MASTER CHEF 🍽 : V

861 106 2
                                    

"Kenapa tidak mau berhenti" kata Minho semakin panik. Tiba-tiba pintu itu terbuka dan seorang berpakaian Chef masuk ke sana.

"Aduh kau ini kenapa hanya diam?" Tanya pria itu langsung mendekat ke arah Minho.

"Darahnya tidak kau berhenti" kata si manis berkaca-kaca.

"Ck kau saja yang tidak bisa" katanya. Dia mengambil tangan Minho dan perban. Pria itu merekatkan perban itu ke tangan si manis.

"Siapa yang menyuruh mu menangis?" Tanya pria itu saat tatapan mereka tak sengaja beradu.

"Dasar cengeng" katanya. Minho menunduk takut. Pria ini selalu galak dan kasar.

"Aduh pelan-pelan" kata Minho saat Chris melepaskan perban penuh darah itu.

"Aaa perih" kata Minho saat pria itu meneteskan obat merah. Dia kemudian kembali membalutnya dengan perban bersih.

"Sudah" katanya. Minho akhirnya bernapas lega. Pria di depannya ini seperti menyiksanya.

"Ayo kembali ke dapur jangan malas-malasan" katanya.

Minho hanya membantu Chris mengambilkan barang-barang. Karena tangannya sakit dia jadi terbatas mengerjakan sesuatu.

"Sudah kau pergis aja, aku bisa kerjakan sendiri" kata pria itu. Minho agak kecewa lalu dia pergi dan mengerjakan pekerjaan lain.

"Chef maaf kan kami, besok kami akan berusaha untuk lebih baik" kata mereka pada Chris yang sudah kesal saat itu.

"Bawalah pekerja yang lebih berguna" katanya sambil menatap Minho. Pria manis itu menunduk takut, dia menjadi merasa bersalah pada mereka.

Setelah Chris pergi, mereka semua menjadi lega.

"Huh akhirnya harimau pergi" kata JB merasa lega.

"Dia sangat galak, entah kenapa dia bisa begitu" kata Sana pada mereka.

"Tapi jujur saja dia yang paling pandai memasak, dan pelanggan pun sangat suka masakannya" kata salah satu dari mereka.

"Kau lupa ya dia itu dari luar negeri, levelnya berbeda" kata yang lain. Minho hanya diam mendengar mereka bercerita.

"Pantas saja saat aku membaca mana di bajunya nama asing" gumam Minho.

"Christopher Bang" batinnya.

"Minho tidak udah khawatir ya, Chef Bang memang seperti itu. Nanti pasti kau akan biasa" katanya. Minho pun mengangguk pelan.




***




Lama kelamaan Minho menjadi lelah pergi bolak-balik dari restoran ke rumahnya. Hampir sebulan dia bekerja di sana. Cukup lelah tapi Minho belajar sangat banyak sekali.

"Apa aku pindah saja ya?" Gumam Minho sambil memijat kakinya di halte bis itu.

"Aku akan tanya ibu dan ayah dulu, sekalian mengatakan bahwa aku sudah bekerja" kata Minho.

"Ayu?" Minho terkejut saat melihat sekarang wanita berjalan dengan hoodie itu.

"Kak Minho?" Tanyanya. Dia kemudian langsung menghampiri Minho.

"Kakak kenapa malam-malam sendirian di sini?" Tanyanya. Minho lalu menceritakan semuanya.

"Ohh jadi begitu ya, aku sangat sedih karena kakak dieliminasi" katanya sambil memperlihatkan wajah sedih.

"Tidak masalah mungkin nanti aku bisa ikut lagi" katanya.

"Lebih baik jangan kakak, jurinya sangat galak dan membuat mental kita sakit. Sebaiknya kakak melakukan hal lain, seperti bekerja" katanya. Minho hanya mengangguk, namun apa yang Ayu katakan benar.

"Ayu kau tinggal di sekitar sini?" Tanyanya. Wanita itu mengangguk dan menunjuk ke sebuah gedung apartemen yang berseberangan dengan restoran tempatnya bekerja.

"Di sana Kak, tapi sepertinya aku akan pindah" katanya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Aku diterima di Universitas X sangat jauh dari sini" katanya. Minho pun mengangguk pelan.

"Aku juga sepertinya akan pindah ke sini" katanya.

"Oh begitu ya? Kau mau tidak menyewa tempat ku? Kak Minho mengatakan bekerja di restoran itu kan? Apa kakak mau? Apartemen dan restoran ini sangat strategis jadi kau tidak udah bangun pagi untuk pergi berangkat kerja" katanya. Minho pun mengangguk, benar juga.

"Aku akan pergi dua hari lagi, semua barangnya sudah siap. Setelah aku pergi aku akan langsung memberitahu ibu pemilik tempat ini jika kau akan pindah. Soalnya apartemen ini benar-benar incaran banyak orang Kak, tempatnya sangat strategis di sini" jelasnya. Minho pun mengangguk.

"Boleh juga, nanti kabari aku ya" jawab Minho.




***



Untuk pertama kalinya Minho bangun kesiangan. Dia terlihat berantakan saat berangkat.

"Minho rambut mu" kata JB saat seniornya itu melihat pria manis itu datang. Si manis menunduk memohon maaf atas keterlambatan yang dia lakukan.

"Maaf Kak aku telat" katanya. Pria itu mengangguk kemudian dia menggiring Minho ke ruang ganti.

"Ayo Minho sebelum ada yang melihat" katanya. Minho mengganti pakaiannya dengan gugup, dia benar-benar malu saat ini.

"Ada Chef Bang sekarang, sebaiknya kau jauh-jauh dari pandangannya apalagi pagi ini suasana hatinya benar-benar sangat tidak baik. Aku takut dia memarahi mu" kata JB. Minho pun mengangguk dan mengekor padanya.

Dapur benar-benar sangat keodit hari itu, semua orang melakukan pekerjaan dengan gerak cepat. Apalagi Chef yang galak dan tegas itu tidak akan membiarkan mereka leha-leha bahkan semenit pun.

Minho yang tadinya bekerja dengan seniornya dipanggil oleh pria itu untuk membantunya. Tapi untung tidak ada insiden yang terjadi.

"Terima kasih atas kerjasamanya" kata Tim dapur itu pada semua orang di sana. Semuanya menunduk dan pergi ke ruang ganti.

"Minho kau baik-baik saja kan?" Tanya Sana pada pria manis itu. Minho terkekeh pelan dan mengangguk.

"Dia benar-benar tidak berubah ya, si galak itu" timpal Seungmin yang juga adalah senior Minho. Sebenarnya Seungmin lebih muda darinya karena dia bekerja lebih dulu jadi Minho menyebutnya senior.

"Jangan dihiraukan, aku yakin dia akan jadi perjaka tua. Mana ada wanita atau pria yang mau dengan pria seperti itu" balas JB. Semua orang di sana nampak tertawa lepas memdengar itu.







TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MASTER CHEF [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang