MASTER CHEF 🍽 : I

2.3K 137 13
                                    

"Wahh kau pasti bisa sayang" kata wanita paruh baya pada anak sematawayangnya itu. Pria manis itu tersenyum kemudian memeluk kedua orang tuanya dengan manis.

"Aku sangat gugup" katanya.

"Minho kau anak kami, jadi ayo percaya diri" katanya. Pria manis yang bernama Minho itu mengangguk sambil menghela napas.

Hampir dua tahun ini dia habiskan waktu untuk memasak dan memasak. Semua kursus sudah dia lakukan untuk mengikuti ajang memasak yang bergengsi ini.

"Aku yakin anak ku pasti bisa" katanya lagi. Minho mengangguk kemudian dia mengambil celemeknya dan masuk ke sana.

Jujur sekali aura di dalam sana benar-benar sangat berbeda, semua orang peserta nampak sangat gugup dan tegang.

"Apa aku bisa ya?" Gumam pria manis itu yang tiba-tiba menjadi pesimis. Dia lalu mengusap dadanya dan berusaha menengkan diri.

"Hai" seseorang penyapa Minho. Pria manis itu menoleh kemudian tersenyum ramah padanya.

"Apa kau tidak gugup?" Tanyanya. Minho berusaha menggeleng pelan. Wanita itu pun mengangguk.

"Kau sangat semangat, aku yakin kau hebat" katanya tiba-tiba. Minho terkekeh mendengar itu, padahal mereka saingan di sini tapi entah kenapa wanita ini baik padanya.

"Aku Ayu" katanya. Minho mengambil tangan itu untuk berjabat tangan.

"Lee Minho" katanya. Minho terkekeh merasakan tangan dingin seperti es itu.

"Pasti kau sangat hebat memasak" kata wanita itu lagi. Minho tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Tidak juga, aku masih belajar" katanya.

"Kau merendah, aku berharap aku dieliminasi di babak pertama" kata Ayu dengan sedih.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku tidak suka memasak, aku dipaksa ibuku untuk ikut. Dia ingin aku seperti kakak tapi jujur saja aku tidak hobi" katanya sedih.

"Kakak mu seorang chef??" Tiba-tiba terdengar suara pengunuman. Ayu langsung melambai dan pergi meninggalkan Minho.





Babak pertama pun tiba, semua peserta benar-benar sangat antusias dalam mengikuti perlombaan ini. Minho pun demikian dia memperlihatkan semua keahlian memasaknya di sana.

"Aww" katanya tiba-tiba terkena cipratan minyak.

"Kau ini benar-benar tidak bisa memasak kenapa ikut?" Suara galak itu membuat Minho terkejut. Jujur dia adalah orang yang sangat jarang dibentak.

"Maaf Chef" katanya. Dia kemudian kembali fokus. Minho benar-benar gugup saat Chef galak itu melihatnya memasak. Seketika dia jadi grogi.

"Hmmm ckk" tiba-tiba dia pergi meninggalkan Minho. Minho menghela napas pelan dan kembali melanjutkan memasak.

"Kalian hanya punya waktu 1 menit lagi, lebih dari satu menit ada yang masih memasak. Kalian akan keluar" kata salah satu dari tiga Chef di sana.

Semua orang nampak panik dan mereka berusaha menyelesaikan masakan mereka dengan cepat. Minho merasa lega karena masakannya sudah selesai tepat waktu.

"Tiga"




"Dua"






"Satu"



"Angkat semua tangan kalian" katanya. Semua peserta mengangkat tangan mereka.

Jam penilaian pun dimulai, semua orang benar-benar terlihat pucat pasi menunggu Giliran dipanggil.

"Ayu" suara itu membuat wanita itu menelan ludah dan maju ke depan dengan sepiring makanannya.

Mereka makan masakan itu, tapi entah kenapa semua orang mengambil tisu dan melepehkan makanan yang dibuat olehnya.

"Kau ini ingin ikut ajang ini untuk apa?" Tanya salah satu Chef wanita di sana. Ayu menunduk pelan.

"Jawab!" Suara itu membuatnya mendongkakan kepala.

"Aku ingin menunjukan pada keluarga ku bahwa aku bisa memasak" katanya. Semua orang menertawakannya.

"Tapi sepertinya mereka akan kecewa karena kau hanya menyajikan sampah di sini" kata Chef yang bertato itu. Ayu hanya diam dan mengangguk.

"Bawa makanan mu, dan makan sendiri" katanya sambil memberikan Ayu kembali masakannya.

Semua orang menjadi takut saat mendengar itu. Termasuk Minho tiba-tiba dia menjadi tidak percaya diri dengan masakannya.

"Selanjutnya" kata mereka.

Satu persatu pun dipanggil, dan kini adalah Giliran Minho yang maju. Jujur melihat tatapan ketiga juri itu membuat Minho gugup.

"Hmmm lumayan enak" kata salah sayu juri wanita itu.

"Kau benar lumayan enak, Chef Chan ayo coba" katanya. Pria dengan tato itu kemudian mencoba makanan Minho.

"Hmmm tidak terlalu buruk" katanya. Minho pun tersenyum manis mendengarnya.

Mendapatkan penilaian itu membuat Minho menjadi lebih percaya diri. Dia lalu mengambil masakannya dan kembali.






"Lee Minho" suara itu membuat Minho lega. Dia akhirnya sampai di babak berikutnya.

Setelah acara selesai, Minho pun melepaskan celemaknya dan keluar dari sana untuk menemui kedua orang tuanya.

"Minho kau memang hebat sayang" kata sang ibu sambil mengusap rambut Minho dengan sayang. Mereka kemudian berpelukan dengan ceria.

"Ayo kita rayakan" kata wanita itu sambil membawa putra kesayangannya pergi.

"Kak Minho" suara itu terdengar. Membuat ketiga orang itu menoleh pelan.

"Ayu" katanya. Wanita itu kemudian berlari dan mendekat.

"Selamat ya Kak, kau berhasil lolos" katanya bahagia. Minho tersenyum pelan tapi dia agak sedih.

"Kau tidak lolos" katanya. Ayu mengangguk senang.

"Iya aku senang tidak lolos" katanya.

"Tapi pasti kau sedih, mereka memaki masakan mu tadi" katanya. Wanita itu mengangguk dan tertawa.

"Aku kan memang tidak bisa memasak, sekali lagi semangat ya" katanya. Dia lalu melambai ramah pada mereka.

"Anak itu manis" kata ibu Minho.

"Tapi anak ayah dua kali lipat lebih manis dan tampan" katanya sambil mencubut pipi Minho.

"Ayah ini bukan di rumah" kata Minho malu.














TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang