" kata Minho. Dia kemudian singgah ke sebuah kedai makanan hangat. Minho memesan sebuah meatballs dengan saus khas Korea. Karena lapar makanan itu dengan cepat masuk ke dalam mulutnya.
"Kenapa taksi sangat lama" gumam pria itu sambil duduk di halte. Bis untuk ke tempatnya sudah tidak ada jadi Minho sendirian di sana.
"Meow" suara itu membuat Minho terkejut. Saat dia menoleh ke bawah, sosok kecil itu nampak menyentuh sepatunya.
"Wahh manis kau datang dari mana?" Gumam Minho sambil mengambilnya. Kucing itu terus mengeluskan kepalanya ke tangan Minho.
"Apa kau tidak punya rumah ya?" Tanyanya. Kucing itu terus menempel pada Minho, hal itu membuat pria manis itu tidak tega.
Saat taksi yang dipesan Minho datang, pria itu langsung melepaskannya. Tapi kucing itu terus mengikuti Minho.
"Tuan sebaiknya anda bawa dia, saya takut dia ditabrak mobil seperti waktu ini" kata sang supir taksi. Minho kemudian menatapnya, perasaan tidak tega kembali muncul.
"Tapi aku bekerja, tapi ya sudah tidak masalah" kata Minho.
Hari ini adalah hari pertama Minho cuti, dia benar-benar sangat bersemangat lagi itu. Minho menghabiskan harinya dengan membeli beberapa peralatan untuk kucingnya. Mulai dari kandang, peralatan mandi beserta makanan tak dia lewatkan untuk dibeli.
"Ayo kau harus makan dengan banyak ya" kata pria manis itu. Minho berusaha mengusap kepala anak kucing barunya.
"Hacuuu...."Dia tiba-tiba bersin, sepertinya alerginya kumat.
"Sepertinya tidak masalah memelihara kucing, kalau anjing mungkin akan lebih parah" katanya. Minho sengaja membeli menaruh kucing itu di kandang yang sangat besar. Dia takut kucing itu mengelilingi rumah Minho dan menontokan bulunya. Bukannya tidak suka tapi Minho itu mengidap alergi.
"Makan dengan banyak ya" kata Minho lalu pergi. Dia melepaskan maskernya dan membuangnya di tempat sampah, pria manis itu membasuh semua tubuhnya setelah kontak dengan kucing.
"Jika ibu dan ayah tau, apa mereka akan membuangnya ya?" Gumam Minho jadi takut. Dulu saat kecil dia sangat ingin memelihara binatang, tapi saat Minho terkena bulu atau menghirup aroma binatangnya dia langsung bersih, batuk dan yang paling buruk Minho pernah kena sesak napas saat bermain dengan anjing.
***
"Kak jadi pindah?"
Akhirnya Minho mendapatkan pesan itu dari Ayu. Pria manis itu langsung mengetik "ya"
Dia benar-benar sudah mempersiapkan semuanya. Kedua orang tua Minho pun telah setuju dengan kepindahanya.
"Mulai besok kita tidak akan tinggal di sini lagi ya" kata Minho sambil menatap kandung kucing besarnya.
"Wah barang kakak banyak sekali" kata gadis dengan hoodie itu. Minho menggeruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku ingin hari ini sekalian pindah, besok aku kembali bekerja" katanya. Dia pun mengangguk dan membantu Minho menata apartemen barunya.
"Kakak buatlah Sandi yang baru" kata Ayu sebelum dia pergi dari sana. Minho mengangguk dan membuatnya.
"Jadi besok kakak kerja ya?" Tanya Ayu saat mereka tengah di kedai es cream itu. Minho mentraktir Ayu makan Es krim sepuasnya karena telah membantunya hari ini.
"Iya aku langsung mengambil cuti saat mengatakan apartemennya sudah siap" katanya. Gadis itu pun mengangguk pelan.
"Semoga kau betah di sana ya kak" katanya kemudian. Minho pun mengangguk, mulai sekarang dia tidak perlu bangun pagi lagi.
Minho benar-benar sangat gembira melihat rumah barunya. Benar-benar sangat nyaman dan rapi.
"Aku akan memulai dengan mandi dulu" katanya kemudian dia berjalan ke kamar untuk mengambil handuk. Saat itu sudah pukul 8 malam, tadinya Minho ingin mandi tapi terus dia tunda saja.
"Apa yang harus aku lakukan" gumam Minho. Dia kemudian baru ingat jika saat pindah harus memberikan kue pada tetangganya.
"Kuenya aku lupa" gumam Minho. Dia kemudian mencari di internet. Saat asik memainkan ponsel tiba-tiba terdengar seseorang sepert membuka kunci apartemen Minho.
Dia langsung bangun dan berlari ke sana. Orang itu terus menyalahkan bel pintu, Minho sebenarnya agak kesal dengan ini.
"Tunggu sebentar aku masi buka" katanya kesal. Saat pintu di buka dia terkejut saat melihat seorang pria dengan telanjang dada menatapnya terkejut.
"Kau? Kenapa kau ada di sini?" Tanya pria itu langsung menarik kurah hoodie Minho. Min benar-benar sangat syok dengan itu.
"Apa kau berani mempermainkan adik ku?" Tanya pria itu lagi. Minho berusaha keras untuk menjelaskan tapi pria itu seperti mencekiknya.
"Tunggu biarkan aku bicara" kata Minho berusaha melepaskan tangannya dengan paksa.
Minho nampak membenahi pakaiannya saat itu, jujur dia benar-benar kesal saat ini.
"Di mana adik ku?" Tanyanya. Minho lalu menatap pria itu.
"Ini adalah apartemen ku sekarang, tidak ada adik mu di sini" katanya. Pria itu berusaha untuk menerobos masuk ke ke dalam.
"Hai! Jangan kurang ajar ya, ini rumah ku" kata Minho sambil menarik tangan pria itu.
"Kau jangan berani semena-mena ya, aku tahu kau orang di hormati di restoran. Ini rumah ku" kata Minho. Pria itu kemudian berhenti dan menatap pria manis itu.
"Kau punya bukti bahwa ini rumah mu?" Tanya pria itu. Minho mengangguk tegas kemudian berlari ke dalam.
"Lihat ini, mulai hari ini rumah ini adalah milik ku" kata Minho. Pria itu terkejut dan mengambil kertas kontrak sewa itu.
"Oh jadi dia kabur ya" katanya. Minho terkejut mendengar itu.
"Apa Ayu adik mu?" Tanya Minho saat dia akan pergi. Seketika rasa amarahnya reda.
"Iya" katanya langsung keluar dari sana.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️
Fiksi PenggemarSi manis yang menyebalkan, entah kenapa semakin lama semakin enak dipandang. Warning -bxb -mature content -mpreg